Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011
Kuliah masih lama untuk selesai. Namun saya sudah banyak merancang sejumlah rencana apa yang akan saya lakukan sepulang dari Australia nanti. Sekedar coret-coret ide sudah saya dokumentasikan. Namun untuk terus menggali ide-ide tersebut supaya siap pakai rasanya belum memungkinkan. Saya terlalu sibuk dengan projek riset PhD.

Jurnal Sabtu

Jalan sehat dari apartemen menuju kampus. Bye... see you

A Room to Stay

Terbengong-bengong ketika menyadari kalau hostel yang saya booking di Philadelpia ternyata sangat terisolir, di antara hutan, jauh dari keramaian kota. Sopir taksi yang mengantar saya meyakinkan bahwa inilah hostel yang saya maksud. Bukan karena banyak uang hingga saya minta bantuan sopir taksi untuk mengantar saya ke hostel. Namun karena saya tiba di Philly sudah jam 9 malam, sudah tak ada lagi sinar matahari yang tersisa. Dalam kegelapan, harus cari bis, cari tempat berhentinya, cari hostelnya... pasti merepotkan. Saya berpikir praktis saja.  Ini bukan hostel biasa. Ini mansion. Sangat besar. Saya pikir, orang-orang yang tinggal di sini karena mereka sudah tidak mendapatkan kamar di tempat lain. Tapi juga bagus. Seperti kembali ke satu atau dua abad lampau.

Swan Valley

Tanpa sengaja, kunjungan ke tenggara Perth untuk sebuah urusan ternyata membawa saya ke Swan Valley, tempat yang benar-benar saya kunjungi. Konon, di saat spring, daerah ini sangat indah. Betul, sepanjang jalan bunga-bunga liar bermekaran. Hamparan kebun anggur, kehijauan hutan, dan semilir angin yang menghembuskan bau segar. Mengingatkan pada perjalanan saya ke Margareth River. Semirip sama: wineries, chocolate factory, cafes...

Ganti Supervisor Riset. Ganti Metodologi: Tahan Nafas

Salah satu supervisor riset saya pindah ke Amerika. Awalnya hanya rumor, belakangan berita itu disampaikan secara resmi dalam sebuah meeting. Dia pergi begitu saja tanpa ada sepatah kata terucap. Tak email atau pesan lisan. Lalu saya tak punya alasan untuk kehilangan dia. Maka datanglah seorang yang baru menggantikan. Berharap dia bisa lebih baik membimbing saya. Sejumlah ide sudah dia kemukakan. Misalnya, saya harus mengunjungi salah satu negara dimana projek-projek tourism yang jadi inti penelitian saya dilakukan: volunteer tourism. Mungkin Thailand, Kamboja, Vietnam, Cina atau manapun di muka bumi ini. Saya tidak mau berpikir negatif bahwa dittinggal supevisor akan menimbulkan banyak kemalangan atau datangnya supervisor baru akan menambah penderitaan. Biasa saja. Saya percaya semua warna perubahan ini akan lebih banyak memberi kebaikan. Agak kekuatiran bahwa saya mungkin perlu menambah semester dari tiga tahun yang direncanakan. Ini pun tak perlu mati-matian saya gusarkan.

Kesengsem Tulip

Setelah menunggu setahun penuh, akhirnya tiba juga waktunya untuk berkunjung ke Araluen Botanic Garden. Ada tulip yang sedang bermekaran di sana dan hanya terjadi di musim semi. Pernah saya ke sana sekali. Karena tidaktahuan dan malas mencari informasi, saya berkunjuang di musim panas. Yang ada malah semak belukar yang meranggas. Kali ini, alhamdulillah saya bisa kembali dan membawa keluarga.

Visit Sabah

Begitu keluar kompleks apartemen, saya tertegun dengan sebuah poster yang tertempel pada sebuah bodi bis.  Dinas Pariwisata Sabah berpromosi di Australia! Mereka mengundang masyarakat Australia Barat untuk berkunjung ke Sabah. Luar biasa strateginya. Hari yang berbeda, saya mau bepergian ke kota. Di stasiun Joondalup, saya juga melihat sebuah billboard yang menjual Sabah. Lebih lama mengamati, lebih jelas siapa yang sedang beriklan. Ternyata Malaysia Airlines.

Manusia Pagi, Perlu Bekerja Pagi...

Saya memutuskan untuk istirahat sejenak dari pekerjaan sebagai field interviewer. Meskipun hanya kerja Kamis hingga akhir pekan, namun pekerjaan ini benar-benar menuntut banyak energi badan dan otak. Saya merasa perlu konsentrasi penuh ke riset PhD saya. Karena jika tidak bekerja saya tak akan memiliki uang, lalu saya melamar untuk menjadi cleaner. Puji Tuhan saya diterima. Saya bekerja dari Senin hingga Jumat, dari jam 3 sampai 7 pagi. Jika dilihat nilai dolar, pekerjaan yang baru ini tak banyak menghasilkan uang. Namun saya tak perlu menggunakan banyak energi otak, cukup fisik semata. Lagian, bangun dan kerja sedini itu pun bukan masalah buat saya. Malah bersyukur karena bisa menurunkan berat badan saya dari 85kg ke 75 kg. Weekend ini, setiap pagi saya habiskan waktu di kampus. Saya mulai menata hati dan pikiran untuk lebih fokus pada penelitian yang terbengkalai. Jujur, meskipun akhirnya saya punya banyak waktu untuk ke kampus, ternyata tak membuat saya cukup bergairah unt