Skip to main content

Mengharap Untung, Malah Buntung

Ada beberapa kejadian tidak menyenangkan yang saya alami di Solo ini. Pertama, tiket saya tidak diganti penuh oleh panitia pengundang. Bayangkan, saya diundang untuk bekerja membuat soal untuk guru-guru yang mengikuti kompetensi profesi, boro-boro profesionalisme saya dibayar, ini malah harus nombok.   Sangat tidak fair. Makanya sekalian saja saya tidak ambil uang penggantian tiket yang mereka tawarkan. Mending kalau nomboknya cuma sepuluh hingga dua puluh ribu, ini 1,3 juta! Tadinya, saya pikir saya akan mendapatkan honor tinggi. Secara kegiatannya di Solo non jauh di mato dari Jakarta. Eh, malah buntung. Well, pura-pura ikhlas saja. Haha. Perlu waktu tentu saja untuk bisa menerima penghinaan ini.

Berikutnya, saya tidak membaca seksama tiket pulang ke Jakarta. Saya pikir, pesawat saya berangkat jam 5.15pm. Ternyata jam 4pm. Padahal, jam 4pm tadi saya masih di hotel mengerjakan berbagai kerjaan. Rugi dua kali. Tiba di bandara, saya harus nambahin 700 ribu lagi supaya bisa pulang malam ini.

Hmm. Luar biasa bikin hati keki 'kan? Tapi sudahlah. Biar hati tak terlalu mengkerut, mending cepat-cepat move on. Semoga saja rejeki saya terus mengalir masuk supaya kerugian-kerugian materi hari ini bisa tergantikan berkali-kali lipat.


Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis