Skip to main content

Ingin Membangun Indonesia, Sekecil Apapun Peran yang Saya Punya

Seringkali saya mendapat pertanyaan: habis selesai kuliah, apakah mau menetap di Australia? Sebelumnya, saya selalu jawab 'belum tahu'. Padahal dalam hati, saya tahu pasti apa yang akan lakukan. Namun entah kenapa, selalu saja lidah ini menghindari pengakuan begitu.

Suatu hari, saya berbincang dengan seorang mahasiswa dari Ghana. Dia juga menanyakan hal yang sama. Sebelum saya menjawab, kali ini saya tanya balik apa rencana dia. Sungguh di luar dugaan, ternyata tak seperti kebanyakan mahasiswa asing yang kuliah di Australia, dia ingin kembali ke Ghana dan berkontribusi pada masyarakat di sana. Saya tertegun. Hal yang selalu ingin saya ucapkan sebenarnya.

Sejak saat itu, tiap kali ada pertanyaan rencana saya setelah selesai kuliah, tanpa pikir panjang saya katakan, saya akan kembali ke Indonesia. "Hidup dan berkarir di Australia mungkin menyenangkan. Namun di sini sudah banyak orang pintar dan berkualifikasi tinggi. Saya ingin kembali ke negara saya, dan melakukan apa saja untuk negara saya. Meskipun apa yang saya lakukan hanya dapat diterima dengan baik oleh satu orang saja, namun siapa tahu dari yang seorang ini, kelak dari tangannya akan tercipta bantuan yang lebih banyak dan lebih baik.

Tekad saya bulat. Saya ingin kembali ke tanah air, ikut membangun, sekecil apa pun peran saya kelak.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis