Skip to main content

Aku Pengelana

Kota terakhir bisikku. Inilah kota terakhir yang bisa menjadi pamungkas pengembaraanku bila kelak aku memutuskan
Pengembaraanku bukanlah pilihan yang setara denganmu
Aku mencintaimu, karena engkau masa depan dan kesetiaan
Aku ingin memilikimu untuk tambatan dan peristirahatan
Kau nyata kau hidup kau segala
Jiwaku adalah sorot mata camar di atas giblartar
Mampukah aku menukar semua kesenangan untuk melihat sisi dunia, menanggalkan sayapku, melepas jiwaku, membutakan mataku, dengan pulang dan meminangmu?
Pada kota ini aku sedang bicara
Masih hitungan hari sebelum aku memutuskan untuk mencintaimu atau tidak

Wajahmu kukenali melekat di setiap rupa permukaan
Pada pahatan angelo pada punggung pagoda
Pada setiap ringkik geisha dan nelayan pantai karibia
Aku mencintaimu tapi ijinkan aku untuk tidak memilih
Kau bukanlah Madrid atau Agra
Kau bukan Sahara bukan Mandalay.

Petang yang jatuh di antara lorong kusam
Matahari muram di jemari dahan
Sederet nomor telepon di kepala selusin wajah terpantul di retina
Ini kota terakhir, gumamku
Tak akan ada kota lain bila aku memutuskan untuk mencintaimu
Kota asing dengan nama-nama jalan yang sulit kuhapal
Gedung-gedung berakar tunggal
Gemuruh metro berkolaborasi dengan bentuk arca dan bau dupa

Aku pengelana
Hasratku untuk banyak melihat
Minatku untuk banyak merasa
Namun aku belum memutuskan untuk mencintaimu atau tidak
Karena rinduku untuk selalu di atas kapal di atas pelana
Karena rinduku pada rupa pantai di segala samudera
Pada kota terakhir ini kelak harus kuputuskan untuk mencintaimu atau tidak
Aku di antara orang-orang bergegas dan tanpa gegas
Kota rupawan dengan lampu-lampu rupawan dengan pekik kegembiraan di semua perayaan Pesona yang menyulitkan aku untuk memutuskan mencintaimu atau tidak

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis