Skip to main content

Nikmat yang Dijegal


Tertangkapnya Fariz RM dengan lintingan ganja oleh para penjaga keamanan kota, benar-benar membuat saya tertegun. Bagaimana jika hal itu terjadi pada saya? Bagaimana keluarga, bagaimana para sahabat, bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang sedang saya kerjakan yang melibatkan begitu banyak orang?

Dengan dikurungnya musisi itu dalam tahanan, secara otomatis ia akan dicabut paksa kebebasannya. Kemerdekaannya! Ah, saya yang hidup di alam bebas saja kadang merasa kurang merdeka karena tidak leluasa berbuat semau saya. Apalagi dalam tahanan.

Semoga tak pernah terjadi pada saya, keluarga, para sahabat, dan semua orang yang saya kenal. Akan menyakitkan dan menyedihkan tentu.

Beberapa lama saya tertegun. Betapa sesungguhnya pria berdagu lancip itu mestinya bersyukur. Jika membakar ganja dan mengisapnya tak ia sadari sebagai sesuatu yang keliru, mungkin dengan peristiwa ini ia akan menghentikan aktivitasnya itu.

Jika selama ini ia merasa kurang mendapat cinta dan perhatian, maka dengan kejadian ini ia akan melihat dan merasakan. Jika selama ini ia kurang merenung, mungkin dalam tahaman ia punya waktu banyak untuk merenungi hidupnya, apa saja yang telah ia lakukan dan apa saja yang kemudian perlu ia lakukan. Untuk dirinya, keluarga, masyarakat, dan untuk Tuhannya.

Hidup itu adalah nikmat. Apa jadinya ketika kita sedang asyik-asyik menikmati hidup, lalu dijegal tanpa pernah kita tahu kapan, dimana, oleh apa atau siapa. Penyanyi itu lagi-lagi perlu bersyukur karena hanya polisi yang menjegalnya. Bagaimana jika kematian yang menjegalnya? Masihkah akan sempat bagi ia untuk memperbaiki diri?

Berkaca dari orang peristiwa yang menimpa orang lain adalah hal yang paling enak dibandingkan orang lain berkaca pada peristiwa yang menimpa diri kita. Saya ingin memiliki ketakutan yang besar agar terhindar dari perbuatan sia-sia yang malah akan menyeret pada kesengsaraan. Saya tak ingin menzolimi diri sendiri.

Saya ingin nikmat itu tetap indah hingga waktunya nanti.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis