Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2007

Rahasia Hati: Yakin Sudah Termaafkan?

Pada suatu ceramah mingguan di sebuah mesjid, saya mendengar doa yang dipanjatkan pendakwah: mohon hapuskan doa di masa lalu yang bisa menghalangi pintu rezeki, jodoh, dan lainnya. Potongan doa itu saya simpan dalam hati. Sekarang saya baru mengerti setelah melihat sejumlah kasus di sekitar saya. Kadang kita melakukan sesuatu yang menurut kita baik-baik saja, tapi tidak bagi orang lain. Termasuk kepada orang tua kita. Secara beruntun saya mendengar cerita dari sejumlah sahabat tentang orang-orang terdekat mereka yang mengalami near death experience. Pengalaman-pengalaman orang yang hampir mendekati kematian, yang merasa didatangi para arwah leluhur. Saya membuka kartu tarot untuk mencoba mengungkap misteri cerita dari salah seorang sahabat yang ibunya mengalami perstiwa di atas. Saya menyimpulkan, ada urusan-urusan antar manusia yang belum selesai. Sesuatu yang berat dan masih berat ia lepaskan karena begitu melekat dalam hatinya. Lewat sebuah terapi, keluarga dari sahabat saya itu mem

Rahasia Hati: Yakin Sudah Termaafkan?

Pada suatu ceramah mingguan di sebuah mesjid, saya mendengar doa yang dipanjatkan pendakwah: mohon hapuskan doa di masa lalu yang bisa menghalangi pintu rezeki, jodoh, dan lainnya. Potongan doa itu saya simpan dalam hati. Sekarang saya baru mengerti setelah melihat sejumlah kasus di sekitar saya. Kadang kita melakukan sesuatu yang menurut kita baik-baik saja, tapi tidak bagi orang lain. Termasuk kepada orang tua kita. Secara beruntun saya mendengar cerita dari sejumlah sahabat tentang orang-orang terdekat mereka yang mengalami near death experience. Pengalaman-pengalaman orang yang hampir mendekati kematian, yang merasa didatangi para arwah leluhur. Saya membuka kartu tarot untuk mencoba mengungkap misteri cerita dari salah seorang sahabat yang ibunya mengalami perstiwa di atas. Saya menyimpulkan, ada urusan-urusan antar manusia yang belum selesai. Sesuatu yang berat dan masih berat ia lepaskan karena begitu melekat dalam hatinya. Lewat sebuah terapi, keluarga dari sahabat saya itu mem

What Do You Wanna Be?

Apakah Anda thirty or thirty something? Fourty or fourty something? Apakah menjadi seseorang seperti Anda sekarang sudah menjadi yang Anda harapkan? Seorang sahabat sudah sejak awal karirnya yakin untuk menjadi pengrajin keramik. Sahabat lain, menyimpan rapi titel insinyur ITB-nya karena ia lebih enjoy menjadi guru salsa. Proses penemuan kadang berliku dan perlu pengorbanan. Sejujurnya, saya masih mencari tahu, saya ini harusnya menjadi apa. Sahabat saya bilang, kita lahir ke dunia dengan sebuah tujuan. Kita perlu tahu tujuan itu. inilah rahasia hidup. Jika hingga mati kita belum tahu juga untuk apa kita hidup, pada kehidupan berikutnya kita akan terus dituntut untuk menemukan jawaban. Sejauh ini saya masih percaya akan proses reinkarnasi yang akan dijalani semua makhluk hidup. Saya ingin, sekali mati, sudahlah. Naik ke level berikutnya, menuju Negeri Cahaya dimana hanya orang-orang yang dikehendaki saja yang bisa menempuhnya. Saya tak ingin urusan dunia menghalangi jalan saya menuju

Tiara Lestari Melahirkan

"Alhamdulillah. Telah lahir putri kami Rania Kencana Tadya Dalima Sjarif. Mohon doa agar dia menjadi org berguna utk agama, keluarga dan negara. AMIN." SMS tersebut saya terima hari Jumat lalu. Pasangan yang berbahagia adalah sahabat saya, Tiara Lestari dan suaminya Andy Sjarif. Tiara yang pernah menjadi buah bibir karena keberaniannya menutup karir model internasional, memilih pulang ke tanah air, menikah, dan berketurunan. Selamat Tiara, selamat Andy!

Saya Ingin Berketurunan

Manusia tak pernah puas. Saya juga manusia. Saya berdoa kepada Allah agar diberi kekasih, Ia berikan satu. Saya berdoa agar tak perlu berlama-lama kami pacaran karena niat kami sudah bulat untuk hidup bersama, Ia nikahkan. Setelah menikah, doa-doa saya berganti topik. Salah satunya adalah agar dapat keturunan. Suatu siang, saya berkumpul dengan sejumlah sahabat. Mereka adalah isteri-isteri berusia muda yang hampir satu dua tahun menikah. Gelisah belum memiliki tanda-tanda akan datangnya kehamilan. Tentu saja, mereka tak hanya membahas usaha dan kisah-kisah milik mereka berdua saja. Mereka juga menghadirkan kasus yang dialami oleh sahabat-sahabat mereka lainnya, untuk melengkapi diskusi. Saat itu saya hanya menjadi pendengar setia. Sekali-sekali bertanya. Mulai dari pemeriksaan fisik hingga psikis. Momok pertama para perempuan usia thirty something adalah tumbuhnya kista pada organ kewanitaan. Saya teringat beberapa sahabat perempuan saya memiliki ini. Kista ada yang berbahasaya dan har

Saya Hanya Hafal Al Fatihah

Pantaslah seorang sahabat menjuluki saya sebagai muallaf. Bayangkan, hampir sepuluh tahun saya meninggalkan agama dengan tak bersembahyang! Jangan heran jika ketika memulai lagi aktivitas lima kali sehari ini saya kehilangan ingatan akan hafalan-hafalannya. Hitung-hitung, hanya ada tiga surat pendek Al Quran yang masih melekat di kepala; al fatuhah, an nas, dan al ikhlas. Selebihnya raib. Padahal seperti juga anak kecil di satu kampung tempat saya tumbuh, kami pergi ke madrasah bareng. Belajar mengaji dan menghapal belasan hingga puluhan surat-surat pendek kitab suci. Hingga SMA pun, saya masih mendapat tugas untuk menghafal beberapa surat, kali itu yang lebih panjang. Saya teringat ketika masih terbaring di rumah sakit karena malaria, tiba-tiba saya dihampirmatikan oleh Allah. Saya membuat perjanjian, jika Allah dapat membatalkan 'kematian' saya, saya akan bertobat. Doa saya dikabulkan. Hal pertama yang ingin saya lakukan saat itu adalah sembahyang. Ketika wudhu sudah membasuh

Bertemu Yesus

Sambil menunggu tukang yang akan bekerja di rumah, saya terlelap. Dua orang perempuan yang wajahnya sangat saya ingat mengetuk pintu. Mereka memperkenalkan diri sebagai murid-murid kajian Al Kitab dari sekte Saksi Yehua. Sejujurnya, nama itu baru saya dengar. Mungkin karena saya berada di luar komunitas kristiani, makanya tak terlalu perhatian pada hal demikian. Dua orang tukang datang dan dengan berisiknya bekerja. Saya tetap menerima dua tamu yang katanya mau mengabarkan berita gembira kepada siapapun. Ah, namanya tamu, tentu saya akan menerimanya dengan senang hati. Saya tak ingin berburuk sangka dengan apa yang mereka lakukan. Kristenisasi? Injilisasi? Saya tak mau apriori. Saat ini saya merasa telah menemukan kembali iman saya setelah bertahun-tahun menyublim. Lama saya telah bertualang dari satu keyakinan ke keyakinan lainnya. Jadi meskipun saya mendengar satu dua ayat tentang apapun dari pengabar manapun, insyaallah, tak akan menggoyahkan iman. Mulailah dua perempuan itu berceri

Habis SMA, Tes Kuliah Kemana Saja?

Saya mendapat kesempatan untuk menjadi penguji ahli pada presentasi karya ilmiah mahasiswa tingkat akhir pada sebuah universitas negeri di Jakarta belum lama ini. melihat wajah para mahasiswa satu per satu, saya jadi ingat sekian tahun lalu. Sayalah yang diuji untuk mempertahankan hasil penelitian. Mungkin waktu itu saya juga deg-degan. Saat-saat yang mendebarkan. Lulus apa tidak, bernilai tinggi apa tidak. Deg-degan ketika ujian akhir. Sama deg-degannya ketika mengikuti ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru. Di komunitas dan lingkungan saya, bisa masuk perguruan tinggi negeri menjadi gengsi tersendiri. Lulus SMA, satu hal yang saya pikirkan adalah bagaimana masuk perguruan tinggi berbiaya murah. Solusinya saya harus bisa masuk ke perguruan tinggi negeri. Orang tua saya bukan pemilik uang yang banyak. Saya mesti tahu diri. Konsekuensinya, saat itu saya tak memilih jurusan sesuai dengan minat, yang penting masuk perguruan tinggi negeri. Namun demikian, tetaplah saya tak harus menutup

Mulutmu, Harimaumu! O, Please, Saya 'kan Buaya!

Bagaimana mungkin buaya bermulut harimau? Belakangan saya terkaget-kaget ketika begitu banyak sahabat yang lama tak bertemu berteriak histeris betapa besarnya badan saya. Dan gendut! Lihat perut saya. Seperti perut buaya yang bleber tumpah ruah. Jika sebelumnya saya biasa menggunakan celana nomor 30-31, sekarang 33! Entah apa yang tumbuh di dalam perut saya. Padahal saya tidak gembul. Makan sangat sedikit. Ngemil sudah jauh-jauh hari saya batasi. Namun setidaknya saya sudah mencurigai satu hal: saya tidak olah raga. Yup. Sudah tiga bulan lebih saya tak berolah raga. Tak jogging, tak berenang. Maklum saja jika kemudian saya seperti buaya bengkak. Saya pernah mendengar, semakin besar perut seorang lelaki, maka akan semakin menciut ukuran penisnya. OMG! What a disaster!

The Story of 'Kejadian'

Kecelakaan yang merenggut nyawa Taufik Savalas mengagetkan banyak pihak. Seorang sahabat menghubungi saya apakah saya akan menulis tentang sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa itu. Saya nyatakan tidak. Namun sepertinya saya perlu berubah pikiran. Saya ingin menulis sesuatu. Tapi tentu saja tak berhubungan dengan komedian itu karena saya tak mengenalnya. Beberapa hal seolah sinkron dengan sejumlah peristiwa yang menimpa orang-orang di sekitar saya akhir-akhir ini: issue kematian. Seorang sahabat bercerita jika ibu mertuanya yang sudah sepuh, sering mengalami halusinasi dikunjungi dan dikelilingi banyak orang. Cerita ini mengingatkan pada sebuah tulisan yang sehari sebelumnya saya baca. Tentang kejadian mirip yang dialami oleh Nurcholis Madjid, tokoh nasionalis kita. Sebelum wafatnya, ia beberapa kali bercerita pada isterinya. Ia menerima kunjungan dari orang-orang yang telah meninggal. Salah satunya adalah bekas gurunya sewaktu di pesantren. Seorang sahabat lain yang sudah beberapa

Anak Perawanku Mengandung

Menikah secara mendadak bisa menimbulkan berbagai spekulasi. Hamil, misalnya. Seorang sahabat isteri saya bertanya sambil bisik-bisik sebelum hari pernikahan. " Hamil, ya?" Bahkan salah seorang anggota keluarganya menanyakan hal yang sama. Saya sempat sangat bersyukur karena tak sampai ada yang bertanya-tanya seperti itu langsung ke saya. Selain tak siap dengan jawabannya, saya memang tak terpikirkan akan ada orang yang benar-benar tega mengajukan pertanyaan demikian. Saya berasumsi, keluarga dan sahabat-sahabat saya yang sangat terbuka itu tak memiliki prasangka ke arah itu. Namun setelah hari pernikahan, seorang sahabat saya menghampiri. Sambil mengucapkan selamat, ia juga bertanya apakah mendadaknya acara pernikahan saya karena kehamilan Untung saja mood saya sangat baik waktu itu. Ah, saya tak perlu buang energi untuk melayani prasangka-prasangka. Jika benar hal itu terjadi, Ibu saya mungkin akan sangat terpukul. Sambil ia akan merintih membacakan puisi seperti berikut:

Sederhanakan Doamu

Padahal setiap kata yang kita sebut adalah doa. Lalu dengan sungguh-sungguh atau santai, kita berharap segala sesuatu itu terjadi sesuai dengan keinginan kita. "Gue pengen calon isteri gue itu cantik, pinter, mudah bergaul, nyambung kalau diajak bicara, pandai memasak." Seorang sahabat menambahkan: "Yang sudah mapan karirnya, yang usianya sedikit lebih tua dari gue, yang berkulit putih, yang penyayang, pendidikan minimal S1, yang sudah punya rumah, yang begini, begitu." Lalu dengan seijin Allah, alam semesta bahu membahu mencoba mewujudkan segala keinginan kita itu. Doa kita bersaing dengan doa-doa kita lainnya. Pun bersaing dengan doa-doa yang dipanjatkan orang lain. Saya selalu punya keinginan. Namun belakangan, keinginan saya itu agak berat meskipun bukan mustahil. I was thirty something and still jomblo. Waktu itu saya berdoa ingin dipertemukan dengan jodoh saya. Kemudian saya berdoa. Setelah dipertemukan, saya berdoa lagi untuk dipersatukan. Setelah dipersatuk

Too Hard to Die, Die Hard 4.0

Pertahanan negara ada di tangan para hacker? Bisa jadi. Hacker yang saling bahu membahu atau justeru saling bersaing dalam menunjukkan eksistensi, digambarkan sebegitu genius. Tak satu pun sistem pertahanan organisasi yang ada bisa aman tanpa diganggu oleh hacker. Dan tak aka satu pun hacker yang tak butuh uang. Antara uang, kebanggaan, dan balas dendam. Jika ingin melihat betapa pengerjaan efek digital bisa sedemikian sempurna, di film inilah. Bruce Willis yang gaek, terlihat lebih gagah dari usianya dengan tipu-tipu digital itu. Di film ini pula, kita bisa melihat tokoh-tokoh utama yang mirip Keanu Reeves dan Nocole Kidman.

Des Inspirateurs

Akhir tahun 2006 saya putuskan untuk tidak membuat resolusi macam-macam. Seolah saya tak punya ambisi, saya ingin menjalani hidup apa adanya. Apa yang datang itulah milik saya. Namun sebelum Januari 2007 berakhir, diam-diam saya merangkai resolusi juga. Cukup satu: saya ingin dipertemukan dengan seorang perempuan yang kelak ingin saya peristeri. Februari salah seorang mantan pacar minta bertemu. Meskipun sudah putus hubungan sebagai kekasih, kami masih bersahabat. Ia bilang, mau menikah dengan kekasih barunya. Tak terlalu kaget karena ia sudah sering mendiskusikan hal ini dengan saya sebelumnya. Namun tetap saja membuat saya tertegun. Dalam hati, saya ingin mengikuti jejaknya. Lalu tiba-tiba seorang sahabat pria saya mengirimkan SMS. Ia akan menikah! Sinting! Saya kaget luar biasa. Ia salah satu sahabat terdekat saya. Meskipun sama-sama tinggal di Jakarta dan bertemu pun mungkin hanya setahun sekali, namun kami merasa sangat-sangat dekat. Secara emosi, kami memang saling men-support. S

Nikahkan Aku, DJ!

I "Will you marry me?" Seorang pria bertanya pada teman perempuannya. Sang teman tidak bicara apa-apa. Hanya tersenyum. Namun sejak itu hubungan mereka terlihat mulai mendekat. Namun si Lelaki belum mendengar jawaban apa pun dari teman perempuannya itu hingga berbulan-bulan kemudian. Si Lelaki kian sibuk dari hari ke hari. Ia kembali ke kampus untuk mengambil gelar akademik yang lebih tinggi. "Aku tak suka kamu posesif. Apa yang aku lakukan sekarang ini adalah investasi masa depan, with or wthout you. Kalau kamu tak mau beradaptasi, just go." Si Lelaki membuat maklumat ketika menyadari teman perempuannya yang ia pacari namun belum memberi jawaban apakah mau dinikahi atau tidak itu mulai memberi banyak batasan. Si Perempuan mulai melunak. Hubungan mereka membaik kembali. Namun tak berlangsung lama. Si Perempuan kembali ke sifat asalnya. Maka maklumat itu jatuh. Putus! Si Perempuan berdarah-darah untuk menyelamatkan hubungan. Namun Si Lelaki telah menutup mata. Tak

Janji Perwakinan

janji perkawinan adalah cairan vagina yang bersimbah di kening bumi. kau boleh menukarnya dengan seribu bulan seribu mentarinamun rotasi manapun yang kau tunjuk arahnya selalu ke hati janji perkawinan seperlunya buih angin di sepanjang sisa usia. panjang kali lebar suka dukanya berpangkat delapan. tujuan apapun dari kendara perkawinan kuadratnya menghasilkan angka penambah. perkawinan adalah surga adalah neraka kau bukanlah malaikat namun yang dimuliakan. kau bukanlah pembawa amanah namun yang dipercayakan.kau budak kau majikankarena perjanjian itu yang haram telah dihalalkan. di kening bumi yang bersimbah keintiman. seribu bulan seribu mentari terserah kau dan pasangan pengendali putaran

Kekasih, Datanglah...

Maka datanglah seorang perempuan yang dikirimkan Allah. Saya percaya inilah jawaban doa yang kerap saya panjatkan. Terima kasih, ya, Allah. Dengan serendah-rendahnya hati menerima, saya tutup mata rapat-rapat. Tak ingin 'mata duniawi' menilai, memilah kekurangan-kekurangan yang ia miliki. Jika dulu pernah saya sesumbar, perempuan yang menjadi pasangan hidup saya harus ber-body begini, berkulit begini, berotak begitu, berperilaku ini itu, berpendidikan ini, berpandangan itu... Namun kembali saya menunduk sedalam-dalamnya menunduk. Saya tak mau berprasangka. Saya hanya percaya inilah sosok yang terkirimkan, yang terbaik buat saya. Mungkin ia tak sepintar yang saya harapkan, namun saya tetap menerima karena Allah tak menghendaki kami saling bersaing. Mungkin ia tak seaduhai yang saya harapkan, namun saya tetap menerima karena saya yakin Allah lebih menghendaki saya yang paling indah. Mungkin jika saya bertanya pada perempuan itu, ia akan jujur juga bahwa bisa jadi saya bukan ideal