Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2011

Basil Got Accepted at A Kindie

An email from a staff of ECU required me to contact the Primary School of Edgewater regarding my application to enroll my kid in a kindergarten class. It was about one or two weeks ago, I listed three kindergartens about Joondalup to the student central staff as we, international students, are not allowed to directly contact the schools. Normally, the staff would email the schools and waited the response from them. Apparently, the Primary School of Edgewater has chosen Basil to be there. After calling the number mentioned, I brought along my wife and Basil went to the school. They asked some papers like passport, visa, and immunisation record. Too bad, the immunisation record is not with us. We left it in Jakarta. Fortunately, it may be attached sometime later. We were so happy for this acceptance of Basil in that school. Basil just can hardly wait to the day: up coming February!
Apa kabar projek riset PhD saya? Well, setelah tiga kali melakukan grup diskusi, saatnya membuat analisis. Ini tahap pertama dari dua tahap pengumpulan data yang harus saya jalani. Gampang-gampang susah.  [Foto diambil saat grup diskusi di Mount Lawley Campus oleh Tri AB]

Senandung Panti Jompo

Seringkali senyap. Kadang ada juga rintihan dan lolongan minta tolong. Seringkali sunyi. Kadang serombongan pengunjung datang menghampiri orang per orang. Ada hari dimana seorang badut beraksi, kali lain penghuni berkumpul di satu ruangan sambil bernyanyi diiringi piano. Banyak pula hari dilalui tanpa aktifitas istimewa kecuali makan, tidur, nonton tv, minum obat... Sudah seminggu lebih saya bekerja membersihkan gedung panti wreda. Tiap hari saya menyaksikan orang-orang yang sangat tua tergantung pada perawatan karyawan. Mungkin bukan mau mereka berada di sana. Mungkin bukan mau mereka juga memiliki usia panjang namun menjadi beban. Ah, sesungguhnya saya tidak tahu pasti apa yang terjadi. Dari setipis pengetahuan saya, itulah kesan yang saya tangkap bahwa orang-orang tua di panti jompo di mana pun, hidup dalam ketergantungan. Namun belum tentu saya benar. Bisa jadi, orang menabung uang banyak untuk masa tuanya. Lalu, ketika ia tak lagi bisa mengurus dirinya sendiri, i

Queens Park

Pulang dari Konjen RI, meeting dengan pengurus PPIA WA dan menghadiri Bazaar menjelang lebaran, mampir di Queens Park, Hay Street.

Burswood

Seorang sahabat mau kembali ke tanah air setelah menyelesaikan master-nya. Acara perpisahannya di Burswood Park. Hhhh... dingin menusuk tulang. Belum lagi angin yang deras karena taman ini terletak tepat di samping Swan River yang lebar.

Sucker Punch

Para orphan yang dianggap bermasalah tidak dimasukkan ke penjara karena kesalahannya, tapi dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Di sana pun, mereka tak dianggap pasien karena dokter tahu mereka tidak gila. Mereka dipoles, dilatih, untuk menjadi penari penghibur.  Tersebutkah lima tokoh yang berniat kabur. Namun penjagaan sangat ketat. "Map, knife, key, fire, and mystery' adalah lima hal yang harus dimiliki untuk bisa lari dari tahanan itu. Untuk mendapatkan setiap aspek yang dibutuhkan, diperlukan satu tarian 'pertahanan' yang digambarkan dengan sebuah pertarungan imajiner dari kelima tokoh cewek jagoan ini.  Ternyata tak semua bisa berjalan mulus. Satu per satu tokoh dikorbankan. Ternyata, kebebasan tidak untuk semua. Semua berkorban untuk satu orang saja. Mereka sesungguhnya tidak takut mati, karena memang telah lama 'mati.'

The Company Men

Nasib hidup seringkali penuh kejutan. Apa yang sudah kita miliki bisa tiba-tiba tercerabut dari tangan. Mengingatkan pada apa yang pernah saya alami. Pernah suatu ketika, dengan sebuah kesadaran, saya meninggalkan semua yang pernah menjadi bagian dari kebanggaan saya untuk memulai sesuatu yang baru, sekedar mendengarkan kata hati untuk mencari hal yang benar-benar sesuai dengan keinginan saya. Agak berbeda dengan film 'The Company Man', para tokoh utama di film ini menjalani nasib mereka dengan cara berbeda setelah dengan tiba-tiba mereka terkena PHK padahal perusahaan mereka dalam keadaan baik dan prestasi mereka pun sungguh memukau. Tokoh pertama, yang termuda dari ketiganya, sibuk melamar ke sana ke mari atas dorongan istrinya, pasangan yang sangat mengerti, mendukung, dan bersahaja, yang melunakkan hati pongah sang suami untuk menyadari keadaan. Hingga tokoh ini mau melakukan pekerjaan apa pun asal bisa menopang hidup keluarga, termasuk merelakan rumah impian mereka un

Caversham Wildlife Park

Ternyata tak jauh dari rumah, cuma sekitar 20 menit berkendara ke arah timur. Melewati banyak tanah perkebunan, komplek perumahan baru, dan tibahlah kami ke Whiteman Park, dimana Caversham Wildlife Park berada. Ini kali pertama saya mengunjungi tempat ini. Sengaja, saya selalu menunda setiap kali ada kesempatan karena saya hanya ingin pergi dengan keluarga. Alhamdulillah, sekarang kesempatannya datang.  Musim dingin masih menggigit, namun hari-hari yang penuh hujan sudah berlalu. Koala, kanguru, dan beragam binatang khas Australia, dari mulai yang liar hingga hewan ternak seperti kambing, domba, dan kuda poni.