Skip to main content

Meruya Merayu

Seorang sahabat saya sedang galau. Ia dan keluarganya menjadi salah satu korban kasus sengketa tanah di daerah Meruya, Jakarta Barat. Tentu saja saya turut prihatin. Membayangkan jika rumah saya pun ada di antaranya, apa hati tidak tentram siang malam?
Kasus kecil-kecil seputar pertanahan, sempat mampir di keluarga saya. Yeah, tidak sempat jadi sengketa ramai.

Almarhum Bapak sempat menegur seorang pemilik sawah yang bersebelahan dengan sawah kami. Bapak menanam baru-batu besar di dalam pematang sebagai pembatas. Hal ini ia lakukan diam-diam. Jika hal itu tak dilakukan, katanya, pematang suka bergeser. Tentunya bukan bergeser sendiri. Suatu hari Bapak menemukan batu-batu yang ia tanam sudah tak ada di tempatnya lagi, malah sudah berada di atas pematang. Rupanya, pemilik sawah yang bersebelahan dengan sawah milik kami itu telah memperluas sawahnya dengan cara memangkas pematang yang seharusnya menjadi batas. Pematang menjadi sangat ramping sehingga sulit sekali dilalui tanpa tercebur.

Lain waktu, ada kejadian lagi. Bapak sudah tidak ada. Sepetak tanah yang sudah dibeli Bapak sejak saya sangat kecil, tahu-tahu dipangkas sesorang. Orang itu membeli tanah yang berbatasan dengan tanah keluarga saya. Beberapa tetangga memberi tahu kelakuan orang itu. Keliling tanah milik kami dipagari tumbuhan kayu. Antara tanah kami dengan tanah yang dibeli orang itu, sebetulnya ada jalan setapak yang sudah sangat lama dijadikan lalu lintas para pejalan kaki. Jalan setapak itu diambil, pun pagar tanaman tanah kami dia babat juga. Serakah sekali orang itu.

Kasus-kasus kecil saja bikin hati berang. Bagaimana jika menyangkut yang besar? Ah, semoga semua masalah bisa segera terurai dan menemukan solusinya. Semoga orang-orang yang dzolim segera dibukakan hati dan pikirannya.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis