Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2014

Yellow Paris

Look Down Paris!

Look down! Dan kita akan tahu bagaimana peradaban suatu kota. Ada sejarah yang terukir di sana, ada pesan, ada prasasti.

Puasa 18 Jam!

Tadi malam saya masak ayam kentang. Saya niatkan untuk sahur. Alhamdulillah, sedap sekali ketika tadi sahur bisa menikmatinya. Lalu membayangkan berpuasa selama 18 jam. Rada nervous. Di Indonesia pasti tak selama ini. Bahkan waktu tinggal di Australia pun. Baiklah. Nawaitu. Puasa, dimulai! Jaga tindakan, ucapan, dan hati dari 3.25 imsak, hingga jam 21.59. Catet!

Instalasi Pipa

Masih di sekitar gedung Pertahanan, sebuah instalasi pipa berwarna orannye memenuhi lapangan beton. Dibuat sangat fleksibel sehingga jika siapaun lewat dan menggoyang-goyangkan pipa, pipa akan bergoyang sebentar lalu ajeg lagi. Keren.

Demo Mendukung Suriah

Di bawah guyuran hujan, tiga kelompok orang Paris berdemo mendukung Suriah yang sedang berjuang mencapai kedamaian.

Hujani Paris

Hujan. Seharian hujan. Paris basah dimana-mana.

Paris Red

Membawa Karya Tulis Mahasiswa to 'Another Level'

Bismillah. Nanti sore saya berangkat ke Prancis, untuk sebuah konferensi. Insyaallah saya akan menyajikan dua buah paper, adaptasi dari skripsi dua orang mahasiswa saya. Ini rencana saya, mengangkat karya tulis mereka ke 'another level' agar tidak sekedar teronggok di perpustakaan. Mudah-mudahan ini bukan dua pertama dan terakhir. Beberapa bulan ke depan, masih banyak dan akan terus bertambah mahasiswa yang harus saya bimbing. Artinya, akan banyak potensi karya tulis yang bisa saya 'naikkan' derajatnya, yaitu dengan mempublikasikannya, baik melalui sebuah konferensi maupun langsung ke jurnal.Untuk layak publish, tentu saya harus ketat mengawal dan mengawasi mahasiswa bekerja. Agar hasilnya benar dan tidak memalukan saya sebagai pembimbing. Kembali ke rencana saya ke Prancis, semua dokumen sudah lengkap. Namun pagi ini saya masih harus bekerja, menguji sejumlah mahasiswa yang maju sidah skripsi. Packing juga belum selesai. Siang nanti, sepertinya akan sangat sib

@Pasar Ikan Muara Angke

Tadinya mau PRJ. Tapi melihat antrian masuk yang sangat panjang, tak jadi deh. Malah langsung masuk tol arah Bandara, turun di Muara Angke. Yeah, mending makan ikan bakar di Muara Angke.

Paris!

Kembali ke tujuan utama saya ke Paris. Ada dua paper yang saya racik dari dua skripsi mahasiswa bimbingan saya. Saya ingin memulai kebiasaan untuk membimbing mahasiswa dengan serius untuk menghasilkan karya ilmiah yang bermutu, lalu bersama-sama mereka mempublikasikannya, baik lewat conference maupun jurnal. Mudah-mudahan saya bisa konsisten melakukannya sepanjang waktu.  Semester lalu, cuma ada satu mahasiswa yang saya bimbing, sebagai percobaan sehubungan saya baru pulang dari Australia. Semester berjalan ini, ada sekitar sebelas mahasiswa yang saya bimbing. Kecepatan mereka menulis tidak sama satu sama lain, terutama mereka yang sudah bekerja. Namun setidaknya ada lima mahasiswa yang sepertinya positif bisa selesai akhir semester ini. Dan itu akan sangat menantang saya untuk mengubah skripsi mereka menjadi paper-paper yang layak terbit. Tak harus memikirkan terbit di jurnal kaliber hebat, yang penting bisa terbit. Setidaknya, karya mereka tidak sekedar masuk perpus

Dari Skripsi ke Paper

Sehubungan dengan rencana kepergian saya ke Paris, ada dua paper yang saya racik dari dua skripsi mahasiswa bimbingan saya yang akan saya presentasikan. Saya ingin memulai kebiasaan untuk membimbing mahasiswa dengan serius untuk menghasilkan karya ilmiah yang bermutu, lalu bersama-sama mereka mempublikasikannya, baik lewat conference maupun jurnal. Insyaallah, dua ini boleh saya anggap sebagai permulaan.  Masih banyak rencana. Semester lalu, cuma ada satu mahasiswa yang saya bimbing, sebagai percobaan sehubungan saya baru pulang dari Australia. Semester berjalan ini, ada sekitar sebelas mahasiswa yang saya bimbing. Kecepatan mereka menulis tidak sama satu sama lain, terutama mereka yang sudah bekerja. Namun setidaknya ada lima mahasiswa yang sepertinya positif bisa selesai akhir semester ini. Dan itu akan sangat menantang saya untuk mengubah skripsi mereka menjadi paper-paper yang layak terbit. Tak harus memikirkan terbit di jurnal kaliber hebat, yang penting bisa terbi

Menunggu Visa Prancis

Insyaallah, akhir Juni ini ke sana untuk hadir dan menjadi pembicara pada sebuah konferensi di Paris. Saat ini, saya sedang dalam proses melamar untuk mendapatkan visa Prancis. Semua dokumen yang diperlukan sudah siap. Tinggal menunggu jadual interview. Rada mepet karena tempo hari banyak waktu terbuang karena mengurusi paspor yang lama selesainya. Ini kali pertama buat saya ke Paris. Dan saya belum punya banyak rencana apa saja yang akan saya perbuat di sana. Beda sekarang dengan saat muda dulu. Dulu lebih banyak mengeksplorasi. Sekarang, mungkin lebih banyak untuk berkontemplasi.  Mudah-mudahan visa dapat, dan saya terima sebelum jadual terbang. 

Runyamnya Birokrasi Dikti

Karena didukung oleh gerakan masiv pemerintah untuk mendorong para dosen kuliah S3, baik nasional maupun internasional, saya pikir semua urusan yang berhubungan dengan tetek bengek sekolah lanjutan dipermudah. Ternyata tidak juga. Januari lalu saya mendapatkan ijasah S3 saya. Setelah melakukan penyetaraan, karena dari universitas luar negeri, masih ada hal lain yang perlu saya lakukan, yaitu, aktivasi kepegawaian. Saya, yang saat kuliah mendapat SK kuliah, setelah lulus harus mengaktifkan kembali SK dosen saya. Mulai berhitung, deh. Februari, Maret, April, Mei, dan sekarang Juni. Urusan selembar SK saja bisa memakan waktu berbulan-bulan. Sinting. Apa yang dilakukan orang-orang Dikti ya, hingga harus makan waktu lama begitu.  Seorang teman dosen bilang, mungkin ada dokumen yang kurang. Well, dokumen apa? Jika ada yang kurang, kan mestinya mereka memberi tahu.  Padahal, semua dokumen seperti yang disyaratkan dalam surat edaran Dikti sudah lengkap. Teman dosen lain bilang, pe