Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2006

Reading Signs from Merapi

[Foto-foto di Merapi] Ketika November 2005 saya menginjakkan kaki untuk pertama kali di puncak gunung Merapi, saya tak pernah membayangkan jika kini Merapi siap-siap meletus. Cuaca waktu itu sangat cerah hingga puncak gunung yang dinamai Puncak Garuda bisa dinikmati dengan leluasa. Sepanjang pendakian, gunung Merbabu terlihat anggun tepat di belakang punggung. Letak Merbabu tak jauh dari Merapi. Setiap kali saya dan kawan-kawan lelah mendaki, kami beristirahat sambil memandangi keindahan Merbabu. Hal yang sangat menghibur dan kami berjanji jika ada waktu akan mendaki Merbabu juga. Akhir Maret tahun ini, tercapai juga keinginan itu. Meskipun dibayangi cuaca yang kurang bersahabat, kami tetap membulatkan tekad untuk menaklukan puncak Merbabu. [Foto di Merbabu] Namun sepertinya memang bukan saat yang tepat. Hingga hamir mendekati puncak, cuaca buruk tak henti-henti. Hujan badai dengan angin yang sangat kencang. Hawa dingin yang benar-benar memporakporandaka

Mengantuklah

Terbangun di tengah malam dan mencari kantuk yang hilang namun tak bisa ditemukan, apa yang bisa dilakukan? Mencari sesuatu dalam kulkas untuk menimbun kalori? Membaca buku? Browsing? Buka email? Saat seperti ini, saya baru menyadari bahwa kantuk itu anugerah.

Dicacah Cacar

Akhirnya, virus itu mampir juga: cacar air! Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika saya harus mengidapnya. It's about long weekend: empat hari! Saya sudah merancang sejumlah kegiatan untuk mengisinya. Kamis ada pemotretan, Jumat rencana meeting dengan sejumla pihak, walaupun libur, Sabtu berencana ke klub foto dan klub sastra, dan bahkan ada pemotretan juga, Minggu baru istirahat. Maksud istirahat di sini bukan berarti juga seharian di rumah. Biasanya, selain ke gym, mungkin saya akan ke toko buku. Pulang pemotretan di hari libur pertama, saya merasakan badan saya mulai limbung. Jumat pagi, badan sudah berasa mengigil, pusing, dan panas. Saya memilih tinggal di rumah, kecuali sejumlah janji yang sangat penting yang tak bisa saya hindari. Sabtu malam saya menemukan sejumlah bintik merah di beberapa bagian tubuh. Minggu pagi, bintik merah makin banyak. Saya pergi ke rumah sakit dan seseorang berbaju putih di sana memvonis bahwa saya positif kena cacar. Minggu mal

FPI Yes! FPI No!

Siapa pun yang berpikir arif, akan menilai bahwa bentrokan pendukung Gus Dur dan Front Pembela Islam adalah suatu kebodohan belaka. Mereka berseteru untuk sebuah perjuangan atas sebuah keyakinan bahwa masing-masing dari mereka sedang mengibarkan bendera kebenaran yang paling benar. Kasihan sekali. Entah kenyamanan berupa apa yang mereka peroleh dari pemimpin yang dipujanya atau bahkan dari organisasi yang menaungi hingga mereka rela mempertaruhkan hidup demi fanatisme buta. Hmm, jika saya sampai harus melakukannya, saya sudah harus memiliki jaminan bahwa susu untuk anak saya dalam stok yang aman, tabungan dengan jumlah cukup untuk anak dan isteri, dan asuransi, baik kesehatan maupun kematian yang boleh diklaim jika sesuatu hal buruk terjadi sama saya selama ‘perjuangan’ saya itu. Well, namanya orang merdeka, mereka memang berhak memilih dan melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan. Gus Dur, Sarumpaet, dan mungkin ribuan masyarakat menghendaki agar FPI dibubarkan saja. Sepak terjang

DaWriter Code

Saya pernah mengira bahwa menjadi seorang penulis adalah menjadi orang yang paling bebas di dunia. Bayangkan saya dapat menuangkan segala ide, pendapat, hingga analisis ke dalam tulisan. Bahkan cita-cita saya kelak akan meninggalkan semua profesi yang saya tekuni sekarang, beralih untuk menjadi penulis saja. Saya seorang pluralis. Sekian lama saya membenci nama yang diberikan oleh orang tua saya karena terlalu menunjukkan kedaerahan (sampai akhirnya pasrah dan menerima, justeru menghargainya setelah tahu makna dan maksud mengapa orang tua memberi saya nama itu). Saya menentang pencantuman agama yang saya anut pada Kartu Tanda Penduduk dan dokumen lainnya. Saya tak pernah mengisi kolom agama pada setiap formulir yang harus saya isi. Kekasih-kekasih saya (mantan) beberapa berlainan agama dan suku, tentunya. Orang tua dan keluarga tak pernah ada yang usil karena pilihan saya. Saya sholat, berpuasa, sesuai dengan ajaran Islam. Saya bermeditasi gaya Budha dan berguru ke vihara-viha

Jesus, Jews, Juice

Saya kagum dengan sikap para wali gereja di Indonesia yang bersikap adem, seadem juice, untuk tetap membiarkan film DaVinci Code tetap beredar di Indonesia. Sikap tersebut pun diikuti hampir semua penganut dan kelompok-kelompok Nasrani. Catatan dari saya, diantaranya: 1. Adanya kedewasaan berpikir dan bertindak dari pihak gereja dan umatnya, untuk tidak terprovokasi dan kuatir yang berlebihan. Ketika mereka yakin bahwa kisah yang difilmkan adalah fiktif, tak penting untuk buang-buang energi dan waktu untuk bereaksi menentang peredaran film tersebut. Para wali gereja percaya bahwa film ini tak akan menggoyahkan keimanan umat kristiani. 2. Sikap menentang yang berlebihan seperti yang dilakukan oleh India, Thailand. dan bahkan Vatikan akan hanya berakibat diskusi hebat yang mempertanyakan kebenaran kisah dari film/novel tersebut. Hal tersebut juga akan berpotensi menuai underestimate dari penganut agama lain yang menganggap bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling baik. Saya

DaVinci Code

Menyaksikan film yang diangkat dari sebuah novel, siap-siap saja menerima kejutan. Bisa manis, bisa hambar. Bisa lebih sederhana dari kisah aslinya, bisa lebih spektakuler. Tentu saja dengan selusin alasan. Jika dengan membaca buku DaVinci Code karya Dan Brown itu anda menemukan sejumlah 'rasa' petualangan, jangan harap di filmnya akan merasakan hal yang sama. Walaupun ide besarnya adalah pemburuan 'harta karun' untuk mematahkan sebuah mitos yang kadung dipercaya oleh jutaan umat di dunia, film ini tak seseru Indiana Jones atau bahkan National Treasure . Saya merasakan pemilihan Tom Hank terlalu dipaksakan untuk menggambarkan sosok seorang professor yang piawai memecahkan berbagai kode. Saya seperti masaih melihat Forrest Gump yang disembuhkan dari idiotnya. Tom Hank tampil tak terlalu memukau. Hal yang mengganggu lainnya adalah dengan menghilangkan dialek Prancis aktris Audrey Toutou . Dengan hawa Prancis yang begitu kental dari awal hingga akhir,

Mimpi UFO

Mimpi. Berada pada sebuah ruang terbuka, tanah lapang. Udara terang. Ketika menengadah, tampak sosok tabung-tabung raksasa saling berhubungan. Bentuknya tidak biasa. Melayang. Tepat di atas kepala. Buru-buru saya mengeluarkan kamera dan membidik. Benda itu menjauh, namun kemudian mendekat lagi. Pesawat luar angkasakah? Namun tidak seperti piring terbang yang bentuknya sangat sederhana. Well, memang tidak terlalu penting. Tapi bagi saya yang selalu menggunakan pendekatan semiotik untuk menterjemahkan mimpi, mengetahui arti mimpi semacam itu sebagai tantangan tersendiri.

Soeharto is Dying: Memanfaatkan, Memaafkan

Tua, kaya, dan terhormat. Jika kelak anda merasakan, betapa bahagianya. Menjadi tua merupakan hal yang tak bisa dihindari karena semua makhluk akan mengarah ke sana (jika panjang umur). Kaya adalah dampak dari rezeki besar. Sementara untuk dapat penghormatan sebagai makhluk terpuji, itu berkat perbuatan kita selama hidup. Soeharto semakin kritis kesehatannya hari demi hari. Menghitung hari, akankah menjadi lebih sehat atau justeru pass away . Separuh rakyat yang pernah dibawahinya masih menyimpan kegeraman karena apa yang telah beliau perbuat kepada negeri ini. Sebagian rakyat yang pernah dimakmurkannya, gelisah. Soeharto tua, memang. Soeharto kaya, pasti. Soeharto terhormat, silakan bantah. Segelintir penguasa menginginkan Soeharto tetap terhormat, sebagai bekas kepala negara. Lalu diterbitkanlah surat sakti agar pemeriksaan atas segambreng kasus yang melibatkannya dihentikan. Banyak orang kecewa. Menuduh pemerintahan kini berkhianat terhadap semangat reform. Tua, kaya, tak terhormat.

Soeharto: Dying

Banyak orang berharap agar Soeharto diadili atas suatu keyakinan betapa beliau melakukan aksi memperkaya diri sendiri, keluarga, dan kroninya. Sebagian orang merasa perlu melupakan. Sebagian lain, apathis. Saya tak merasa harus marah ketika beliau mendapatkan berkah dari pemerintah atas pengehntian penyelidikan atas dirinya. Walau pun jika beliau terus diadili, tak akan membuat saya sedih. Soeharto pernah memimpin negeri ini. Itu fakta. Soeharto dituduh korup, ada yang meragukan? Bukan tetangga, bukan kerabat. Saya belum sekalipun melihat beliau dengan mata kepala sendiri. Mungkin sebuah pengalaman berharaga jika sekali saja bisa melihat dia langsung. Namun, entah kenapa, saya begitu sering memimpikan beliau, meskipun kenyataannya, saya tak pernah mengidolakan. Pun tak membencinya berlebihan. Beberapa mimpi yang bisa saya ingat, misalnya: saya sedang menyiangi rumput di halaman istana Bogor dengan mbak Tutut. Keluar dari mulut saya ucapan bahwa Soeharto semasa mudanya pe

Meal Time, Danger Time

Pernah lihat iklan tv 'Nutricia Meal Time'? Seru banget, saya suka. Visualnya tentang bayi-bayi (about 1 or less than 1 year, i guess) bermain masak-masakan. Bikin sup dengan kuah bergolak. Hmm. Pasti iklan tsb disuka ibu-ibu dan bahkan anak-anak. Cuma saya merasa kuatir. Bayangkan, jika anak-anak balita saya keukeuh mau membantu pembantu atau mama-nya di dapur karena terinspirasi iklan tsb. Padahal bayangkan, balita saya masuk dapur aja udah bikin saya senewen. Tersiram minyak panaslah, inilah, itulah. Apakah saya parno?

Halo! Saya Punya Ide buat Kalian!

Saya menghubungi seorang kawan, minta bertemu untuk membicarakan sebuah proposal kerja sama. Waktu pertemuan telah disepakati bersama. Saya menyiapkan hari saya dengan sebuah perencanaan yang sederhana saja sebetulnya. Karena janji adalah komitmen, maka saya dedikasikan waktu, tenaga, pikiran, dan segalanya untuk menyempurnakan komitmen itu. Apalagi dalam hal ini, saya yang sedang memburu kawan saya itu untuk barangkali dia bisa membantu. Saya selalu mengupayakan agar berpikiran positif dan tidak berprasangka. Dalam kasus ini, saya memposisikan diri sebagai diri saya sendiri. Saya akan bergembira bukan main jika misalnya, ada seseorang datang bahkan jika pun saya belum kenal dia sebelumnya, mengajukan ide untuk kerja sama. Saya mungkin perlu berkorban waktu untuk menerima dia. Menyisihkan waktu luang. Meluangkan tenaga, perhatian, dan pikiran untuk mendengarkan dan mnerima apa yang dipresentasikan orang tersebut. Masya allah, jika ternyata ide orang itu justeru akan menyelamat

Nokia Dukung Pornography?

sudah lihat majalah berlogo siluet kepala kelinci KAU TAHU APA yang terbit jumat ini? seru bener perjuangan mereka hingga akhirnya terbit. saya sendiri tidak terlalu mendukung ruu app. tapi sejumlah orang di luar sana rela-relaan mengencangkan urat leher agar suaranya didengar dan didukung oleh mayoritas penduduk negeri ini. walaupun isinya tidak porno, tapi karena nama dari majalah KAU TAHU APA itu sudah menjadi persepsi, kata mereka. kalo, majalah KAU TAHU APA identik dengan pornografi, mestinya para pengiklan yang turut beriklan di majalah itu bisa dianggap setuju dengan pornografi. seperti misalnya nokia yg secara extravaganza beriklan di situ.

Ujian Nasioal, Mungkinkah Bersih dari Oknum?

Ujian Nasional para siswa sekolah lanjutan sedang berlangsung. Berbagai cara diupayakan agar kebocoran soal tidak terjadi. Namun, semakin ketat pengawsan, semakin cerdas pula para oknum melakukan kegiatannya. Ada kebutuhan dari orang tua agar nilai-nilai yang diperoleh anaknya bagus, sehingga menaikkan gengsi atau nilai tinggi memang dibutuhkan untuk masuk ke sekolah lanjutan atas atau perguruan tinggi tertentu yang mensyaratkan nilai ujian akhir harus tinggi. Ada juga kebutuhan uang dari kalangan yang seharusnya menjaga soal agar soal ujian tidak bocor, tapi justeru dibocorkan. Saya pernah terlibat dengan praktek bisnis joki, ujian masuk perguruan tinggi negeri. Dari sana, saya bisa tahu bagaimana kebocoran itu terjadi. Lalu maklum, seketat apa pun pengawasan, kebocoran itu tetap akan ada.

Dancing Police

Polantas, kini menari di jalanan Jakarta. Pemandangan Jakarta jadi lebih semarak. Mereka memang masih terlihat malu-malu bergoyang ke kiri dan ke kanan. Mudah-mudahan kreativitas yang inovatif ini diterima dengan positif oleh masyarakat, sebagai wujud niatan polantas tampil lebih manusiawi, ramah, dan hangat. Sayang,mereka menari masih dengan gerakan sederhana. Idealnya dibuatkan koreografinya. Beberapa gerakan tarian, jika dilakukan dengan benar akan berdampak pada pembentukan tubuh. Polantas kita banyak yang sudah gendut. Ide polantas menari di jalanan, sebetulnya bukan ide baru. Beberapa tahun lalu, polantas Bangkok pernah mempopulerkan gerakan ini. Mereka menari dengan lincah layaknya penari hip hop, sambil mengatur arus lalu lintas.

Photo Journal: Waisak 2050, Monk to The Prayers

Photo Journal: Waisak 2050, Monk to The Prayers

Photo Journal: Waisak 2050, Monks

Photo journal: Waisak 2050, Prayer

Photo Journal: Waisak 2050, Mic

Photo journal: Waisak 2050, The Pillar

Waisak is the great day for Budhist. Saya berkesempatan mengunjungi vihara Dhamma Chakka, Sunter. Lebih beruntung lagi karena saya mendapatkan tempat terhormat di dalam vihara utama, di samping bhiku, di belakang, di depan.

MI3

Very entertaining, eventhough some people try to boycott . Just because Tom Cruise is a scientolog . Who cares?

Tilang Semanggi

Dari jam 6 am ke 10 pm, kendaraan roda dua tak boleh masuk jalan Sudirman jalur cepat. Termasuk masuk melalui jalan Subroto turun melalui lingkar Semanggi. Bisa-bisa dihentikan polisi yang sedang bertugas. Cuma ada tiga kemungkinan: Diperingatkan lalu disuruh jalan, dimintai uang, atau ditilang. Masyarakat non polisi tak boleh lewat, tapi jika polisi boleh-boleh saja lewat. Bukankah mereka raja jalanan? Harus paham gesture dan bahasa polisi. Jika anda salah, sebaiknya mengaku salah. Tunggu saja apa instruksi polisi selanjutnya. Jika polisinya plintat-plintut apalagi ditambah senyum atau nyengir tak beraturan, bisa jadi dia minta kita maklum untuk bisa membaca pikirannya.

Labour Attack, Going Home

Pulang. Jam kerja sudah habis. Bukankah kebiasaan buruh juga pulang 'teng go'? Jika pulang telat, apa perusahaan akan membayarkan uang lembur hari ini? Tentang bagaimana hasil dari demontrasi seharian ini? Terserah tuhan saja. Jika tak dikabulkan dewan, kan masih bisa demo lagi.

Photo Journal: Labour Attack, The Police and A Photographer

Tak hanya jurnalis foto dari sejumlah media, ajang demo kali ini pun ramai dimanfaatkan para pehobi fotografi. Bagi saya, selain hobi, moment ini saya gunakan untuk membuat stock shoot. Saya membuat rekaman video. Perusahaan dimana saya bekerja adalah video dan multimedia production. Perlu banyak membuat stock shoot tentang apa saja karena sewaktu-waktu bisa saja dibutuhkan. der="0" alt="" />

Photo Journal: Labour Attack, Revise!

On the same angle. Before and after the police came out from the parliament building forcing the demonstrant to leave.

Photo Journal: Labour Attack, The Watchers

Photo Journal: Labour Attack, The Women

Photo Journal: Labour Attack, The Chaos

Inilah pengalaman pertama saya merasakan dampak dari gas air mata. Mata perih hingga air mata dan bahkan cairan hidung tak berdung, pedas di mulut, panas di wajah. Membuat dekomentasi di tengah kerusuhan, betul-betul seru, mendebarkan. Sempat ikut panik ketika massa berlarian karena serangan polisi. Selebihnya, saya menganggap pengalaman ini sangat mengasyikkan.

Photo Journal: Labour Attack, Reflection

Water canon digunakan pihak kepolisian untuk membubarkan kerumunan demonstran. Berhasil. Secara bersamaan, gerombolan polisi pada gerbang yang terbuka keluar mendesak.

Photo Journal: Labour Attack, The Callouts

Photo Journal: Labour Attack, Message on The Street

Anggota dewan sebaiknya perlu mulai percaya, bahwa angka 13 memang angka sial. Mungkin jika revisi undang-undang diberi nomor 14 atau nomor lainnya, tak akan mendapat penolakan sedemikian gencar.

Labour Attack: About Semanggi

Jika saja tamu kantor tidak ribut soal tayangan breaking news di televisi, saya masih akan berkutat dengan sejumlah proposal yang harus segera selesai. Meskipun ada televisi, saya memberlakukan kepada teman-teman di kantor untuk tidak menyalakan tv selama jam kerja, kecuali jika ada perlu. Apa yang ditayangkan televisi tentang aksi buruh di depan gedung MPR/DPR benar-benar memancing saya untuk mendatangi tempat tersebut. Waktu pagi hari ini saya berangkat kerja melewati gedung MPR/DPR, saya memang telah menyaksikan banyak kendaraan besar berdatangan. Tidak tahu demo untuk apa lagi. Atas nama entah apa, pergi juga saya dengan sebuah kamera dan handy cam.

Demontrans Attack, Again!

Since early in the morning, the labours came from places around Jakarta 'attacking' DPR building. A demonstration would be held for asking parliament to cancel the revision of Labour Regulation no. 13/2003 . Mereka meninggalkan pabrik tempat mereka bekerja pada waktu yang seharusnya bekerja. Karena para buruh tak bekerja, produksi dihentikan. Pengiriman barang tertunda. Perusahaan merugi. Dampak demo pun menjadikan kemacetan yang meresahkan banyak pihak. Saya pribadi, menilai bahwa demo seperti ini sebaiknya tak perlu dilakukan. Apalagi, biasanya aksi anarkis selalu saja ada. Tak saja merugikan materi, kadang fisik dan nyawa.

Logo Kembar ESIA - ACER

Apakah sebuah kebetulan jika logo ESIA , produk telekomunikasi dari Bakrie Telecom memiliki sebuah kemiripan dengan logo ACER Empowering Technology ? Kemiripan ini bisa dilihat dari segi warna dan bentuk.

May Day: The Silence

May Day: The Orators