Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2006

Grand Lembang, Grand Issue

Akhir-akhir ini gencar sekali email yang tersebar tentang testimoni negatif dari sejumlah tamu Grand Lembang hotel di Bandung. Lalu pihak hotel memberi tanggapan. Kurang lebih seperti berikut: ERRESA GRAND wrote Wed, 23 Aug 2006 02:12:57 -0700 Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih atas fwd millistnya. Berita yang ada di millist adalah tidak benar dan sangat mengada-ngada. Hal tersebut dapat dibaca dari rentetan berita yang berusaha di jelaskan oleh "oknum", di hotel manapun tidak ada client yang C/I di sodorkan hotel agrement bermatrai serta masih banyak lagi kejanggalan-kejanggalan dalam pemberitaan tersebut. Hingga saat ini kami belum menemukan siapa pelaku dari semua ini serta apa maksud dan tujuan dari "oknum" tersebut. Apabila keinginan si "oknum" adalah untuk menjatuhkan nama baik hotel, maka sebisa mungkin kami dari management merasa tertantang untuk melakukan peningkatan pelayanan yang lebih baiklagi. Bahkan hingga saat ini Grand Hotel Lembang t

Snakes on A Plane

Jika Anda bukan penyuka thriller, sebaiknya tidak menonton film ini. Jika Anda bukan penyuka 'Animal Planet', sebaiknya juga tidak menonton film ini. Terlalu tegang untuk sekedar mencari film yang menghibur. The Snakes on A Plane bukan film laga. Bukan juga laga. Seseorang membuat lelucon dengan mengambil potongan salah satu film Indiana Jones yang ternyata mirip dengan thema film ini. Maka jadilah Indi yang takut sama ular.

Break Up

Lelah rasanya menyaksikan dua orang yang terus bertengkar. Semua hal dijadikan alasan untuk memulai perkelahian. Positifnya, saya bisa berkaca. Ketika pikiran sedang kusut, semua persoalan memang terlihat keruh.

Mendadak Dangdut

Jika ingin nyaman mendengarkan lagu-lagu dangdut tanpa kuatir diusili oleh orang, tengoklah 'Mendadak Dangdut'. Dan bagaimana musik jenis ini hidup dan merasuki masyarakat gang senggol, Anda akan maklum. Sangat menghibur. Semula, saya berpikir bahwa film ini akan mengingatkan saya pada 'Kejarlah Daku Kau Kutangkap'. Tapi rupanya tidak. Jika di film KDKK dangdut hanya sebatas musik latar. Pada MD, dangdut justeru menjadi suguhan utama. Sayang, Titi Kamal yang menjadi tokoh sentral di film ini agak tampil maksa. Atau karena skenarionya yang memang belum matang? Bayangkan, jika Anda mendedikasikan hidup sebagai musisi, mulai dari menulis lirik dan menciptakan musiknya, Anda akan menyukai kegiatan dari hulu hingga hilir. Termasuk kegiatan tampil di muka umum. Baik panggung maupun on air radio, misalnya. Namun yang digambarkan di MD, Patrice-tokoh yang dipernakan oleh Titi Kamal, sangat tidak suka beramah tamah. Bahkan dia sangat terlihat jutek ketika me

Adang, Balon Gubernur DKI

Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Adang Daradjatun , mnecalonkan diri untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta mendatang. Pemilihan gubernur kali ini, akan dilakukan secara langsung oleh warga Jakarta. Saya memprediksi kampanye para calon akan sangat ramai. Penuh janji, penuh intrik, penuh ide. Bayangkan, seorang pejabat Polri memimpin provinsi seperti Jakarta! Apakah kriminalitas akan bisa ditekan? Apakah volume uang yang dikorupsi para pejabat pemerintah dan swasta akan berkurang? Akankah teroris takut? Akankah FBR gentar? Bagaimana dengan prostitusi, judi, peredaran uang palsu dan narkoba? Apakah kesejahteraan para polisi lalu lintas akan meningkat sehingga mereka tak perlu lagi tilang sana tilang sini? Akankah ia disayang preman? Dicinta pengusaha? Dielukan kaum marjinal? Dimanja militer? Lalu diam-diam ia menyelenggarakan Adang Daradjatun Cup . Acara menghimpun masa agar nama dan eksistensi dia diketahui orang, tentunya. Kampanye terselubung yang mestiny

Payudara Biru RCTI

Jika Anda sempat menyaksikan acara yang disiarkan langsung pada peringatan ulang tahun RCTI, Kamis malam, 24/08/06, Anda akan terkesima dengan insiden kecil 'payudara biru RCTI'. Atau mungkin juga Anda tidak perlu perduli. Acara yang selain diisi oleh banyak artis populer negeri ini, juga menampilkan para komedian ibukota. Sebut saja Tukul, Tata Dado, Taufik Savalas, dan Narji. Sejumlah pelawak ini memparodikan kegiatan penjuarian Indonesia Idol.Tukul berperan sebagai Indra Lesmana, Tata Dado sebagai Titi DJ, dan sebagainya. Sementara Indra Bekti berlaku sebagai kontestan. Sesuai script, belum selesai kontestan menyanyi, para juri sudah melemparkan kritik-kritik. Tessy dengan dandanan khas-nya, melabrak para juri. Entah karena improvisasi yang berlebihan atau memang sesuai dengan blocking, Tessy yang menggunakan baju atasan dan rok, melompat ke atas meja juri. Tessy berdiri dan beguling-guling di antara para 'juri' gadungan itu. Masya Allah, baju atasan Tes

Korupsilah, Celakakan Keluargamu!

Rasanya sudah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengkampanyekan 'hentikan korupsi'. Korupsi adalah pencurian, korupsi adalah haram. Belakangan saya membaca sebuah email yang menilik korupsi dari sudut yang berbeda: hukum kekekalan energi. Jika kau nafkahi anak isterimu dengan uang korupsi, maka anak-anakmu akan menjadi rusak. Menakutkan, bukan? Saya rasa ide ini bisa disosialisaikan lewat berbagai ceramah di setiap pertemuan, dakwah di perkumpulan pengajian, saat sembahyang Jumat, termasuk ceramah para pendeta.Karena korupsi dilakukan oleh siapa saja! Saya ingat komentar Ibu saat saya kecil. Ada tetangga-tetangga beranak banyak yang setiap saat membuat seisi kampung gempar. Sebentar-sebentar anak lakinya menghamili perawan orang, sebentar-sebentar anak perempuannya dihamili oleh anak lelaki orang. Ibu saya bilang, nafkah yang diberikan bapak-bapak mereka tak berkah karena hasil korupsi. Saya selalu menyimpan komentar Ibu di lubuk hati yang paling da

Monorail, My Way

Since two weeks ago, my brain has loaded by Monorail Project issues. Bukan untung iseng-iseng tentunya. Ada kaitannya dengan rencana pembentukan tim PR bagi PT Jakarta Monorail. Maka hampir tak kenal waktu, saya kerahkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk memoles image perusahaan ini. My new excitement. Bahkan saya betul-betul tak merasakan arti long week end yang baru lalu itu. Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, hingga Senin... every single moment has contamined by Monorail Project. And I love it. Rumour has it. Some obstacles crashed the company and the project. Something is on progress, another thing had been closed. PR sangat penting. Apa jadinya, jika sebuah organisasi tak melengkapi dengan kegiatan PR.

End of August

Bagaimana jika tanggal 31 Agustus kelak, sesuatu yang tak saya kehendaki terjadi? Gempa bumi di Jakarta, misalnya. Well, my name isn't Jesus Crist. Not even an angel. But a dream I got was visualizing about the date! Very obvious. Just prepare. Maybe isn't the worst, but the nicest.

Independence a La Sutiyoso

Pembongkaran lapangan sepak bola Menteng yang sehari-harinya biasa digunakan sebagai markas Persija, secara kontroversial telah dibongkar. Rencananya akan dijadikan taman terbuka dan sebagian lain akan dijadikan gedung parkir. Para pecinta sejarah dan situs tua berpendapat mestinya gedung yang di bangun pada zaman Belanda berkuasa di Indonesia itu jangan sampai dirubuhkan karena bagian dari cagar budaya. Namun, sesungguhnya jika melihat daftar gedung-gdung mana saja yang masuk cagar budaya, ternyata lapangan Persija tidak termasuk. Saat Pesta Kebun di Taman Panarukan, Sutiyoso menyempatkan diri untuk berpidato. Kurang lebih: "Hai, warga Menteng. Relakan saja gedung itu dibongkar untuk dijadikan taman. Taman hijau seperti dimana kita sekarang berdiri. Jika gedung itu tetap dipertahankan, hanya akan ditempati oleh para oknum. Mereka tinggal dan berbisnis di sana tanpa memberikan kontribusi pada Pemerintah Daerah. Bayangkan juga, jika lapangan bola itu dijadikan tempat bertandin

Independence Women

Ade and Alma about the boat, Sunda Kelapa Harbour.

Independence Boat

Merdeka!

Hari peringatan kemerdekaan. Semua warga negara merasa punya hak yang sama untuk merayakannya. Ada yang sangat anthusias, ada yang santai. Merdeka! Mestinya semua terbebaskan dari segala bentuk keterbelakangan. Namun lihatlah, sorak sorai peringatan hari merdeka malah menjajah kepentingan umum dengan menutup sebagian badan jalan. Di hampir pelosok Jakarta! Di perkampungan padat, aneka jenis lomba tumpah di jalan-jalan raya. Di perumahan mentereng, jalanan juga ditutup untuk membuat festival jalanan. Sama saja dengan masyarakat marjinal yang merayakan pesta hajatan dengan menutup jalan umum. Merdeka, namun boleh menjajah. Tak apa, tokh semua orang akan maklum.

Wajib Berjilbab di Pandeglang

Saya perlu membuat dokumentasi tentang kehidupan guru untuk sebuah assignment. Saya lalu memilih Pandeglang. Dibantu seorang sahabat lama yang juga seorang guru, saya diperkenalkan masuk lingkungan sebuah SMP Negeri di kabupaten Pandeglang. Cuaca Agustus sangat baik. Udara segar mengisi paru. Saya takjub dengan sejumlah aturan yang berlaku di kabupaten itu. Murid lelaki dan perempuan dipisahkan kelasnya. Baik murid maupun guru perempuan wajib menggunakan jilbab, apa pun agama mereka. Aturan tersebut dibuat untuk mendukung rencana pemerindah daerah menjadikan Pandeglang sebagai Kota Santri. Saya juga melihat di beberapa pelosok, mesjid dan mushola berdiri dan dibangun demikian megah. Unsur-unsur eksterior kampung dan kota identik dengan arkitektur kubah mesjid. Untung saja saya tidak tinggal di daerah itu. Saya sangat sangat tidak setuju dengan otoriterism kepemimpinan yang mewajibkan ini itu kepada warga atas nama kepentingan tertentu dengan mengesampingkan kepentingan warga l

Militer Kita Anti Hukum

Menumpang taksi dari arah selatan Jakarta menuju pusat. Melalui jalan Sudirman, Thamrin, ke arah Kebon Sirih. Salah satu jalan terbaik adalah memutar balik di jalan Medan Merdeka Barat. Namun sopir taksi tua yang menyetir, memilih belok kanan dari bunderan air mancur patung kuda. Menurutnya, ia mengikuti mobil sedan merah yang duluan belok. Saya hanya bisa bilang, berdoa saja semoga tak ditilang. Memutar balik, atau belok kanan di area itu terlarang hingga jam 7pm. Saat lampu menyala hijau, betul saja. Taksi diberhentikan oleh polisi. Saya melihat sedan merah butut di depan juga diberhentikan. Lewat kaca mobil yang transparant, saya melihat seorang tentara berseragam hijau duduk menyetir sendiri. Ada dua polisi muda yang bertindak. Pertama yang menghentikan taksi, kedua yang menghentikan sedan merah butut dengan seorang tentara berseragam hijau di dalamnya. sedan merah berhenti, tapi tak lama jalan lagi. Saya melihat polisi kedua memberi hormat dengan sikap tegap yang berlebihan. Sama

partner(s)

tak semua rasa dapat kita dapat dari satu panganan. pangan tertentu ada yang hanya memiliki satu rasa ertentu. bisa juga dua, tiga, atau lebih. tapi tak semua. kita bisa memilih seseorang untuk dijadikan teman saja, teman sekaligus sahabat, saudara saja, saudara sekaligus sahabat, anak buah saja, anak buah sekaligus sahbat, ibu saja, ibu sekaligus sahbat, sahabat saja, sahabat sekaligus rekan kerja... tak ada yang salah, jika masing-masing dari kita saling memahami setiap kapasitas yang dimiliki. saya membiarkan orang-orang datang dan pergi dalam kehidupan saya. ada sebetnar singgah, ada yang dua bentar. ada yang saya tahan, ada yang dengan senang hati saya lepas. memaksakan kehendak untuk memeprtahankan sesuatu yang tidak layak, hanya akan menimbulkan ketidakseimbangan. tak perlulah saya meisalnya, memeprtahankan kekasih jika dari npihak kekasih saya saja sudah tidak ingin memeprtahankan hubungan. saya pernah bekerja sama dengan sebuah team. orang-orang baru. pekerjaa