Skip to main content

Day 2. Konferensi Oxford, Kasual Banget



































Alhamdulillah. Akhirnya berlalu juga presentasi saya di Oxford University, Senin, 28/06. Pengalaman pertama presentasi ilmiah, dalam bahasa asing, di luar negeri pula, apalagi di Oxford, one of the best univerities in the world.

Konferensi yang berlangsung, jauh dari kesan sangar dan resmi yang saya bayangkan. Semua terjadi begitu sederhana dan casual. Saya bawa jas, sama sekali tak saya gunakan. Malah saya gantung di samping tempat tidur di hostel. Itu saya lakukan karena kebetulan saya berangkat bareng dari hostel dengan seorang doktor dari Hong Kong yang hendak ke konferensi yang sama, dia cuma pakai kemeja biasa dengan tanpa dasi. Saya akhirnya hanya menggunakan kemeja pendek dan vest. Di tempat konferensi, malah banyak yang jauh lebih santai meskipun yang berjas lengkap pun tak sedikit. Bahkan ada peserta yang pakai kaos polo dan celana pendek! Referensi buat konferensi di waktu lain, saya tak perlu pusing soal pakaian. Senyamannya saja.

Penyelenggaran event pun dilakukan one man show, tanpa hingar bingar. Apalagi spanduk gede-gedean, pidato pembukaan pun tidak ada. Semua datang, masuk kelas, istirahat bareng sambil menyebar kartu nama, masuk kelas lagi, lalu pulang. Saya pikir, orang mau datang karena nama Oxford-nya yang dijual. Well, apapun.

Konferensi dilakukan secara paralel di empat ruang sekaligus secara bersamaan. Ada yang membahas soal manajemen, marketing, ethics, dan akuntasi atau keuangan. Bahasan saya masuk marketing, sesi 15 jam 3pm. Banyak peserta yang datang hanya ketika mereka giliran bicara saja. Setelah selesai bicara, pergi. Tak heran jika ada ruang konferensi yang audiensnya cuma 2-3 orang. Bersyukur, ketika saya tampil, ada 10 orang dalam ruangan. Rata-rata mereka memberikan respond positif. Buat pemula seperti saya, kesempatan ini luar biasa bikin sensasi. Kesederhanaan dan ketidakresmian suasana membantu saya luar biasa. Saya bisa tampil santai, meskipun saya akui perlu lebih banyak latihan public speaking supaya tampil lebih meyakinkan.

Insyaallah kelak saya bisa menulis lagi dengan lebih baik, lebih produktif, lebih percaya diri.






Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis