Skip to main content

Victoria Park, Akhirnya

Alahamdulillah, sejak Kamis lalu, akhirnya saya bisa menemukan tempat huni yang lumayan nyaman buat keluarga di Victoria Park. Sebelumnya, saya tak pernah berpikir untuk mau tinggal di daerah ini karena jaraknya lumayan jauh dari kampus. Namun setelah dicoba, ternyata tak juga jauh. Secara konsumsi waktu, tak beda jauh dengan lokasi-lokasi lain yang pernah saya tinggali. Total sekitar 1 jam saja dari rumah ke kampus. Di kereta atau bisa, saya bisa baca buku atau bahkan tidur.

Saya dan keluarga menempati sebuah unit di lantai empat dengan pemandangan ke arah kota. Sepuluh menit berjalan kaki ke halte bis dan pertokoan. Yeah, lumayan. Tidak terlalu terisolir dari pada saya tinggal di Innaloo atau Yokine. Bis pun banyak pilihan sehingga tidak terlalu lama menunggu jika perlu ke kota atau ke kampus. Satu ruang keluarga yang menyatu dengan dapur, satu kamar tidur dengan kamar mandi, dan balkon yang merangkap jadi tempat jemur. Saya membayar 250 dolar seminggu. Semoga rezeki mengalir lancar supaya saya tidak pusing untuk membayar sewa.

Hal lain yang menyejukkan, katanya terdapat banyak tetangga yang berasal dari tanah air yang tinggal di sekitar rumah. Buat istri dan anak saya, ini sangat membantu mereka memiliki teman bermain.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis