Skip to main content

Kekasih, Datanglah...

Maka datanglah seorang perempuan yang dikirimkan Allah. Saya percaya inilah jawaban doa yang kerap saya panjatkan. Terima kasih, ya, Allah.

Dengan serendah-rendahnya hati menerima, saya tutup mata rapat-rapat. Tak ingin 'mata duniawi' menilai, memilah kekurangan-kekurangan yang ia miliki. Jika dulu pernah saya sesumbar, perempuan yang menjadi pasangan hidup saya harus ber-body begini, berkulit begini, berotak begitu, berperilaku ini itu, berpendidikan ini, berpandangan itu...

Namun kembali saya menunduk sedalam-dalamnya menunduk. Saya tak mau berprasangka. Saya hanya percaya inilah sosok yang terkirimkan, yang terbaik buat saya. Mungkin ia tak sepintar yang saya harapkan, namun saya tetap menerima karena Allah tak menghendaki kami saling bersaing. Mungkin ia tak seaduhai yang saya harapkan, namun saya tetap menerima karena saya yakin Allah lebih menghendaki saya yang paling indah.

Mungkin jika saya bertanya pada perempuan itu, ia akan jujur juga bahwa bisa jadi saya bukan idealnya. Lalu buat apa perlu berkeringat membandingkan?

Lalu pertanyaan itu datang. "Dari mana datangnya cinta jika kau tak memanfaatkan kesempatan untuk memilih?" Maka saya akan membuka hati selebar-lebarnya. Membuka pikiran selebar-lebarnya. Membuka tangan selebar-lebarnya. Semesta adalah bejana subur untuk memupuk perasaan, apapun: benci, kasih, cinta.

Setiap molekul yang terlepaskan adalah benih yang siap tumbuh. Hati, pikiran, dan tangan saya sudah terbuka sedemikian lebarnya. Saya tinggal memberi pupuk bernama keikhlasan dan menyiramnya dengan air ketulusan.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis