Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2010

North Perth 1926

Pemandangan yang tidak akan bisa didapat jika saya menggunakan kendaraan umum di Perth: rumah-rumah dan bangunan tua, apalagi jika letaknya bukan di pinggir jalan raya.

Photography Exhibition in the Park

Sebetulnya bukan di taman, melainkan di jalanan, di depan Museum WA. Pameran foto jalanan ini merupakan bagian dari pameran foto yang digelar di dalam museum. Menarik, karena berkat pemasangan foto-foto ukuran besar di sepanjang jalan itu dapat menarik perhatian orang yang lalu lalang. Bahkan tak jarang orang yang penasaran lalu mampir ke museum. Saya kagum dengan kreativitas orang museum yang selalu menghadirkan program-program baru secara rutin.

Angel at East Perth Cemetery

Tidak banyak patung angel yang bisa ditemukan di East Perth Cemetery. Padahal saya berharap akan menemukannya seperti yang umumnya terlihat pada kuburan-kuburan tua orang Eropa. Kecuali ada satu, yang kata voluntir yang menemani saya, itu adalah kuburan terakhir sebelum taman pemakaman ini ditutup untuk umum. Saya menemukan ada yang ganjil dengan kuburan ber-angel ini. Pada umumnya, semua kuburan di sana menghadap barat, arah matahari terbit, tapi tidak dengan kuburan ini yang justeru menghadap utara. Sebuah kesalahan atau kesengajaan?

St. Bartholomew's Church

Di tengah taman, ada gereja kecil yang umurnya setua taman itu bernama St. Bartholomew's Church . Sekarang gereja ini hanya digunakan untuk pemberkatan jika ada yang menikah. Seperti kebanyakan bangunan di Perth, gereja ini pun dibuat dari tumpukan bata merah. Masih terawat baik dengan kursi-kursi kunonya.

East Perth Cemetery

Ternyata ada juga kuburan kuno di Perth, letaknya di daerah perbukitan Perth Timur. Bukannya tanpa sebab mengapa dilokalisasikan di sana mengingat Swan River yang dulu katanya sering meluap, jadi dicarilah daerah berbukit untuk mencegah kuburan digerus banjir. Tempat pemakaman ini sekarang sudah ditutup. Dibuka hanya untuk tujuan wisata saja, setiap hari Minggu dari jam 2 hingga jam 4 sore dengan tiket masuk kalau untuk mahasiswa AUD 2. Selain orang-orang Inggris pada awal pendudukan Australia yang dikuburkan di sana, ada juga orang-orang China dan Yahudi.

Commuter, Maylands

Setiap hari saya harus berkereta dari Maylands ke Joondalup. Sekitar satu jam untuk sekali jalan. Kadang asyik, kadang bosan. Kadang ingin pindah, kadang betah. Mungkin nanti setelah keluarga saya ada, hati saya akan lebih tentram. Setiap hari, saya melihat beragam bentuk manusia dengan ekspresinya masing-masing. Mungkin juga perasaannya sama dengan saya. Kadang saya melihat mereka yang ceria, kadang juga yang sedih.

Serba Tumis, Serba Rebus

Belum lama saya beli kangkung di sebuah toko dekat rumah. Satu ikat harganya AUD 4,90. Saya juga masih punya buncis, sekantong besar kentang, beras, mie basah, dan mie kering. Karena saya suka yang praktis, tumis dan rebus-rebusan jadi jalan pintas untuk memasak semua menu. Saya rebus mie atau kentang atau buncis, pasta, lalu tiriskan, lalu tinggal saya campur dengan korned atau sarden atau saus spageti. Tergantung mood. Di lain waktu, saya iris kol, tumis, campur telur atau potongan daging. Hmmm. Untuk makan siang di kampus hari ini, saya rebus kacang merah dan pasta model kulit kerang, lalu saya campur dengan bumbu nasi goreng merek Kokita. Aneh, sih. Tapi begitulah.

ECU Suatu Sore

Biasanya, saya pulang kampus jika matahari sudah tidaktampak lagi. Kali ini karena bareng seorang sahabat, tidak ada salahnya pulang lebih awal. Sahabat saya ini dosen dari Universitas Brawijaya, kuliah S3 mendapat beasiswa dari Dikti. Sementara saya ke kampus tiap hari, dia cukup seminggu sekali. Terang saja, proposal yang dia buat sudah hampir jadi karena dia sudah berada di sini sejak satu semester lalu, jadinya bisa lebih santai.

Wellington St in Progress

Jalan Wellington di depan Perth station sedang diperbaiki atau mungkin sedang ada penambahan fungsi baru. Untuk sementara arus lalu lintas dialihkan.

Abstrak Saya Lolos ke Bangkok

Tengah malam, meskipun badan sangat lelah dan mata berat setelah seharian bersepeda keliling kota, namun saya belum ingin pergi tidur. Ada beberapa film yang saya pinjam dari housemate yang ingin saya tonton yang hampir semuanya film-film berbahasa spanyol karena dia memang berasal dari Columbia. Tiba-tiba ada email masuk, dari panitia konferensi tourism di Bangkok! Alhamdulillah, abstrak saya lolos lagi. Konferensi yang akan digelar di Bangkok mulai tanggal 3 hingga 6 Juni 2010 mendatang ini, bernama Asia Pacific CHRIE Conference. CHRIE sendiri singkatan dari I nternational Council on Hotel, Restaurant and Institutional Education yang kantor pusatnya di Amerika. Dewan ini punya misi mengadvokasi segala tetek bengek yang berhubungan dengan praktek dan pendidikan pariwisata seperti perhotelan, restoran, hingga pendidikan tourism. Konferensinya sendiri ada yang setingkat Asia-Pacifik, ada juga yang regional Eropa. Ah, pekerjaan bertambah. Karena yang saya kirim hanya abstrak, artinya da

Books, Milk, and iPhone

Baca buku menjadi salah satu kegiatan wajib yang harus saya lakukan sebagai mahasiswa riset dan saya tak boleh alergi lokasi. Mau di rumah, di kereta, di perpustakaan atau di taman. Semua harus bisa diadaptasi dengan baik. Enaknya kalau di rumah, saya bisa makan dan minum sesuka hati, bisa pilih di atas tempat tidur, dapur atau teras belakang. Tapi bisa juga bermasalah karena godaannya banyak, misalnya jika mengantuk sedikit saja, langsung tidur atau malah asyik menonton tv. Kerja di kampus juga seringkali tidak efektif apalagi jika tidak membatasi diri untuk tidak online. Buka facebook, baca berita tentang keadaan tanah air, atau chatting. Dimana saja, ada positif dan negatifnya. Asal bisa mengendalikan.

Apakah Ada yang Baca Blog Saya?

Sebuah pertanyaan mengusik pikiran saya: apakah di luar sana ada orang yang membaca blog saya? Lalu saya kembali bertanya: apa penting tulisan saya dibaca orang? Yeah, sebetulnya salah satu tujuan saya mempertahankan blogspot, karena saya menghindar dari komentar orang-orang. Saya hanya ingin menulis tanpa disibukkan oleh siapa menulis apa seperti yang terjadi pada multiply, misalnya. Hati saya jadi terganggu jika tulisan saya tidak menarik perhatian. Sementara di blogspot ini, saya memang tak berharap. Jadinya lebih tulus. Sebuah film tentang blogger belum lama saya tonton, berjudul Julie and Julia yang diperankan oleh Merril Streep dan Amy Adams. Julia yang pekerja kantoran, merasa cita-citanya sebagai penulis kandas malah menjadi karyawan 9 to 5 yang tidak membuatnya bahagia. Lalu ia memanfaatkan waktu luangnya dengan memasak mengikuti buku resep tua milik ibunya dan menuliskan pengalaman memasaknya dalam jurnal online. Dia punya target sekian ratus resep harus selesai da

Semester Pertama yang Berat

Mencari literature, baca, terus menuangkannya dalam tulisan untuk mendukung semua ide riset PhD rasanya bukan pekerjaan mudah buat saya. apalagi harus dalam bahasa Inggris dengan standar akademi global. Wuah... Serasa ingin jejeritan. Professor yang mestinya jadi supervisor saya sakit, lalu ditunjuklah seseorang yang lain. Ketika saya presentasi draf proposal, ada pergeseran kasus yang hendak diteliti. Karena pergeseran itu, saya harus membangun proposal dari awal lagi, dengan ide dan literatur baru. Exiting memang, tapi itu harus dibayar mahal dengan kerja tujuh hari seminggu berkutat dengan buku dan jurnal! Lalu saya berpikir ada baiknya juga belum membawa keluarga karena pasti mereka akan terabaikan. Fisik, pikiran, dan hati saya hanya untuk penelitian saat ini. Mungkin ketika memasuki semester kedua, mungkin akan lebih longgar. Tinggal mengumpulkan data dan mengolahnya. Tapi belum tahu juga. Saya menemukan sejumlah sahabat yang meskipun lebih dahulu satu semester dari saya, tapi

Passion about Research

Belum lama ini saya mengikuti sebuah seminar, presentasi hasil penelitian dari satu orang professor tentang penyakit pikun, seorang doktor tentang kasus hukum, dan seorang doktor lagi tentang analisis potensi tourism di sebuah kawasan. Banyak yang hadir dan saya merasa menjadi seseorang yang beruntung berada di antara orang-orang penting universitas. Ada beberapa hal yang bisa saya ambil manfaat dari pertemuan itu: semangat untuk meneliti, diantaranya. Mereka terus meneliti tanpa henti. Sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup mereka untuk terus bekerja dan berpikir. Itulah yang disebut passion. Dan saya merasakan passion itu sedang melanda saya. Yeah, meskipun saat ini yang bisa saya lakukan baru pada tahap awal melakukan penelitian yang baik dan benar, tapi saya yakin suatu ketika saya akan bisa sepenuhnya. Saya ingin meneliti tentang volunteer, tourism, volunteer tourism, dan social marketing. Satu investasi sudah saya lakukan yaitu dengan melanjutkan kuliah. Lalu d

Badai dan Hujan Es di Perth

Selama lima bulan tinggal di Perth, baru pertama kali melihat hujan kemarin. Bukan sekedar hujan, namun disertai angin sangat kencang dan gledek. Sore kemarin, saya punya janji dengan Dr Maguire untuk konsultasi tulisan. Langit sudah sangat mendung. Namun saya ragu hujan akan turun. Ternyata, keraguan saya tak beralasan. Selama konsultasi, hujan tumpah ruah yang membuat Dr Maguire justeru tidak konsentrasi. Apalagi istrinya telpon, katanya atap rumah tersingkap, kabel listrik amburadul, air masuk dapur, entah apa lagi. Saya hanya menguping saja. Merasa tak enak hati, saya minta pertemuan di jadual ulang apalagi melihat bule satu itu sibuk menelpon tukang listrik dan istrinya. Malam sudah turun lama ketika saya memutuskan untuk pulang dari kampus Joondalup. Hujan sudah berhenti. Jalanan sepi. Stasiun apalagi. Perut sudah sangat lapar, berharap segera tiba di rumah. Mungkin saya bisa bikin sup atau mie goreng. Namun rupanya, kereta dari Stasiun Perth ke arah Midland bermasalah karena gan

Posters in Subiaco

Poster-poster liar banyak juga ditemukan di sekitar Subiaco.

Terdampar di Subiaco

Saya baru pertama kali ke Subiaco, ini pun tidak sengaja. Ada undangan diskusi ilmiah dari seorang mahasiswa S3 di University of Western Australia. Meskipun saya pernah ke sana, saya ingin mencoba jalur berbeda sesuai dengan rute yang diajarkan oleh seorang peserta milis mahasiswa post grad. Tapi saya justeru linglung karena subiaco masih asing bagi saya. Padahal bis adanya satu jam sekali kalau hari Minggu. Saat itu sudah mepet bangetke jadual kegiatan. Dari pada tiba di sana acara sudah bubar, saya putuskan untuk sebentar berkeliling Subiaco saja. Mengingatkan pada Maylands, banyak bangunan kuno, pertokoan, dan restoran. Tempatnya sangat menyenangkan.

ECU Joondalup

Kisah TV Bekas 50 Inch

Suatu hari, housemate saya minta tolong untuk mengangkut tv. Katanya besar sekali hingga sulit diangkat sendiri. Padahal saya lagi asyik menulis di kampus. Tanpa banyak tanya, saya cepat pulang dan ikut dia. Kebetulan kepala saya sedang berpikir banyak hal jadinya tidak begitu tertarik untuk tanya ini itu. Ternyata saya diajak ke sebuah daerah dimana hari itu sedang ada hari pembuangan. Di sepanjang jalan, orang-orang meletakkan berbagai perabotan, mulai dari sofa, kulkas, tv, kipas angin, meja, lemari, dan segala tetek bengek lainnya. Lalu kami tiba di sebuah rumah warga Aborigin yang di depannya sudah menumpuk barang bekas. Ada sekitar 7 buah tv di sana. Tapi housemate saya hanya mengambil yang besar saja. Iya, mungkin sekitar 50 inch. Besar dan berat. Jika tv tersebut masih bagus kondisinya, pasti bakalan asyik. Apalagi bisa 3D juga. Sayangnya, setelah tiba di rumah, tv dicoba stel, ternyata kualitas gambarnya buruk sekali. Lalu ketika malam tiba, kami berdua keliling Maylands me

Deklarasi ISA-ECU

Saya punya sahabat baru, Siswandi dan istrinya Lora. Lora pegawai RSCM, mendapat beasiswa dari ADS. Mereka mengundang teman-teman mahasiswa ECU ke rumah kontrakan mereka di Joondalup, Sabtu, 15 Maret 2010 lalu. Pada kesempatan itu, sekalian dideklarasikan ISA-ECU, Indonesian Students Assosiation, kelompok informal mahasiswa dan keluarganya yang berkuliah dan sempat berkuliah di ECU. Rencananya kami secara regular melakukan pertemuan. Semoga saja banyak manfaatnya.

Work Station, Akhirnya

Setelah menunggu hampir dua minggu, akhirnya workstation bisa saya masuki. Kebetulan administrator di fakultas orang baru, jadinya dia kurang paham betul dengan uursan access card . Saya gerilya sendiri dari mulai cari informasi sampai kartu ada di tangan. Ruangan yang saya tempati lumayan luas dengan 11 meja di dalamnya. Setelah seminggu menempati, ternyata mahasiswa-mahasiswa lain yang juga punya meja di sana, tak serajin saya datangnya. Ada yang seminggu sekali, ada yang dua-tingga minggu sekali, ada yang tak pernah datang sama sekali. Yeah, mungkin mereka bekerja di rumah. Ke kampus hanya ketika punya janji bertemu dengan supervisor saja. Saya mulai betah dan harus betah. Mulai konsentrasi meskipun rasa jemu dan suntuk kerap menginterupsi. Terutama saya juga perlu beradaptasi dengan baik dengan mahasiswa riset lain yang sepertinya lebih suka merapatkan mulut selama berada di workstation. Sementara saya bawaannya diskusi melulu.

AC/DC di Perth

Group musik AC/DC melakukan tur di Subiaco, Perth, tanggal 6 dan 8 Maret 2010. Sama sekali saya tertarik untuk nonton. Ratusan orang berbaju hitam memenuhi stasiun Perth dari berbagai arah mata angin untuk menuju stasiun Subiaco dimana konser berlangsung.

SBY di Canberra

Berita kunjungan SBY ke Australia, 10/03/10, mendapat sorotan dari berbagai kalangan termasuk pers. Apalagi ketika SBY mendapat medali kehormatan untuk mewakili Indonesia sebagai salah satu sahabat Australia. Sejumlah pengamat menilai kegitan itu hanya formalitas politik saja. Sebagian lain mengkritik pemerintah Australia yang mestinya tak perlu melakukan itu mengingat apa yang pernah dilakukan oleh para teroris Indonesia yang telah membunuh sekitar 88 orang warga Australia. Pada berita lain, tertembaknya Dulmatin sebagai salah satu gembong teroris yang paling dicari di Asia Tenggara pun ikut mewarnai layar kaca Australia. Tapi berita tersebut hanya sekedar lewat, tanpa ada forum khusus yang membahas. Padahal orang ini dianggap sebagai salah satu otak peledakkan bom di Bali.