Skip to main content

Mengapa Ibu Menolak Kekasih Kita?

Seorang sahabat sedang kalut. Niatnya untuk menikah dengan pujaan hatinya sudah di ubun-ubun. Namun sang bunda tak memberi restu dengan sederet alasan. Sahabat saya yang lain tiba-tiba jatuh cinta. Mama tercinta tiba-tiba mengibarkan bendera merah. Pilihan hatinya tak disetujui.

Mengapa Ibu-ibu kita selalu ikut campur dengan urusan pribadi anak-anaknya, ya? Apakah karena beliau-beliau ini merasa telah melahirkan dan membesarkan lalu merasa punya hak untuk melarang ini dan itu?

Suatu ketika saya berpacaran dengan seorang gadis yang berbeda keyakinan. Ibu saya baik-baik saja dengan dia. Menjalani hubungan itu, saya merasa tenang karena baik dari perkataan maupun perilaku, Ibu saya tak menunjukkan penolakan. Namun ketika hubungan kasih saya putus dengan gadis itu lalu saya memberitahu Ibu, Ibu bilang: "Oh, syukurlah." Dari penjelasannya, saya paham betul isi hati dan kepala Ibu. Ibu tak keberatan saya atau anaknya lain berpacaran dengan siapa saja. Namun Ibu tak akan pernah setuju pada pernikahan anak-anaknya yang menganut silang keyakinan.

Ibu 'melihat' apa yang tak kita lihat, selama cinta itu membutakan. Ibu merasa apa yang tak kita rasa. Karena kita tak sedang bersaing dengan Ibu, mengapa kita tak berdialog saja, dengan kepala dingin, hati bening, dan prasangka baik.

Pada kedua sahabat saya di atas, saya sempat berpesan. "Cinta itu harus diperjuangkan. Jika kamu merasa layak untuk mencintai dan dicintai dia, kejar terus. Namun gunakan akal sehat. Ibu bukanlah pihak yang harus dikorbankan demi mencapai cita-cita cinta kamu."

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis