Skip to main content

Tantangan untuk Berubah

Melakukan perubahan, sekecil apapun, ternyata tidak mudah. Namun bukan berarti gagal sama sekali. Cuma, memang butuh waktu, usaha lebih keras, dan kesabaran.

Di tempat saya mengajar, sejak saya pulang kuliah dari Australia, saya mulai memperkenalkan kepada mahasiswa bimbingan saya untuk membuat model penelitian dengan banyak variabel, bisa empat hingga lima buah. Saya juga mengajak mereka menggunakan Amos. Mahasiswa tidak keberatan, eh, malah dosen-dosennya yang ribut. Tapi, seiring waktu berjalan, semakin banyak mahasiswa yang meskipun bukan bimbingan saya, mereka membawa penelitian dengan banyak variabel. Artinya, penelitian di fakultas telah berubah. Good point.

Lalu apa bagusnya penelitian dengan banyak variabel untuk  anak S-1 jika dengan dua variabel saja boleh? Pertama, tantangan. Memberikan mahasiswa tantangan pekerjaan yang lebih besar. Jika mereka merasa mampu, go ahead. Jangan under estimate kepada mereka. Kedua, dosen pembimbing bisa menikmati data yang dikumpulkan oleh mahasiswa, untuk kemudian diolah, dan dipublikasikan bersama. Mutualisme.

Saat ini, saya memperkenalkan skala Likert yang bukan lima point, tapi enam point. Gempar. Banyak dosen yang tidak terima. Hmmm. Saya juga memperkenalkan projective technique, dimana responden yang dipilih digunakan untuk mengukur perilaku orang lain. Gempar lagi. Seru ya.
Selama ini, tanpa perubahan, orang-orang keenakan dalam comfort zone. Sehingga lupa untuk belajar, menentang pembaharuan, dan cenderung bertahan dalam zona nyaman itu.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis