Skip to main content

Nikahkan Aku, DJ!

I
"Will you marry me?" Seorang pria bertanya pada teman perempuannya. Sang teman tidak bicara apa-apa. Hanya tersenyum. Namun sejak itu hubungan mereka terlihat mulai mendekat. Namun si Lelaki belum mendengar jawaban apa pun dari teman perempuannya itu hingga berbulan-bulan kemudian.

Si Lelaki kian sibuk dari hari ke hari. Ia kembali ke kampus untuk mengambil gelar akademik yang lebih tinggi. "Aku tak suka kamu posesif. Apa yang aku lakukan sekarang ini adalah investasi masa depan, with or wthout you. Kalau kamu tak mau beradaptasi, just go." Si Lelaki membuat maklumat ketika menyadari teman perempuannya yang ia pacari namun belum memberi jawaban apakah mau dinikahi atau tidak itu mulai memberi banyak batasan. Si Perempuan mulai melunak. Hubungan mereka membaik kembali. Namun tak berlangsung lama. Si Perempuan kembali ke sifat asalnya.

Maka maklumat itu jatuh. Putus! Si Perempuan berdarah-darah untuk menyelamatkan hubungan. Namun Si Lelaki telah menutup mata. Tak semua lelaki punya ambang kesabaran dalam menghadapi sifat-sifat perempuan, ternyata.

II

"Will you marry me?"
"Situ emang udah punya rumah?"


III

"Will you marry me?"
"Kalo lo udah punya apartment, bolehlah..."


III

"Saya hanya seorang muallaf. Belum pantas menjadi imam untuk kamu, Nyai," ujar seorang lelaki kepada teman perempuannya.
"Kita bisa sambil belajar, Kang. Saya juga tak banyak tahu tentang agama."
"Saya tak memiliki banyak kekayaan untuk menjamin hidup kamu, Nyai."
"Kita bisa cari bareng, Kang."
"Saya jelek."
"Ah, Akang. Akang paling ganteng sedunia, kok."
"Kamu yakin mau hidup bareng sama Akang sampai aki-aki dan nini-nini?"
"Iya, Kang."
"Kalo gitu, kita tak perlu buang waktu. Nyai mau nikah sama Akang?"
"Mau, Kang."


IV

Dragon Fly suatu malam. Waktu terus merayap. Hingar bingar musik memadati ruang suam-suam cahaya. Asap rokok, semerbak alkohol, geliat tetamu di lantai dansa. Sepasang kekasih bercumbu panas di atas sofa. Muka-muka pesohor yang biasa menghiasi media hilir mudik melintas menyapa kenalan: artis, pejabat, anak pejabat, pengusaha, anak pengusaha, orang asing...

Semua orang tertawa. Semua orang seolah gembira. Seorang lelaki berdiri tenang. Ingatannya mengembara ke tahun-tahun silam di mana hampir setiap akhir pekan ia habiskan waktu di tempat-tempat seperti itu.

Aroma pagi menitik pada jarum jam. Seorang DJ masih dengan semangatnya memompa adrenalin para pedansa. Semua orang di dalam ruangan sepertinya tak bisa menghindar untuk menggerakkan anggota badannya. Namun Lelaki itu masih tak bergeming. Ia menunduk dalam.
Ya, Allah. Tanpa ijin-Mu, aku tak akan pernah berada di tempat seperti ini. Aku melihat mereka, aku mendengar mereka. Aku belajar dari mereka. Maka aku ingin berpamit pada mereka. Sudah cukup pelajaran yang aku ambil dari mereka. Biar hari ini dan hari-hari kemarin akan menjadi masa laluku. Aku tak ingin terus menjadi seperti mereka. Selamatkan aku, ya, Allah."
Lelaki itu kemudian bergegas. Ia pilih tempat hingar-bingar itu sebagai simbol kelam masa lalunya. Ia ingin berganti 'baju'. Menjadi insan baru yang dibenarkan.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis