Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2011

Cyclon Tidak Jadi Mampir di Perth

Hari ini diramalkan akan ada cyclone di Western Australia, padahal saya harus bekerja seperti biasanya. Menurut ramalan yang diberitakan luas, cyclone hebat berefek membahayakan yang mungkin akan melintas kawasan Australia Barat termasuk Perth, mungkin terjadi antara jam 11am hingga 2pm. Tidak mau konyol, saya tunda pekerjaan menunggu hingga tanda-tanda alam menunjukkan aman. Saya habiskan waktu seharian itu di kampus, menulis penelitian. Hingga jam 2pm lewat dan tak terjadi apa-apa, saya baru keluar. Mendatangi sejumlah responden seperti biasanya. Langit di atas Perth gelap gulita. Sambil terus mengamati kondisi saya selesaikan pekerjaan dengan was-was. Hingga hampir pukul tujuh malam, pekerjaan berakhir di kawasan pantai. Melihat banyak orang bersuka cita di sepanjang pantai meskipun cuaca terlihat kurang bersahabat, saya tergoda untuk mandi.  Yeah, akhirnya saya tanggalkan baju dan nyemplung ke laut. 

The Missionaries

Saya terus dirayu untuk pindah agama oleh dua orang misionaris dari sebuah gereja. Sudah dua kali mereka mengunjungi saya di kampus, atas seijin saya tentunya. Bahkan mereka memberikan saya sebuah kitab suci.  Saya sudah bilang, jika sekedar ingin bercerita tentang kabar penting yang mereka punya, boleh saja. Tapi jujur, saya tidak berminat untuk menukar agama yang sudah saya yakini sekarang. Maaf, ya...

Bendera Australia yang Menjadi Keset

Suatu ketika saya berkunjung ke sebuah rumah untuk keperluan pekerjaan. Saya terhenyak ketika mendapati keset di depan rumah orang itu berdesain bendera Australia! Saya percaya bukan maksud negara membiarkan warganya menghina lambang negara sedemikian rupa. Di sini, simbol-simbol negara diberlakukan sekasual mungkin. Jangan heran jika desain bendera kemudian bisa ditemukan di sendal jepit, celana dalam, bikini, handuk, bola hingga sarung bantal. Di Indonesia, saya masih ingat ketika Ahmad Dhani bikin video clip dengan background kain merah putih. Saat itu, Roy Suryo dengan gaya pahlawan kesiangan mengadukan penyanyi itu ke polisi. 

The Australia Day

Australia telah menetapkan tanggal 26 Januari sebagai hari libur nasional, the Australia Day. Hari itu, dari pagi sampai malam, digelar acara-acara yang melibatkan masyarakat untuk mengisi hari bersejarah ini. Malamnya, dipusatkan di sekitar Swan River, serentetan firework megah dibentangkan di atas sungai dan di puncak gedung-gedung perkantoran.

41 Derajat!

Hari ini 41 derajat celcius. Panas bukan main. Tapi karena sudah menjadi resiko pekerjaan, sepanas apapun hari-hari belakangan ini, saya tetap harus turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Sejumlah responden yang saya datangi, banyak yang mengingatkan tentang kondisi iklim. Beberapa dari mereka ada yang dengan senang hati menawari saya minuman dingin. Bahkan ada yang menyuruh saya pulang saja karena prihatin. Lucu memang.  Ramalan cuaca kota Perth, Sabtu, 29 Januari 2011 Badan keling, tak perlu diragukan. Muka gosong pun sudah pasti. Asal pekerjaan beres dan otak tetap waras.  Menjelang sore, langit mendung. Lalu tak lama hujan besar tak terbendung lagi. Sejumlah situs berita online mengabarkan banyak pohon tumbang dan jaringan listrik putus karena kabel tertimpa pohon. Genangan air juga diberitakan menutup sejumlah ruas jalan di tengah kota. Hal yang mengerikan, ramalan tentang cuaca besok yang konon akan terjadi cyclone bianca yang bisa saja mengundang hujan es seperti tahu

Bekerja Keras untuk Meraih Cinta, Berarti Menyelamatkan dunia

Satu sahabat saya sedang risau: menikah, melanjutkan kuliah, dan pindah kerja. Untuk menikah, perlu ada pasangan. Well, ia sudah memiliki. Cuma, karena berbeda agama, ia merasa faktor itu mengganjal. Tapi syukurlah, pasangannya bersedia untuk berganti agama. Tinggal tunggu waktu.  Pilihan kedua, kuliah lagi. Kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri untuk seorang dosen itu terbentang luas. Asal mau dan memenuhi persyaratan. Ia agak kuatir tidak bisa memenuhi persyaratan itu. Lalu, ia juga punya keinginan untuk pindah kerja. Dia merasa sudah cukup untuk menjadi dosen. Karena ia memulai karir dari menjadi pekerja kantoran di perusahaan swasta, ia ingin kembali menjadi pekerja kantoran. Apa yang bisa saya katakan untuk menghilangkan kegelisahan dia?  Cinta: berjuang untuk mendapatkan cinta. Setelah cinta di dapat, menurut saya, semuanya akan mudah dijalani. Mau kerja seperti apa, mau kuliah lagi atau apa. Karir tanpa cinta, akan tetap membuat jiwa risau. Maka, jangan egois. Be

Australia Day!

Australia telah menetapkan tanggal 26 Januari sebagai hari libur nasional, the Australia Day. Hari itu, dari pagi sampai malam, digelar acara-acara yang melibatkan masyarakat untuk mengisi hari bersejarah ini. Malamnya, dipusatkan di sekitar Swan River, serentetan  firework megah dibentangkan di atas sungai dan di puncak gedung-gedung perkantoran. 

Mimpi Perang Australia

Sumber:  ww2australia.gov.au   Mimpi. Saya sedang berada dalam sebuah rumah dengan banyak orang. Tiba-tiba orang-orang berlari panik. Pesawat-pesawat tempur membabi buta menembaki orang-orang yang ternyata adalah tentara itu. Saya berdiri di teras, melongo menyaksikan peristtiwa tersebut. "Ada perang di Australia!" seru saya dalam hati.

Yanchep National Park, Again

Untuk kedua kali, saya ke Yanchep National Park di bagian utara Joondalup, sekitar 18 menit berkendara. Kali ini untuk menemani seorang sahabat yang sedang mengumpulkan data untuk disertasi. Jangan bandingkan koleksi tanaman yang ada di taman ini dengan koleksi taman nasional yang ada di Indonesia manapun karena tak banyak ragam yang dapat ditemui kecuali semak belukar. Tapi kita perlu belajar bagaimana orang-orang di sini mengelola taman dan memperlakukan para pengunjung. Alhasil, turis yang tak ada henti-hentinya mengalir. Ada ratusan goa yang berserakan di taman nasional ini. Salah satunya yang paling jagoan adalah Crystal Cave. Turis tidak bisa sembarangan masuk, kecuali mengikuti jadual yang sudah diatur dan selalu akan ditemani seorang ranger yang sekaligus merangkap sebagai penjaga pintu masuk goa begitu jadual kunjungan tiba. Dengan membayar $10 untuk dewasa dan $ untuk anak-anak, pembayaran dilakukan di loket utama ketika masuk taman nasional ini. Tidak terlihat

Ide itu Datang tiba-tiba Setelah Solat Subuh

Padahal akhir minggu lalu sudah saya jadikan batas akhir untuk menyelesaikan satu paper , supaya saya segera pindah ke paper lain. Ada dua paper yang sedang saya kebut penyelesainnya. Namun apa daya tak mampu? Projek dari tempat saya bekerja sudah bergulir sejak minggu lalu. Waktu saya tersita dari Kamis hingga Minggu dari pagi hingga sore sepanjang tahun, insyaallah. Semoga saya terus diberi kesehatan dan terus bekerja dengan baik dan berprestasi. Malamnya saya akan sempatkan ke kampus untuk mengerjakan penelitian. Ada dua deadline yang harus selesai akhir bulan Januari ini. Tapi rasanya saya harus mengambil salah satu saja karena selain kehabisan waktu, ide juga sering mampet.  Seringkali saya duduk bengong di depan komputer dan bingung mau menulis apa. Saya merasa perlu banyak ide segar dan itu tidak muncul setiap saat. Syukurlah pagi ini setelah saya sembahyang subuh, tiba-tiba terlintas sebuah ide bagus yang bisa saya tambahkan sebagai contoh kasus untuk paper yang sedang sa

Mullalu Beach

Ada sepasang mahasiswa baru ECU asal Indonesia yang baru tiba di Perth. Mumpung ada waktu senggang, saya ajak mereka ke Mullalu Beach. Sedap, bisa berenang di tengah hari terik musim panas. The beach Toilet dan k Sekitar halaman parkir Cafe and bar by the sea

Pernah Menyuap Polisi?

Kasus Gayus itu, jika disamakan dengan pecanyakit, mungkin ibarat AIDS atau lepra? Kita tahu bahwa dan sering membuktikan atau bahkan terlibat dalam kasus-kasus suap. Seringkali dulu, ketika saya masih bekerja pada bagian penjualan, saya diminta atau menawarkan uang agar saya bisa menang  pengadaan barang, baik perusahaan swasta maupun BUMN dan pemerintah. Belum lagi gratifikasi berupa entertainment dan kado-kado. Target bulanan harus tercapai dan cara-cara demikian sangat diperlukan. Jika tidak, entahlah.  Waktu membuat SIM, saya dicegat seorang polisi di pintu masuk. Dia menawarkan kemudahan. Tentu saja saya ingin yang mudah dan cepat. Dengan membayar sejumlah angka yang dia maksud (saya tawar, boleh), saya mendapatkan SIM pertama saya tanpa tes dan sehari selesai. Berurusan dengan polisi di jalan pun begitu. Beberapa kali saya kena tilang. Tapi untuk yang satu ini, saya selalu tabah untuk tidak menerima pesan 'damai' yang ditawarkan petugas. Saya selalu meminta tilang resm

"We Minds Can Meet If We're Connected"

Tweet Tifatul yang menghebohkan Seorang presiden mungkin tak perlu pintar. Tapi, menteri itu harus, maka dia dibilang pembantu presiden. Entah apa yang menimpa Menfofinfo kita, tapi beberapa kali beliau jadi bulan-bulanan netizen karena pendapat, tindakan, dan keputusannya.  Suatu ketika Pak Menteri membuat tweet (istilah status pada Twitter) bahwa bencana alam adalah azab dari Allah. Kitab suci memang menyebutkan itu, namun dengan kapasitas dia sebagai pejabat pemerintah, rasanya tidak pantas membahas hal demikian di forum nasional, bahkan dunia. Kecuali ketika dia bicara di atas mimbar mesjid ketika audien terbatas dan homogen. Dan bukan sebagai pejabat publik. Kali lain, beliau mengancam menutup Black Berry karena pengguna masih bisa mengakses pornografi. Komentar saya: menghilangkan satu kutil di tubuh, segelas Baygon diminum. Pengguna BB itu, karena tidak murah, pastilah kalangan menengah dan atas. Mereka, jika memang perlu melihat pornografi, akan membuka laptop, buk

Jurnal Sabtu

Kolekasi perpustakaan yang membangkitkan minat siapa pun untuk menjadi pembaca. Public Library, Joondalup Saya tidak bisa memutuskan cepat apa sebenar-benarnya mau saya hari ini: 1) ke kampus untuk mengerjakan salah satu projek riset. Ada tiga projek dan saya harus memilih: proposal yang mungkin dalam waktu dekat akan dipresentasikan, paper untuk buku yang akan diterbitkan (sudah selesai bulan lalu, sudah dikirim ke panitia penerbitan, tapi baru kemarin mendapatkan respon pengeditan) atau meneruskan paper yang sedang saya tulis untuk rencananya untuk saya sertakan dalam sebuah lomba.  2) ke kota, cari tempat yang nyaman untuk membaca jurnal. Begitu duduk di belakang kemudi, pikiran saya sudah berubah lagi. Saya mau mengunjungi perpustakaan umum Joondalup. Belum pernah saya kunjungi meskipun sering saya lewati. Saya pikir saya bisa memilih tempat yang nyaman dan mulai bekerja dengan salah satu projek riset saya. Tiba di sana, hasrat saya untuk bekerja masih belum muncul. Saya

Memulai Tahun Baru dengan Projek Baru

Dua hari berturut-turut ini, saya mengikuti training dan workshop yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan riset pemasaran dimana saya sudah bergabung dengan mereka sejak Agustus atau September lalu. Projek 2011 akan segera dimulai. Hari-hari akan lebih sibuk dari sebulan terakhir ini. Saya benar-benar harus bisa mengatur waktu agar bisa termanfaatkan dengan sangat baik. Harus seimbang antara bekerja, belajar, dan me time .  Ada sekitar 20 peserta yang mayoritas berusia lanjut, sangat. Mereka masih tampak sehat dan bersemangat. Dan melulu termotivasi bukan karena uang setelah beberapa saya tanya mengapa memilih bekerja di usia lanjut mereka. Saya salut dengan perusahaan yang masih membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang mau berpartisipasi menjadi bagian dari tim tenaga interviewer , tanpa diskriminasi baik umur maupun kebangsaan.  Sekejap saya membandingkan dengan kondisi di tanah air. Orang tua yang sudah pensiun, seolah tugas hidupnya sudah selesai. Nyaris tak memanf
Hari ini harus punya progres yang membahagiakan. Kembali ke rencana semula, menjadikan tanggal 30 Januari sebagai deadline dari projek yang sekarang sedang dikerjakan. Jangan risau, jangan buang waktu. Apa yang sudah dimulai, selesaikan. Apa yang belum, jangan dimulai kecuali untuk mempertajam rencana ke depan. Bismillah. 
Ternyata diam-diam, saya memiliki kegundahan. Bagaimana rupa Jakarta jika saya kembali kelak? Mungkinkah lebih parah dari terakhir kali saya tinggalkan?

Mimpi Ksatria

Mimpi. Saya dengan tiga orang yang tidak saya kenal, menyusuri titian pada suatu malam. Kami para ksatria. Masing-masing dengam sebuah senjata. Bahkan saya kemudian mendapat sebuah senjata lain: pedang. Kami sedang siaga ketika tiba-tiba dua orang datang bercakap. Mereka bicara panjang-panjang. Eh, tiba-tiba saya menyadari bahwa sebetulnya saya sedang berada di sebuah lokasi shooting sebuah film. Karena sebuah kesalahan yang dibuat salah satu daru dua orang tadi, kami harus kembali ke studio. Gambaran mulai jelas. Saya menjadi salah satu dosen yang dipilih oleh Metro TV untuk menjadi pembaca berita. Makin aneh alur mimpi saya. Foto diambil dari Epilogue.net.  
Dua orang misionaris dari gereja Mormon mengunjungi saya di kampus, setelah beberapa kali gagal karena sejumlah alasan. Saya memilih halaman rumput pinggir danau untuk tempat berbincang. Dua orang ini bicara tentang dua kitab perjanjian yang selama ini diyakini oleh kaum Nasrani. Lalu saya dihadiahi sebuah kitab Mormon untuk saya baca. Awalnya saya menolak. Namun akhirnya saya terima juga. Setelah mereka berlalu, saya tercenung. Apa maksud semesta mempertemukan saya dengan mereka? 

Mimpi Wacik

Source: Kapanlagi.com Saya sedang mengunjungi sebuah gedung ketika seorang pria datang mengantar sebuah patung Paris hilton telanjang. Patung tersebut ternyata pesanan Jero Wacik, menteri pariwisata kita. Mumpung ada kesempatan, saya mengajak beliau bicara. Saya perkenalkan diri, lalu kami berbincang tentang pariwisata Indonesia. Wacik bahkan menunjukkan saya sebuah buku berjudul 'Pariwisata Indonesia'.

Selamat Tahun Baru

Tak banyak yang bisa dilakukan warga Perth untuk merayakan pergantian tahun karena tak banyak event yang digelar. Salah satunya, keriaan yang ada di sektiar Northbridge. Ada tiga panggung di sepanjang James street yang menurut saya, kalah menarik dengan panggung-panggung klub malam di Jakarta. Tak ada kembang api, kecuali confetti. Tak boleh mengeluh, nikmati saja. Jika tak suka, pergi. Kemana? Makanya. Seperti juga malam tahun baru lalu, yang paling heboh dari semua rangkaian acara adalah perkelahian antar pengunjung dari kelompok penduduk aseli yang bisa terjadi hampir setiap menit jika tak dilerai polisi. Park and ride. Orang-orang memilih parkir di stasiun terdekat rumah lalu naik kereta ke kota. 1. Parkiran di kota pasti penuh, 2. Mereka berniat mabuk.  Portable WC yang disediakan pemerintah kota Hiruk pikuk di James street, Northbridge Add caption
Pengalaman kedua menyambut tahun baru di kota Perth. Sangat biasa. Hanya tiga panggung di ujung-ujung jalan dengan tontonan yang ala kadarnya. Orang berkumpul karena tidak ada pilihan lain. Untungnya, ada Jati dan Elis, dua sahabat dari Jakarta yang sedang liburan di sini menemani. Saya jadi tak bengong sendiri diantara hiruk pikuk.  Tak ada resolusi. Kecuali melanjutkan mimpi untuk jadi peneliti dan penulis. Meneliti apa saja yang saya mau, menulis apa saja yang saya bisa. Sekaligus mengenyampingkan hal-hal yang bisa menjauhkan saya dari tujuan. Selamat tahun baru...