Skip to main content

Be Me or Somebody Else

Tinggal di Jakarta dengan berbagai profesi, membuat saya kadang sulit untuk menjadi diri sendiri sepenuhnya. Berusaha wajar, namun adakalanya lingkungan menuntut saya berlaku tidak begitu.

Lelah berperilaku serba diatur, saat yang paling ditunggu adalah ketika week end tiba. Apalagi jika kemudian saya berkesempatan untuk melakukan trip ke luar kota. Saya bisa sangat menjadi diri sendiri atau radically, i change myself to be somebody else! That's so fun.



Beberapa kali saya mencat pirang rambut ketika saya keluar kota, hal yang jika saya lakukan di Jakarta akan sangat membatasi gerak. Saya bisa tidur selonjoran di lorong subway sambil menikmati aroma musim dingin, berbikini mini di sepanjang boulevard sebuah kota pantai, menginap di kamar losmen penuh kecoa atau sekedar berbusana aneh penuh aksesoris a la mardi grass hingga mengunjungi bar-bar murah yang penuh dengan penari streaptease telanjang bahkan go go boy dancers.

Saat-saat seperti itu, saya bisa berekspresi sebebas-bebasnya. Perduli amat orang mau berkomentar apa. Saya tinggalkan status, saya singkirkan standar moral, saya longgarkan aturan. Selama dalam batas aman, sejauh tidak merugikan orang lain, saya menikmatinya, dan fun. Saat-saat indah seperti ini yang selalu membuat saya rindu bertualang.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis