Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2011

JJS - Jalan Jumat Sore

Pemain sirkus di Hay St Pameran AC/DC di WA Museum Sebuah patung di depan WA Gallery Matahari sore di depan State Library Sekelompok turis menyaksikan jam gadang di depan London Court Jembatan penghubung Perth Station dan Myer Salah satu jurnal yang saya baca Akhirnya cita-cita kecil saya kesampean : menjenguk kota. Sudah lama rasanya tidak melihat suasana kota. Karena jalan sendiri, saya bebas kemana saja menentukan mau kemana. Diawali dengan makan siang yang telat di Taka restoran, saya lanjutkan dengan leyeh-leyeh di depan WA Museum. Lumayan ada beberapa jurnal yang bisa saya lahap di sana.  Menjelang museum tutup, saya menyelinap ke sana. Ada pameran AC/DC yang layak untuk diintip. Sejarah perjalanan grup musik itu sangat menarik untuk disajikan. Karena tak boleh membuat dokumentasi foto, saya membuat catatan saja. Siapa tahu kelak saya bisa membuat hal serupa di tanah air.  Setelah itu, seperti tujuan semula, saya keluyuran saja menyena

Mencari Rumah Dekat Kampus

Begitu selesai inspeksi rumah, saya lihat pelangi di atas atap. Ah, pertanda baik ini. Semoga. Rumah yang saya lamar, ketiga dari kiri Karena saya berencana membawa istri dan anak saya tinggal di Perth mulai Juni nanti, saya sudah ambil ancang-ancang mencari rumah sewa, tidak tinggal di shared house seperti sekarang.Saya sengaja mencari yang tidak terlalu jauh dari kampus, biar tidak buang waktu di jalan. Meskipun Joondalup jauh dari kota, tapi hampir semua rumah di kawasan ini baru. Makanya harganya tidak ada yang murah. Salah satu yang saya lihat, harga sewa per minggunya 240 dolar. Tetap saja bagi saya masih mahal jika melihat ke jumlah uang beasiswa yang saya terima tiap bulan. Namun jika harus mencari yang lebih murah dari itu, rasanya malah sangat sulit.  Rumah yang saya lihat Kamis sore itu, letaknya di bagian utara kampus, sekitar 1 km. Dekat dengan pusat perbelanjaan dan transportasi umum. Sayangnya, cuma apartemen studio. However, saya sudah melamar ke age

Nawaitu, Beli Tiket ke NY

Suatu ketika di bulan November 2010, saya membuat satu keinginan: bepergian ke New York. Agak heran juga, padahal Amerika bukanlah negara yang ingin saya kunjungi sangat. Namun saat itu tiba-tiba saja ide itu terbersit. Karena tak mungkin pergi ke sana hanya sekedar untuk jalan-jalan, saya harus punya alasan cerdas, yaitu mengikuti sebuah konferensi ilmiah. Mulailah saya berburu konferensi yang akan diselenggarakan tahun 2011 ini di kota New York, yang thema kegiatannya sesuai dengan topik penelitian saya. Ah, ada!  Saya memiliki sebuah draft penelitian tentang volunteerism dan social media. Pada paruh semester kedua tahun lalu, nama Tifatul Sembiring sangat populer di Twitter karena beberapa perilakunya yang agak abnormal. Misalnya, menyatakan bahwa bencana itu adalah azab dari Tuhan. Lain kalin dia bilang bahwa salaman dengan isteri Obama adalah hal yang keliru. Di waktu lain lagi, dia mengumumkan aturan akan mencekal Blackberry melalui Twitter dari pada press release di d

Scream 4

Nonton film horor? Yakin, tidak yakin. Tapi ketika 'Scream 4' mulai tayang, segera saya iyakan ketika diajak sejumlah sahabat untuk menonton. Nomat, 10 dolar.  Bagi saya, menonton film ini ibarat melakukan pilgrim ke masa lalu, ketika hampir setiap minggu dengan teman-teman kantor ke bioskop: Kelapa Gading, TIM, atau Megaria. Cari yang murah saja. Sementara jalan cerita dan segala tetek bengek teknik film, saya abaikan. Tak bagus soalnya. 

Kampanye Erwin Aksa

Perhatian saya tertumpu pada sebuah iklan online di Detik.com dan Vivanews.com, seserorang bernama Erwin Aksa berniat melakukan reformasi dalam tubuh PSSI. Dia mau jadi ketua umum PSSI. Siapa dia?  Gampang. Saya tinggal mengetikkan nama dia di Google. Voila... O, dia presiden Hipmi. O, dia juga CEO sebuah grup perusahaan besar. O, dia kelahiran tahun 1975. O, dia berasal dari Sulawesi Selatan. Banyak O yang dia buat. Tentu saja, karena mata dan telinga saya kurang begitu akrab dengan nama dia. Pasti dia orang hebat. Jadi CEO dan ketua HIPMI saja sudah dipastikan membuat dia sibuk. Jika masih mau bersibuk-sibuk di organisasi sekelas PSSI, pastilah dia orang hebat (tahan nafas...).  Karena saya tidak tinggal di Indonesia, saya tidak tahu persis apa dia juga pasang iklan di media lain selain internet. Pertanyaan saya: untuk mencalonkan diri sebagai ketua PSSI saja harus beriklan di media, ya? Bukankah pemilik suara hanya orang-orang terntentu yang memang berkecimpung dalam organs

Apa Rencana Setelah Selesai S3?

Salah seorang mantan mahasiswa saya bertanya, setelah selesai kuliah ini, apa rencana saya. Saya jawab belum tahu, yang membuat dia kaget. "Udah kuliah jauh-jauh, masak belum tahu rencana setelah selesai mau apa?" Saya tertegun sejenak. Buru-buru saya meralat.  Pertanyaan yang menyengat. Menyadarkan saya bahwa saya harus selalu punya rencana dan cita-cita jelas. Sejujurnya, andai saya bebas memutuskan setelah kuliah S3 ini selesai saya mau apa, mungkin saya akan sangat bersenang hati. Nyatanya, sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi negeri yang berangkat kuliah karena beasiswa dari uang pinjaman kampus ke pihak lain, tentu diharapkan saya harus kembali ke kampus, mengabdi di sana. Keinginan untuk menjajal kemampuan mengajar atau bekerja di luar negeri mestinya dihapus. Tentu, saya punya sejumlah ambisi pribadi, sudah saya rencanakan. Selain mengajar, misalnya, saya ingin melakukan banyak penelitian dan menulis buku. Saat ini, menjalani peran sebagai mahasiswa P

Mengapa Artikel Kompas.com Banyak Dikomentari Pembacanya?

Sebagai orang Indonesia, tentu saya tak mau kehilangan informasi tentang keadaan tanah air. Lalu saya dengan setia membaca portal-portal asal tanah air, seperti misalnya Kompas.com dan Tempointeraktif.com. Mengikuti berita dari negeri sendiri membuat perasaan dan ikatan emosi saya terhadap Ibu Pertiwi tetap terjaga. Selain berita yang disajikan, kadang saya juga melirik komentar dari para pembaca. Lalu saya membandingkan dengan yang terjadi pada artikel-artikel yang ditulis kedua portal berita online tersebut. Mengapa setiap artikel Kompas.com selalu dibanjiri komentar oleh para pembacanya sementara Tempointeraktif.com tidak?  Setelah sekian lama mengamati, saya menduga bahwa kelompok pembaca kedua portal itu berbeda. Jelas jurnalisme Tempointeraktif.com lebih mendalam dan matang, lebih lengkap, cover both side , dan cerdas. Sementara Kompas.com, lebih menyerupai koran kuning. Dan kita tahu siapa pembaca koran kuning. Kompas.com seringkali menurunkan berita sepotong-sepotong y

Poco-poco di Murdoch

Saya diminta tolong untuk gabung dengan tim mahasiswa Indonesia di Murdoch University, naik panggung menari poco-poco. Permintaan yang aneh. Tapi tak tega juga untuk menolaknya. Dengan latihan satu jam pada satu hari sebelum acara, well, ternyata membuat saya yakin saya bisa. Multicultural event itu, acara dimana saya akan tampil, menyediakan pameran dari kelompok-kelompok mahasiswa dari berbagai negara, seperti Jerman, Malaysia, Amerika, Indonesia, Singapore, India, Pakistan, dan Zambia. Selain itu, ada juga pertunjukan seni. Tidak terlalu heboh, tapi lumayanlah. 

Hoax from Mr Konate Daouda

Lagi, sebuah penipuan: This message might meet you in utmost surprise, however,it's just my urgent need for foreign partner that made me to contact you for this transaction. I am  MR Konate Daouda,  MANAGER AUDIT AND ACCOUNTANCY DEPARTMENT Bank of Africa(B.O.A), I need your urgent assistance in transferring the sum of ($7.3 MILLION USD )immediately to your account.I will send you full informations on how the business will be executed and also note that you will recieve 35% of the above mentioned amount while 60% is for me then 5% is for any expenses that  may occur during the transaction. if you agree to help me execute this business get back to me with the following information : 1. Your full name, 2. Your Address 3. Your real occuparion 4. Your Nationality 5. Your Age 6. Your Direct Mobile Number 7. Your Agender 8. Acopy of your international passport or driver's License  Reply me back for more clearification through this Email: konate.daouda01@gmail.com MR Kona

Mimpi Naik Panggung

Tahu-tahu saya sedang berada di sebuah panggung, sedang latihan bersama sejumlah orang untuk melakukan sebuah pertunjukan. Awalnya ada sebuah naskah berisi kata-kata asing yang saya duga bagian dari bahasa India. Ketika kami berdiskusi bentuk penampilan seperti apa yang hendak ditampilkan, saya mengajukan ide dan bersyukur ide saya diterima semua anggota. Jadilah kami berlatih menginterpretasikan ide saya. Kata seorang sahabat yang gemar membaca buku tentang mimpi, mimpi itu bagian dari keinginan dalam bawah sadar. Lalu jika saya mimpi beraktivitas di atas panggung, waaah, sepertinya saya punya keinginan untuk bisa menonjol. Betulkah? Entahlah. Saya terlalu sederhana untuk betul-betul punya keinginan seperti itu.

Hoax from Haris Hakim

 Lagi, sebuah usaha penipuan melalui email masuk ke inbox: Dear Friend, I am Mr Haris Hakim the head of file department of Bank of Africa (B.O.A) here in Burkina Faso / Ouagadougou. In my department we discover an abandoned sum of (US$18mllion US Dollars) in an account that belongs to one of our foreign customer who died along with his family in plane crash. It is therefore upon this discovery that I now decided to make this business proposal to you and release the money to you as the next of kin or relation to the deceased for the safety and subsequent disbursement since nobody is coming for it. I agree that 40% of this money will be for you, while 60% would be for me. Then after the money is been transferred into your account, I will visit your country for an investment under your kind control. You have to contact my Bank directly as the real next of kin of this deceased account with next of kin application form. You have to send me those your information belo

Sensasi Vicky Vette

Seorang artis porno benama Vicky Vette, entah berasal dari mana, tiba-tiba mencuri perhatian tweep tanah air setelah salah satu  tweet -nya mengakui kalau dialah yang mengirimkan link porno ke email anggota dewan yang akhirnya membuat pria itu dirundung masalah. Entah benar atau tidak, hanya dua orang itu yang tahu. 

Citibank Meminta Maaf

Sepenuhnya saya mengerti bahwa dua kejadian yang mencoreng muka Citibank belakangan ini hanya terjadi di cabang tertentu, kota tertentu, dan tentu juga, negara tertentu: Indonesia.  Mungkin Citibank sekarang menyesal karena telah melaporkan Inong ke kepolisian. Mereka tidak menyangka akan menjadikan peristiwa 'kecil' ini menjadi bola panas yang ternyata merongrong reputasi mereka. Andai mereka cukup menyelesaikan kasus ini secara internal, memecat Inong dan meminta perempuan itu mengembalikan uang yang diambilnya jika benar terbukti ada pencurian, maka urusan tidak seramai sekarang. Dalam hal ini, saya hanya berpikir tentang reputasi bank, bukan urusan hukum. Tapi saya percaya, dengan membuat laporan ke kepolisian, Citibank sudah mempersiapkan diri untuk membuat benteng hukum, PR, marketing, dll. Hal yang tak mereka duga, bahwa akan ada kasus kedua. Uang saya tak sebanyak pejabat Polri atau anggota dewan yang jadi korban tante Inong Melinda. Saya mendukung

Dikerjai 3

Lagi saya ditelpon 3, perusahaan telpon. Mereka keukeuh, berdasarkan bukti pemakaian, kalau saya menggunakan iPhone saya untuk internet hingga penggunaan mencapai 1100 dolar pada bulan Januari lalu. Meskipun sudah diturunkan hingga 250 dolar, tapi saya keukeuh protes karena tentu saja saya tidak pernah melakukan yang dituduhkan mereka.  Saya menduga, ada yang salah dengan sistem penagihan mereka atau mungkin ada yang membajak selular saya. Mereka tidak melihat dan tak mau melihat ke arah kemungkinan seperti itu.  Jika kemudian saya terus dihubungi mereka, tentu saja ini berkat jasa Ombudsman Telekomunikasi yang bekerja dengan sangat baik. Lembaga ini rupanya cukup dihormati hingga perusahaan tunduk ke lembaga ini. Saya membayangkan jika lembaga konsumen di Indonesia bisa segagah itu, hebat niat Indonesia.  Mereka kembali janji untuk hubungi saya. Ternyata hingga sore hari, tak ada telpon masuk. Capek, deh. Saya merasa dikerjai 3.

Mimpi Ditelan Ular Sanca (Hampir)

Seorang pria bertelanjang dada tengkurap di sebuah balai. Saya mendekat. Ada larik-larik berkilau seperti sisik di punggungnya. Saya penasaran dan menanyakan hal itu kepada dia. Pria muda itu bercerita, dia sesungguhnya adalah ular dan siap berubah diri. Dia melanjutkan bercerita, tentang sebuah legenda ular menelan orang yang kemudian orang yang ditelan itu akan berubah menjadi empat cawan emas. Dia bilang akan menelan saya. Saya terkejut. Tapi juga tidak bertindak apa-apa. Pasrah karena pikir saya mungkin itu sudah takdir. Sebersit juga terpikir, mungkin lebih baik bagi saya menjadi sesuatu yang kelak akan berguna bagi orang lain setelah saya mencadi semacam cawan. Tanpa bilang ya, saya pejamkan mata. Saya mendengar dan merasakan sesuatu di samping saya berproses. Saya membayangkan orang itu telah berubah menjadi ular sanca yang besar. Saya begidik. Apalagi ketika taring-taring ular itu mulai menyentuh punduk... Seketika saya membuka mata, berubah pikiran. Saya tak mau jadi

Kisah Selly, Inong, dan Icha

Tertarik dengan judul sebuah artikel koran online, pembuat account gadungan atas nama Selly Yustiawati, perempuan yang masuk dalam DPO karena menipu sejumlah orang, akan digugat, saya lalu browsing. Ternyata memang sangat mengejutkan. Saya menemukan lebih dari 70 account Facebook dengan nama itu, namun dengan foto-foto milik Selly. Belum lagi account lain yang diperuntukkan untuk menghujat dan sebagian lain untuk membela Selly. Pastilah perempuan ini sangat istimewa sehingga bisa mendapat perhatian begitu besar dari Facebooker. Lain lagi dengan Inong Melinda, perempuan berwajah palsu mantan karyawan Citibank yang ditangkap karena dugaan money laundry . Hingga tadi malam, baru terdeteksi tiga buah account atas namanya, Melinda Dee. Tapi pagi ini, begitu saya browsing dengan nama Inong Melinda, huaaah... sederet!  Bagaimana dengan Icha? 'Perempuan' jadi-jadian yang juga berperkara karena tipu-menipu? Dia juga memiliki account di Facebook dan 'penipu' lain ya

Mimpi Terbang bersama Ayam

Saya sedang mendorong suatu benda kemerahan di sebuah halaman rumput. Tiba-tiba, benda itu berubah menjadi ayam betina. Dengan kekuatan pikiran saya, ayam itu terbang dengan saya di belakangnya menghela tali ke badan ayam. Ternyata, bukan hanya saya. Ada sejumlah orang pula beruntai di belakang saya. Kami terbang tinggi dan sangat tinggi. Di atas langit, ketika pemandangan tampak gelap dan berkabut, sebuah pagar kayu bercat putih membentengi. Kami masih terus menukik ke atas...