Skip to main content

Sakit Mendekatkan Kita pada Kematian

Partner kerja saya pamit mau ke luar kota untuk menjenguk ayahnya yang masuk rumah sakit karena mesti dirawat akibat sakit paru-paru. Kabar mengejutkan juga saya terima mengabarkan ibu saya kena serangan asam urat. Seorang sahabat kecil saya mesti operasi karena tulang tumitnya retak. Dari London, sahabat saya mengabarkan ibu dari sahabat saya lainnya siap-siap juga masuk rumah sakit karena sakit yang dideritanya.

Sakit bukanlah kabar baik. Sekali, saya pernah dirawat di rumah sakit. Saya merasa itu cukup. Sejuta janji untuk menjaga kesehatan saya umbar. Sakit itu merepotkan. Sakit membuat kita perlu menunda semua rencana. Sakit itu menguras persediaan uang. Sakit itu menyusahkan orang-orang di sekitar kita.

Saat sakit kita bisa melihat bagaimana hubungan kita dengan orang-orang yang sebenar-benarnya. Saat sakit kita bisa melihat refleksi doa dan kasih sayang dari orang-orang yang kita kenal.
Sakit mendekatkan kita pada kematian. Siapa sangka, begitu kita masuk rumah sakit, sebetulnya itu adalah perjalanan terakhir kita keluar rumah? Sesederhana apa pun sakit kita. Ada orang yang karena luka kecil saja bisa mati. Ada orang yang karena pusing saja tak bangun lagi.
Tapi menjadi sakit adalah manusiawi. Berani hidup, mesti siap sakit. Sakit bukanlah sesuatu yang harus disumpah serapahi. Sakit itu tetap harus dihadapi. Jika kita membuka mata dan hati selebar-lebarnya, justeru saat kita bisa berdialog dengan Tuhan dengan lebih khusu.
Sakit adalah salah satu signal yang diberikan alam kepada kita tentang kematian. Saat sakit, mestinya kita bersiap untuk berpulang.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis