Skip to main content

Kepada pengelana

Kepada langit sewarna gandaria dan awan dan hembus udara yang menaungi
Kepada belukar padang tenggara dan riang ilalang dan serangga yang menyiangi
Kanda, dimana

Kepada belukar padang tenggara dan riang ilalang dan serangga yang menyiangi
Kanda, dimana
Ketika pagi menelikung tanpa bisa kuhindari
Tanpa matahari di lorong jendela tanpa penghuni lain di kamar sewa
O, pagi yang selalu kuperangi
O, rimba masa lalu dengan tapak-tapak kusam di tiap jengkal kenangan

Lalu akan kubiarkan hawa dingin yang purba menepuk pundakku
Menyeretku ke sudut sunyi dengan kesakitan yang sangat
Masih akan kubiarkan diriku terjaga dalam hening penuh bimbang
Akan terus kubiarkan rasa kesakitan itu menyalip di kening hingga ku tumbang

Kanda, dimana

O, pagi tanpa hela nafas di pundak
O, siang tanpa ketukan di pintu
O, malam yang semakin dipenuhi parut
Kepada seribu ceruk laut dan gelombang dan para pelaut yang menggarami
Kepada kesendirian;

Biar aku bicara pada birahi yang meranggas
Tentang nanti yang lama kunanti
Tentang nanti yang tak lagi mengunjungi

Kanda, dimana

Dibiarkannya aku tak terkabari
Waktu yang menjadi layu tanpa sempat tertandai
Peraduan yang terkepung misut tak dinodai
Binasa harapku tersumbat sukmaku

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis