Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2007

Mimpi Bunda Maria

Saya sedang berada di dalam rangkaian kereta api yang sedang melaju. Entah perjalanan kemana. Bukan untuk plesiran. Rupanya saya sedang bersembunyi, dari gerbong satu ke gerbong lain. Saya sedang dikejar 'Madonna'. Saya melihat perempuan itu mencari saya. Entah mengapa saya harus lari. Tak tahu juga mengapa saya dikejar.

Kampanye 'Malaria No More'

Sebuah kampanye besar-besar untuk menihilkan serangan malaria terhadap manusia sedang digalakkan. Khususnya untuk meningkatkan awareness masyarakat dunia terhadap bahaya malaria dan bagaimana menggalang dana untuk pengobatan dan pencegahan agar tak lagi banyak manusia, khususnya di Afrika , terjangkit malaria. Di sela-sela tayanga American Idols, sekilas tentang gerakan dan yayasan yang menggawangi kegiatan tersebut ditayangkan. Tak kurang dari David Beckham dijadikan endoser. Berikut adalah fakta tentang malaria yang dikutip dari malarianomore.org: Malaria kills more than 3,000 children every day, and over 1 million every year 350 to 500 million cases of malaria occur annually 90% of deaths from malaria occur in Africa Young children and pregnant women are most likely to become severely ill and die from malaria Malaria was eradicated from the United States over 50 years ago, yet more than 40 percent of the world's population is at risk Saya yang pernah mengala

Maybe in May: May I?

Bulan Mei tinggal hitungan hari kita jelang. Waktu mengalir tanpa terasa membawa kita pada suatu masa. "Baru kemarin Jumat, udah mau Jumat lagi." Seorang sahabat berkomentar. Iya, belum lama kita mengisi kesibukan di bulan Mei, eh, sekarang sudah mau Mei lagi. Ungkapan betapa betapa cepatnya waktu berlalu. Waktu tak akan pernah menunggu apakah kita masih berkutat pada sebuah persoalan yang sama sejak beberapa waktu lalu atau sudah berpindah ke masalah lain. Bulan Mei bukanlah bulan kelakar seperti yang memiliki perayaan internasional April Mop. Bukan pula semonumental Desember atau Agustus yang memiliki sejarah besar bagi bangsa kita. Namun di mata para kreatif, kata 'May' adalah sebuah ide brilian. Iklan TV A Mild versi 'may be yes, maybe not' sesaat setelah diluncurkan, benar-benar mencuri perhatian. Iklan jenaka ini dibuat untuk menggantikan versi 'polisi tidur' yang digugat oleh Kepolisian RI.Ketika seorang sahabat lama bertanya kapan saya menikah,

Kini Semua Orang di Dunia Punya Hobi Seragam: Traveling & Fotografi

Pada sejumlah kitab suci agama-agama besar di dunia, tercantum gejala-gejala jika dunia mau kiamat. Untunglah bahwa keseragaman hobi penduduk di dunia bukanlah salah satu gejala itu. Memasuki era digital seperti sekarang ini, hobi orang-orang bisa seragam: traveling dan fotografi! Melihat profil orang-orang pada personal website mereka, seperti pada Friendster, Myspace, Orkut, atau Multiply, ramai-ramai mereka menulis 'traveling dan fotografi' pada kolom hobby. Mereka suka traveling karena hobinya fotografi atau mereka punya perangkat fotografi karena hobinya traveling. Dua kemungkinan yang bisa jadi masing-masing benar. Tidak itu saja, saya melihat bahwa virus digital ini pun telah menjangkiti attitude dan pola pikir masyarakat. Sekian tahu lalu ketika saya memulai hobi fotografi, hobi ini dibilang mahal karena benar-benar mahal. Beli film, beli cairan kimia untuk cuci cetak jika ingin cetak hitam putih, cuci cetak ke studio jika ingin warna. Padahal fotorgafi itu candu. Jik

Beggars Affair

Jika Anda sering menikmati street food entah di kawasan Menteng, Sabang, Pacenongan, Blok M, atau Al Azhar, bahkan di Malioboro, Dago, dan kawasan favorit lain di berbagai kota, Anda perlu menyiapkan sejumlah uang ekstra untuk Anda ikhlaskan kepada para peminta-minta. Tak bisa disebut lagi uang recehan, karena jika recehan ini tak berkencring nyaring di kantong uang mereka, kita akan digerutui. Niat menyumbang jadi mendapat kesal. Ada berbagai macam peminta-minta rupanya: Pengemis. Melintaslah pada sebuah jembatan penyembarangan di sepanjang Sudirman. Anda akan menemukan sejumlah pengemis yang duduk atau rebahan dengan berbagai pose menantang nan fotogenik. Setiap pagi buta, mereka didrop oleh pengasuhnya. Beda dengan preman yang sering berantem karena rebutan lahan perasan, untuk para pengemis, lahan untuk mencari nafkah cenderung aman. Mereka hanya duduk, urusan ditempatkan dimana terserah sang pengasuh. Mereka yang bugar, harus berani tampil kuyu dan seolah penuh kesakitan. Kadang

I 'Kill' Samuel Mulya

Saya selalu menunggu Kompas terbitan akhir pekan lebih penuh suka cita dibanding hari-hari lainnya. Tentu saja, karena saya bisa membaca dua terbitan ini di atas tempat tidur atau sambil mengudap sarapan. Tanpa harus terburu-buru pula. Kadang koran saya terima pagi, bacanya bisa sore menjelang malam. Tak semua artikel saya baca, kecuali semua judul artikel. Ada yang menarik saya baca, tak menarik saya tinggalkan. Salah satu tulisan yang jarang saya lewatkan adalah buah pena Samuel Mulya. Saya tidak tahu bagaimana lelaki jadi-jadian ini [begitu dia meyebut dirinya] bisa tampil setiap minggu di harian nasional sebesar Kompas. Mungkin jika saya akan menjadi pelengkap kekaguman saya. Ringan, jenaka, seringnya mengejutkan. Dengan analogi da ersonifikasi yang sinting dan kadang sinis, Samuel menghidangkan tulisannya dengan gaya hari Minggu yang santai namun pintar. Gaya lelaki (sok) gedongan yang bergaul tengah malam dengan aneka makhluk ajaib yang berhasil menyajikan tak saja topik-top

BFF = Best Friend Forever

Saya menimbang-nimbang selembar surat yang baru saja saya baca. Seorang sahabat terdekat saya menuliskan isi hatinya. Ia rupanya jatuh cinta sama saya. Apa yang harus saya lakukan, padahal saya tak bisa membalas cintanya? Saya tak ingin hubungan persahabatan kami rusak karena urusan cinta bertepuk sebelah tangan. Itu peristiwa lama. Bertahun-tahun kemudian, hingga sekarang meskipun sudah jarang bertemu karena ia sudah berkeluarga, kami masih jadi sahabat. We're best friend forever. Waktu rupanya yang menunjukkan kualitas dari sebuah hubungan persahabatan dan kualitas dari sahabat itu sendiri. Sepasang pesohor tanah air yang keduanya saya kenal baik melalui cerita-cerita dari seorang sahabat, telah memasuki mahligai pernikahan yang tak bisa disebut bahagia. Sebentar-sebentar ribut. Urusan kecil saja bisa ribut. Beberapa tahun mereka menikah, lalu bubar. Herannya setelah bubar, mereka jadi sangat akur. Mereka jadi sepasang sahabat yang saling mengisi dan memberi support satu sama l

'Empat Mata' dan Rekayasa Honor Tukul

"Tadi malam nonton Empat Mata?" tanya seorang sahabat satu kantor. " Ngga ," jawab saya pendek. Besoknya, ia bertanya lagi. Saya jawab dengan kata yang sama tanpa penasaran mengapa dia menanyakan hal yang sama berturut-turut. Sahabat saya ini penggemar berat acara yang disiarkan oleh Trans 7 itu. Ganti hari, kembali pertanyaan itu terulang. Dia gemas sekali karena sepertinya ingin membahas sesuatu tentang acara tersebut tapi saya tak menaruh perhatian. "Tadi malam nonton Tukul?" Saya menghela nafas. " Should I ?" Tentu saja saya mengikuti perkembangan berita. Tentu saja saya mengikuti perkembangan media karena saya orang komunikasi. Saya tahu acara Empat Mata sedang sangat digemari. Namun jujur saja, saya belum pernah secara sengaja menonton acara ini. Sekilas menonton ketika di rumah makan yang saya kunjungi televisi sedang menayangkannya. Sekilas menonton ketika di warung dekat rumah menayangkan acara yang sama. Begitulah. Sekilas demi sekilas

Anak Zaman: Hari Gini Begitu, Dulu Kemana Aja?

Sejuta alasan mengapa sebagian dari kita tak bisa menjadi anak zaman. Inginnya mengiktui arus rotasi bumi, mengikuti alur usia, beradaptasi dengan perkembangan jaman. Namun kadang kita hanya bisa bermimpi, apa daya tak bisa mewujudkannya. Idealnya, setelah lulus sekolah lanjutan atas, kita kuliah. Setelah tamat kuliah, kita bekerja. Namun ada sebagian dari kita yang tak memiliki kesempatan-kesempatan umum begitu. Ada yang harus menunggu, menunggu sangat lama, ada yang harus berjuang keras, berjuang sangat keras. Suatu malam saya bertemu sahabat lama. Antara kami terpaut usia lumayan jauh, ia lebih muda. Terakhir bertemu sekitar setahun lalu (beberapa kali dalam waktu yang beruntun) dia menceritakan pekerjaan 'serius' dia dia sebuah perusahaan. Dibilang serius, menurut saya karena selama ini dia banyak bekerja sebagai part timer saja. Bertemu dia, salah satu pertanyaan yang saya ajukan adalah tentang pekerjaan terakhirnya. Dia seakan lupa. "Pekerjaan yang mana?" Saya

Hannibal Rising

Perlu maklum jika pada setiap habis kejadian yang berat, seseorang atau bahkan masyarakat perlu menjalani sebuah terapi. Maksudnya adalah tidak terjadi trauma berkepanjangan. Jika mental tak siap dan kurang pendampingan, orang-orang yang mengalami kejadian tersebut bisa terganggu jiwanya secara permanen. Sahabat saya bekerja pada sebuah LSM. Korban-korban yang dia fasilitasi antara lain adalah korban tsunami Aceh, korban bom JW Marriot, dan korban bom Kuningan. Anda pernah menonton dua film bertokoh Hannibal sebelumnya? Jika sudah, perlu melengkapinya dengan Hannibal Rising. Setidaknya kita akan maklum mengapa Hannibal menjadi seorang kanibal. Film ini menceritakan muasal bagaimana Hannibal kecil berkenalan dengan peristiwa mencekam dan awal dia mencicipi daging manusia.

Saya Kehilangan Ribuan File Foto

Anda pernah kehilangan file foto digital? Banyakkah? Berarti banyakkah foto-foto tersebut? Bagaimana perasaan Anda? Suatu ketika, imlek. Saya membawa sejumlah sahabat untuk saya jadikan model di sebuah vihara tua. Saya merasa puas dengan hasilnya. Mistis dan sangat sakral. Tiba di rumah, saya pindahkan ke laptop. Sehari setelah itu, saya berangkat ke luar kota. Laptop saya bawa. Adalah kebiasaan saya untuk kemudian memindahkan semua file ke dalam CD. Setiba di kota tujuan, saya pindahkan file-file foto model di vihara itu ke CD. Burn the file, check the CD, erase the file, then kosongkan trash bin. Langkah ini say ambil karena pada waktu itu laptop yang saya punya adalah laptop tua yang memory-nya sangat terbatas. Karena filenya besar, membutuhkan lebih dari satu CD. Hasil burn CD pertama ok, setelah saya check juga ok.Begitu juga dengan CD kedua. Namun setelah beberapa lama semua file saya hapus, saya merasa ada sesuatu yang salah. Saya chek kedua CD. Masyaallah. Rupanya saya telah

Multi-task People: Are You?

Seorang sahabat saya akan sangat fokus dan konsentrasi jika sedang bekerja di depan komputernya. Bahkan jika saya interupsi untuk sesuatu hal penting pun, akan digubris. Seolah budeg. Seolah dia hidup sendiri. Saya sering menyebutnya autis. Sering menjengkelkan jika berurusan dengan dia saat dia sedang berperilaku demikian. Bisa hilang kesabaran. Mungkin itu kekurangan dia, mungkin justeru itu kelebihan dia. Saya tak bisa membayangkan akan fokus pada satu pekerjaan dalam satu waktu tertentu. Mungkin kekurangan saya, mungkin juga kelebihan. Ketika saya mulai bekerja, semua pekerjaan yang mesti selesai hari itu akan saya gelar di depan meja. Agenda termasuk to do list di dalamnya, proposal, draft surat-surat, sample product , daftar orang yang mesti ditelpon, ini itu... Belum lagi jika harus diselingi dengan meeting, briefing, supervisi ini itu. Meja saya akan sangat kacau. Tak muat di atas meja, akan juga menjajah wilayah kolong meja, dan meja tetangga. Ketika satu per satu pekerjaan b

Fraud: Mr. John Paul

Setelah tak berhasil menipu seolah-olah saya memenangkan sebuah lotre, kali ini penipu (entah pihak yang sama atau pihak lain) mencoba gaya lain. Masih dengan modus operandi sama, berkirim email. Namun sekarang, penipuan ini sepertinya emang sengaja didedikasikan untuk orang Indonesia. Hati-hati jika Anda menerima email serupa berikut: FROM: MR. JOHN PAUL TEL: +27-83-5852071 EMAIL:johnfnb_20@yahoo.ca GOOD DAY, I am Mr. John Paul working in department of fund released order in First National Bank of South Africa, East Gate Branch, I know the letter might come to you as surprise, but take it like your own deal. Mr. IMAN AJI SASMITO, from INDONESIA executed contract through Department of Work and Housing here in South Africa, the contract worth of USD12, 550,000.00 Million Dollars, but on the process of transferring the money to him, as you know that thousand of people have died after a violent earthquake under the sea near northern Indonesia he died with his family in Tsu

Friday the 13th

Stasiun TVRI dulu sekali pernah menayangkan film Friday the 13th, film maha seram yang tak pernah ingin saya tonton lagi. Namun menurut saya, seseram-seramnya film horor yang dibuat sineas asing, lebih seram lagi film horor yang dibuat sineas dalam negeri. Mungkin karena kedekatan cerita yang diangkat dengan kehidupan sehari-hari hingga membawa dampak lebih seram. Tentu saja jangan dibandingkan dengan teknologi dan teknik filmis yang orang asing miliki. Masa remaja, saya gemar membaca novel dari berbagai genre. Termasuk karya Abdullah Harahap yang biasanya sangat horor. Lihat saja judul-judulnya yang cukup mewakili isinya seperti Panggilan Neraka, Menebus Dosa Turunan, dan Penyesalan Seumur Hidup. Cerita-cerita yang dituangkan tak jauh dari kisah hantu, siluman, iblis. Saya ingat salah satu tokoh dari salah satu novelnya bernama Sentana. Mengapa tokoh itu bernama Sentana, karena ternyata ia adalah sesosok setan yang menyerupai manusia. Sentana=SEnTANa. Saya belum pernah melihat ha

Jadi Pegawai Negeri, Siapa Mau?

Kasus penganiayaan mahasiswa IPDN terus bergulir dengan menyeret semakin banyak pihak. Aksi tutup mulut hampir semua unsur di IPDN membuat banyak kasus menyublim hingga sulit terbongkar. Tentu saja mereka kuatir sesuatu yang buruk terjadi dengan kampus mereka. Misalnya, IPDN dibubarkan. Mereka mau kemana? Padahal, sejumlah demontrasi digelar di jalanan menuntut IPDN dibubarkan. Amat dimengerti jika orang-orang itu membisu. Jika mereka berkoar, akan berdampak pada hilangnya impian mereka menjadi pegawai negeri. Ah, hari gini masih banyak orang yang menjadi pegawai negeri, ya? Meskipun dari SD hingga perguruan tinggi saya terus belajar di sekolah negeri, namun tak pernah terpikir untuk menjadi pegawai negeri. Seorang kakak perempuan saya menjadi pegawai negeri ketika baru saja lulus sekolah lanjutan atas. Dia harus mengatur jadual kuliah dengan jadual rutin sebagai pegawai negeri. Kakak ipar saya, merasa bosan dengan menjadi pegawai negeri. Bosan karena karirnya mentok, bosan k

Ada yang Takut Karet Gelang!

Banyak orang rupanya memiliki phobia atau ketakutan akan sesuatu. Ada yang membiarkannya, ada yang mencoba melawannya, ada yang berdamai dengannya. Jalan apapun yang dipilih, tak ada yang bisa bilang mana yang paling ideal. Sebelumnya, saya tak punya masalah dengan ketinggian. Namun kini iya. Bahkan untuk bisa menaiki sebuah eskalator di pusat perbelanjaan saja, saya tak berani melihat ke bawah dan harus berdiri di tengah, memastikan segala sesuatunya aman buat saya. Masalah ini muncul setelah di tahun 1998 saya melakukan bungy jumping , bahkan hingga dua kali. Mungkin boleh di bilang trauma. Namun intinya tetaplah sebuah ketakutan. Paranoid. Meskipun kala itu tak terjadi kejadian buruk. Seorang sahabat saya takut karet gelang. Menggelikan, katanya. Sahabat saya yang lain, takut atau geli terhadap kecoa, kucing, ulat... Belakangan saya takut sama kematian. Karet gelang, kecoa, kucing dan benda atau hewan lainnya bisa ditemui kapan dan di mana saja. Namun kematian? Mengapa mesti ditak

Premonition

Jika Anda pernah menonton Time Machine (Guy Pearce: 2002), mungkin Anda masih ingat bagaimana perjuangan seseorang yang ingin menghindarkan datangnya takdir (kematian) bagi orang ia cintai. Jika Anda pernah menonton Vanila Sky (Tom Cruise, Cameron Diaz, Penelope Cruz: 2002) atau Deja Vu (Denzel Wahington: 2006), dengan style seperti itulah film ini bercerita. Membingungkan karena alur cerita tak mengalir dengan wajar. Namun sekian menit ketika sudah terbiasa, penonton akan keasyikan mengumpulkan serpihan puzzle untuk merangkai keutuhan cerita. Tak banyak orang diberi kesempatan untuk tahu kapan sesuatu yang bernama 'kematian' akan datang menjemput. Entah kematian sendiri atau orang yang kita cintai. Sandra Bullock salah seorang yang beruntung (atau tidak?) itu. Kejadian acak yang dia alami setiap bangun pagi, sungguh membingungkan dia. Namun in tak berlama-lama bingung setelah ia sadari bahwa pengalaman yang ia dapati adalah sebuah premonition. Maka ia mulai

Apocalypto

Pilih sendiri cara kematianmu! Seorang anak dengan penyakit mematikan berbisik pada seorang barbar. Menarik sekali menyaksikan film besutan sutradara indi Mel Gibson ini. Kita sedang menyaksikan keadiluhungan martabat manusia dan bagaimana kekuatan di luar kita bekerja. Karena Tuhan adalah milik semua umat, pun bagi mereka yang tidak menyadari bahwa Tuhan itu ada. La tahzan, jangan takut! Karena ketakutanmu adalah kelemahan terbesar. Saat kau merasa bahwa tak ada jalan lain untuk persoalan yang kau hadapi, berpasrahlah. Karena kau tak sendiri. Maka Sang Pengkehendak akan bekerja dengan cara yang sangat ajaib, hingga kau tak akan percaya dengan apa yang terjadi kemudian. Kecuali keyakinanmu akan semakin tebal dan kian bertambah kepada Sang Pengkehendak itu. Film tentang takdir. Tentang masyarakat hutan dan bagaimana agama-agama purba yang ada di dalamnya yang dengan segala keterbatasan kajian dan pemahaman akan alam semesta serta ketuhanan itu sendiri. Di mana alam adalah g

Saya Ingin Semua Indah Bila Tiba Waktunya

Saya terbiasa pamit ke Ibu saya jika akan meninggalkan rumah, bahkan jika hanya ke rumah kerabat saya di sebrang jalang. Kebiasaan itu terus saya pelihara bahkan setelah saya tak tinggal bersama Ibu saya lagi sejak tujuh belas tahun lalu. Saya tetap berpamitan namun jika hendak ke luar kota saja. Semacam mohon doa restu dan ingin saja Ibu saya tahu kemana saya pergi. Saya percaya Ibu saya selalu berdoa di setiap habis sembahyang. Saya ingin nama saya disebut. Salah satu pesan klasik dari Ibu adalah: "Hati-hati di jalan. Jangan melamun." Hati-hati, boleh artinya saya harus mawas diri dan bisa jaga diri. Agar terjauh dari maha bahaya, agar menjaga diri dari perbuatan yang tidak-tidak. Intinya agar saya tak terlibat dalam sebuah masalah yang bisa berdampak saat itu ataupun nanti. Jangan melamun boleh diartikan, agar saya selalu istigfar. Ingat akan Tuhan. Namun selama ini saya hanya mengartikan bahwa saya perlu hati-hati agar tidak celaka. "Ajal itu bisa kapan saja. Di l

Satu per Satu Bagian Tubuh Kita Dilemahkan

Demi kesehatan hari ini dan nanti: saya tidak merokok, menghindari minuman beralkohol, membatasi konsumsi junk food, tidak makan jeroan, membatasi daging merah, menghindari makanan berkolesterol tinggi, membatasi gula dan vetsin, tidak makan saos berlebihan, anti narkoba, menghindai kafein, menghindari begadang... somehow i got sick. Ternyata banyak jalan menuju ke ketakberdayaan. Entah karena virus atau kuman, gigitan nyamuk, makanan yang tidak steril atau karena zat tertentu yang terkandung dalam makanan hingga menjadikannya racun di tubuh kita, pun kecerobohan hingga menyebabkan kecelakaan. Dari hari ke hari, satu demi satu bagian dari tubuh kita dilemahkan. Adakah di antara kalian yang tak pernah sakit? Perlu menghindari sesuatu karena dampaknya dapat menimbulkan racun bagi tubuh? Bersyukurlah jika kalian baik-baik saja. Bagaimana dengan mata yang karena bawaan atau umur, menjadikan penglihatan kita tak jelas? Bagaimana dengan debu dan cuaca dingin yang menjadikan kita alergi? Ba

Long Week End Ini

Long week end di depan mata. Suka cita mengatur jadual beraktifitas. Tapi kemana? Sejumlah ajakan sudah mampir ke pangkuan. - Camping ke hutan? Sangat menggoda. Menghirup udara sangat segar, berdialog dengan pepohonan, melihat meteor lewat... Namun masih ngilu rasanya membayangkan betapa saya menggigil meriang kena malaria. - Ke laut? Tawaran yang sulit ditolak. Namun melihat itineararynya, saya sudah sangat kelelahan. - Bandung! Salah satu kota yang selalu membuat saya rindu untuk terus mengunjunginya. Tapi long weekend di Bandung sama saja dengan kesengsaraan karena biasanya kemacetan akan melanda seluruh pelosok kota. - Cirebon? Seorang sahabat saya mengundang ikut ke kota kelahirannya. Beberapa kali saya melintas Cirebon. Sengaja datang ke sana, belum pernah. Hmm, layak dipertimbangkan. - Jenguk keponakan? Sejak ia lahir dan sudah masuk bulan ketiga, saya belum sempat mengunjunginya. Di luar kota, sih. Perlu juga dipertimbangkan. - Stay at home ? Beres-beres

Blogger Attitude

Apakah setiap saya posting sesuatu di blog mengharap respon dari pembaca? Kadang ya, kadang tidak. Apakah setiap mendapat respon saya akan senang? Banget. Apakah setiap tidak mendapat respon yang diharapkan saya akan sedih? Saya memiliki account Multiply ini sudah cukup lama. Namun pada awalnya hanya untuk upload foto. Untuk posting tulisan tentang pemikiran, curhat, hingga puisi, saya upload pada account khusus beralamat di suhudugly.blogspot.com. Meskipun pada account itu, saya juga memasukkan foto-foto hasil jepretan saya. Pada account blogger atau blogspot, saya cenderung tidak mengharapkan komentar dari pembaca. Bahkan fasilitas reply saya hilangkan. Dengan kondisi ini, saya merasa sangat nyaman, private, dan khusyu. Namun, beberapa bulan terakhir saya memelihara dua account saya itu dengan treatment yang nyaris sama. Saya meng- upload tulisan dan content yang hampir sama pada keduanya. Namun tetap, saya tidak mengaktifkan fasilitas reply pada account blogger.

April Mop Was Over

Satu April, ketika semua lelucon dianggap halal dan menyenangkan. Buat saya, april mop sudah lewat. Bukan karena sekarang sudah lewat dari tanggal satu. Lebih dari itu, saya sepertinya perlu menghentikan kebiasaan jahil pada tanggal 1 April. Beberapa waktu lalu, secara tiba-tiba saya mendapat 'kebisaan' untuk membaca nasib orang melalui kartu tarot. Seorang sahabat pernah mengingatkan bahwa saya mendapat sebuah gift . Artinya, saya harus mulai berhati-hati dengan ucapan saya. "Bisa menjadi kenyataan." Saya bergidik. Padahal saya paling asal bicara. Sepertinya peringatan itu benar adanya. Bahkan apa yang cuma saya pikirkan, sering menjadi kenyataan. Suatu hari di bulan Februari, saya menulis di blog. Tentang ramalan saya bahwa akan terjadi gempa hebat di Jakarta. Belum lama ini aya bertemu seorang agen majalah. Ceritanya, pertengahan Maret lalu penjualan majalah Kartini menjulang sangat tinggi. Gara-garanya pada edisi itu, Kartini memuat ramalan Mama Lauren tentang aka

Pilih Sendiri Cara Taubatmu

Sebagian dari kita tak pernah tersesat. Sebagian kita pernah tersesat. Sebagian dari kita tak pernah merasa tersesat. Sebagian dari kita tetap tersesat. Ketika saya duduk di SMP, guru agama saya dengan sangat bersemangat menjelaskan kalimat 'kun fa ya kun' . Saya sangat mencoba memahaminya. Pak Guru meletakkan sebatang kapur di atas meja. Katanya: jika Allah berkehendak untuk memindahkan kapur ini dari satu titik ke titik lain, maka apa yang diharapkan terjadi, terjadilah. Tak ada pertanyaan, tak ada debat. Karena dogma yang kami terima memang tidak untuk diperdebatkan. Semua percaya akan kekuasaan Allah. Jika Allah menghendaki kapur itu bergerak, maka ia akan bergerak. Begitu mudahnya. Mahaperkasa Allah. Jika Allah berkehendak gunung meletus, maka meletuslah. Jika Allah berkehendak orang mati, maka matilah. Entah apa yang terjadi, penjelasan sang guru agama saat itu sangat mengganggu saya. Saya memang tak pernah meragukan kemampuan yang dimiliki Allah, tuhan semesta alam. Nam