Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2012

Anzac Day

Australia tak punya perang, makanya tak punya 'pahlawan perang' seperti di Indonesia. Kecuali, jika 'ikut-ikutan' perang boleh dimasukkan dalam kategori perang mereka. Anzac Day itu, saat pada tahun 1915 mengirimkan banyak warga yang telah dilatih kemilitiran untuk ikut berperang di Turki. Banyak yang gugur, banyak pula yang kembali dengan selamat.  Anzac Day tahun ini, yang diperingati tanggal 25 April, untuk daerah Joondalup, diperingati di Central Park. Acara dimulai jam 5.45 pagi. Tak masalah karena lokasinya berada persis di belakang rumah. Saya dan anak saya ikut bersama ratusan pengunjung. Sekedar untuk tahu. Saya bandingkan dengan perayaan hari Pahlawan di tanah air. Di sana, mungkin hanya anak sekolah dan pegawai negeri yang masih terlibat dalam upacara perayaan hari-hari penting nasional. Pada Anzac Day ini, semua orang tak terkecuali dibolehkan terlibat meskipun cuma sekedar jadi pengunjung. Tak ada kewajiban berpakaian apa. Kakek-kake

Basil at Campus

Silauuuuuu Bermain sebentar sebelum pulang  Arah pulang, naik tangga, banyak tangga  Basil menemani saya ke kampus. Kadang seru, karena sejujurnya saya juga senang bermain dengan dia. Namun kadang menyebalkan ketika dia mulai mengganggu konsentrasi saya belajar.

Saat Hujan Tiba

Basil berharap cemas meminta ijin dari saya untuk bermain gerimis Ragu-ragu untuk mulai bermain gerimis Dingiiiiin Waktu saya kecil dulu di Bogor, ketika hujan deras turun adalah saat riang bermain curahan air dari atap rumah. Nyaris semua anak akan keluar rumah, bermain kejar-kejaran, bergembira, kecuali jika ada gludug. Orang tua-orang tua akan berdiri kuatir di dalam rumah mengawasi anak-anaknya bermain, mungkin ada juga yang masa bodoh. Belum lama ketika di luar rumah di Joondalup gerimis, saya tak bisa menahan Basil untuk keluar rumah bermain. Saya melihat betapa girangnya dia bermain genangan air di tangga apartemen. Sayang, gerimis tak lama turun. Hanya sesaat. Tapi lumayan membuat anak itu bersenang. 

Perempuan-perempuan dalam Perkara

Mungkin kasus perempuan Indonesia korupsi di Indonesia sudah sejak dulu ada, namun fenomena yang terjadi sekarang sangat luar biasa membuat kuatir. Mereka perempuan, ibu yang mengandung sejumlah anak, bukan perempuan-perempuan biasa. Sebagian sudah masuk penjara, sebagian masih dalam proses pengadilan, sebagian lagi lolos. - Nunun Daradjatun, penyalur travelling check dari Miranda Goultom kepada ratusan anggota DPR. Sudah meringkuk dalam penjara. - Wa Ode Nurhayati, mafia anggaran DPR, masih proses pengadilan. - Miranda Goeltom, penyuap ratusan anggota DPR, masih bolak-balik KPK. - Angelina Sondakh, mafia anggaran di sejumalh proyek pemerintah, mulai masuk tahanan. - Ribka Tjiptaning, orang yang berada di balik hilangnya ayat tembakau dalam UU no 36/2009 tentang kesehatan. Lolos.  Astagfirullah. Ngilu. Tak bisa saya bayangkan jika kemarin mereka menjadi perempuan-perempuan terhormat dengan segala pangkat dan derajat, sekarang jadi pusat cacian manusia setanah air. Dan

The Ides of Ideas

Poster film 'The Ides of March' dan cover majalah Time Cover majalah Tempo  Mungkin kesamaan-kesamaan grafis cover majalah Time dan Tempo dan poster film 'The Ides of March' dihalalkan. Jika tidak, mungkin sudah ada yang saling tuntut.

Multicultural Event at Murdoch

Multicultural Event at ECU

Salah satunya lewat social media, saya menghubungi banyak organisasi dan individu untuk mengundang mereka berpartisipasi dalam survey saya. Sejauh ini, banyak feedback yang kadang bikin saya semangat, kadang juga bikin saya merenung. Salah satu contoh respon yang bikin saya melongo adalah dari seorang facebooker dari sebuah account festival. Orang di balik ini, sepertinya sengaja membuat sebuah account palsu untuk melakukan bully. Heran saya. Kok bisa ada manusia dengan hati hitam seperti ini. Tapi tentu saja, saya tak boleh mundur gara-gara kekonyolan segelintir orang.

Ramalan Cuaca Hari Ini

Robin Hood

Riding A 'Horse'

Hola Hop

Salah satu trik saya supaya Basil mau mandi jika dia sedang malas adalah dengan mengajaknya mandi dengan baju lengkap.

Jump Around

Batman Kasarung

Sejak summer lalu, tiba-tiba kamera di iPhone saya tak bisa digunakan. Sempat terpikir untuk mengunjungi service centre Apple di kota. Tapi malas juga jika sengaja ke kota hanya untuk itu. Tak terpikir cara lain. Malam ini tahu-tahu saya punya ide untuk googling mencari jawaban mengapa dan apa yang harus dilakukan jika kamera ngadat. Untungnya saya menemukan satu artikel yang membahas tentang kasus yang saya alami. Ternyata, sepele. Kamera tak berfungsi bukan karena rusak, hanya karena setting-nya. Mungkin saya tak sengaja atau ulah anak saya yang demen mengotak-atik. Intinya, kamera kembali bisa berfungsi. Alhamdulillah. Saya akan bisa kembali rajin bikin foto kalau begitu.

Candy

Salah satu DVD yang saya pilih pekan ini adalah "Candy", film Australia buatan tahun 2006. Lumayan untuk pelipur lara hati yang sedang jumpalitan mencari responden. Biar tak stress, saya perlu menyeimbangkan perasaan. Tentang sepasang kekasih muda yang kemudian jadi suami-isteri, pecandu narkoba. Senang, susah, mereka jalani bersama. Potret dua pecandu yang seolah menjadi milik hampir semua pecandu: konflik dengan keluarga dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan supply obat. Termasuk, melacurkan pasangannya. Lalu kabar itu, si perempuan hamil. Namun mereka tak jua berhenti mengkonsumsi obat. Hingga sebuah kesadaran muncul. Mereka berusaha untuk tobat, namun tanpa bantuan professional hasilnya tak maksimal bahkan mencelakakan bayi yang dikandung. Ketika si bayi tiada, kehidupan mereka malah kembali terpuruk, lebih buruk bahkan. Saya rasa film ini lebih menyerupai kampanye anti narkoba dari pada sebuah film roman. Namun bumbu roman memang lumayan kental diperlihatka
Sejak Kamis siang lalu, kuesioner saya akhirnya disetujui untuk dipublikasikan. Artinya, saya sudah boleh mencari responden. Saya tak paham betul apa 300 untuk jumlah responden itu kecil atau besar. Saya belum pernah berpengalaman soalnya. Setelah sejumlah revisi minor, saya langsung sebar undangan ke berbagai organisasi tourism maupun volunteerism. Hari demi hari, mata nanar memandang jumlah respon yang masuk. Tak sabar, ingin segera mencapai angka 300. Biar bisa segera mengolah data. Saya berharap dalam 30 hari bisa tercapai angka itu. Semoga saja.
Gemas. Pilot test sudah selesai berminggu lalu, hasil review pun sudah lama selesai, masih saja terus diperbaiki sama Supervisor. Sabar, sih. Tapi kalau mengingat waktu yang tersiksa tinggal sedikit lagi, agak nervous juga.

Titik Cuiw

Mini Pherish Weel