Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2012

Minggu, Ke Kampus

Weekend, tetap ke kampus. Dan tetap bawa Basil. Percaya deh, tak banyak hal yang bisa saya lakukan karena anak ini sudah mulai besar, tak bisa lama-lama anteng mengerjakan satu hal. Bikin senewen. Padahal biasanya saya punya energi besar untuk belajar saat hari libur.

Basil Kuliah

Seorang mahasiswa PhD sedang presentasi proposal penelitian. Saya hadir bersama Basil yang terpaksa saya bawa karena Jumat bukan hari sekolah, dan istri saya kerja.

Ditodong Kepala Sekolah $3000

Mungkin hanya Tuhan yang tahu betapa kemarin itu, saya sedang dalam kondisi sangat tertekan. Ada jadual workshop, pagi hingga siang. Terus, ada meeting dengan supervisor dimana saya harus mempresetnasikan hasil pilot study. Seperti biasa, supervisor tak akan langsung puas dengan pekerjaan saya. Dia kembali minta saya mengerjakan sejumlah perhitungan SPSS. Padahal saya sudah minta sebelumnya, apa saja yang dia mau lihat. Lalu meeting lainnya yang juga tak membuat saya lega karena isu-isu yang dibahas lumayan berat. Lalu, ke sekolah Basil. Kali ini pun saya diundang meeting sama Kepala Sekolah. Saya pikir mau bicara seragam karena sudah sejak berminggu lalu saya beli, tapi tak kunjung tiba. Ternyata, si ibu kepala sekolah langsung mengajukan angka SPP yang harus saya bayar. Kaget. Sempat hilang kata-kata. Di pertengahan semester, saya harus bayar $3000 untuk murid playgroup! Saya tegaskan kepada si kepsek, bahwa setidaknya saya sudah mendapat tiga sumber informasi yang menyatakan tak per

Siapa Pilih Alex Noerdin?

Hingga jam 12.30pm hari ini, Rabu, pasangan Hidayat Nurwahid dan Didiek J. Rachbini, untuk sementara memimpin perolehan suara polling versi detikom. Pasangan yang diusung oleh PKS ini mengalahkan empat pasangan lainnya seperti Alex Noedin dan Nono Sampono (1,41%), Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (2,27%), Joko Widodo dan Basuki Cahya Purnama(30,81%), dan Faisal Basri dan Biem Benyamin (3,41%). Tapi, hasil lapangan nanti pasti akan berubah. Ada sejumlah factor, misalnya: - polling internet pastinya hanya orang diakses oleh kalangan terpelajar dan kelas menengah atas, yang justeru biasanya tak akan datang ke tempat pemilihan. - politik uang yang sering menjadi ciri khas parpol beruang banyak, akan memastikan rakyat yang tidak perduli siapa yang mereka pilih, hanya akan memilih calon yang akan memberikan mereka uang. - masih akan banyak kejadian yang mungkin terjadi selama hari ini dan tanggal pemilihan. Pemilihan cagub dan cawagub Jakarta tahun 2012 ini akan

Fraud: David Ivchenko

Dear Nabil Droussi, I am David Ivchenko now undergoing medical treatment in Russia; I worked with the Russian Oil and gas Corporation in Russia for over a decade I was married for fifteen years without a child while we lived in London. My wife died after a brief illness that lasted for two weeks in London, I vowed to use my wealth for the down trodden and the less privileged in the society. Since the doctor's has confirmed my situation that I will not live that long I have decided to give out my money to the Poor. Deposited the sum of 62 Million GBP (sixty two Million Great British Pounds Sterling) with my Bank which is in a fixed deposit, presently this money is still there. Recently, my Doctor's told me that I would not last 21 days due to cancer problem. Though what disturbs me most is my stroke, having known my condition I decided to donate this fund to an individual or better still a God fearing person who will utilize this money the way I am going to instruct here in.

50 Responden Saja

Hanya 50 responden yang saya butuhkan untuk pilot test kuesioner. Hanya. Dalam 24 jam, saya sudah mengumpulkan lebih dari 50 orang yang bersedia mengisi. Begitu link kuesioner di kirim kepada mereka yang bersedia, ternyata tak langsung mereka isi. So, hingga lewat dari 2 x 24 jam, saya baru mengumpulkan 40 kuesioner yang komplit di isi. Tapi itu sungguh membuat saya bersyukur. Well, sabar. Dan tekun terus memburu orang-orang baru. Saya sebetulnya menargetkan hingga Selasa depan. Namun, kan lebih cepat lebih baik. Supaya saya bisa segera siap-siap untuk melakukan survey betulannya. Semoga hingga Minggu malam mendatang, angka 50 bisa lengkap terpenuhi.

Akhirnya, the Pilot Study

Di luar dugaan, ternyata mengurus ethics untuk kuesioner kali ini sedemikian cepat. Hanya sekitar dua minggu. Makanya, supervisor riset saya sampai girang sekali mendapat pemberitahuan itu. Saya juga senang. Artinya, setapak saya naik level. Maka, mulai tadi malam saya mulai menghubungi orang-orang untuk membantu saya mengisi kuesioner. Ini online kuesioner, jadi mestinya lebih mudah. Saya hanya perlu 50 orang untuk pilot test ini. Mudah-mudahan dalam seminggu ini bisa terlampaui. Supaya saya bisa segera menapak ke level yang lebih tinggi lagi.

Capres yang Terendam Lumpur

Kasihan Ical. Ngebet pengen jadi presiden, tapi sebagian rakyat belum bisa memaafkan dosa dia dan perusahaannya yang berkaitan dengan tragegi Lapindo. Belum lama ia pasrah ketika berbagai survey calon presiden menunjukkan betapa tak ada dukungan yang menggembirakan. Menyedihkan. Kaya, populer, tapi tak disuka rakyat. Apa yang bisa dilakukan Ical menjelang pemilihan calon presiden nanti? Menurut saya, apa pun kejadiannya, baik itu bencana alam atau pun kesalahan perusahaan, mungkin sebaiknya Ical mendatangi langsung para korban. Lagi, dan lagi. Minta maaf, dengan kerendahan hati. Dia bisa berkoar telah menghabiskan 9 trilyun untuk memberi ganti rugi. Tapi ternyata korban tak kunjung puasa. Well, tentu saja lemahnya dukungan rakyat terhadap Ical bukan karena kasus lumpur semata. Bisa juga karena partai yang menaunginya sudah tak lagi disukai. Iyalah, apa kita mau balik ke masa Orba?

Menjemput Mpe-mpe

Isteri saya tiba-tiba pengen mpe-mpe. Di Perth, hanya satu tempat yang paling enak untuk bisa menikmati mpe-mpe, ya, menghubungi salah seorang sahabat. Isterinya jago bikin cemilan ini. So, pada suatu sore yang nyaman, kami berombongan naik kereta ke Murdoch station. Di sana, kami janjian untuk bertemu sahabat saya itu, menjemput mpe-mpe. Dan malam itu, tiga potong mpe-mpe berhasil kami santap sampai ludes. Sisanya? Buat besok-besok.

It's Women's Job!

Menurut saya lucu. Tapi tidak bagi banyak perempuan di dunia, yang menemukan instruksi cuci sebuah produk celana yang dijual di Inggris ini dianggap sebagai pelecehan gender, sangat melukai 'keperempuanan' mereka. Jika mesin cuci tak dapat membantu kaum pria membersihakan celana yang mereka pakai itu, kasih ke pasangan mereka karena tugas perempuanlah menyelesaikan urusan bersih-bersih. Lucu. Tak harus diambil hati 'kan?

A Lazy Saturday Morning

Nanti siang mau ada tes mengemudi untuk dapat SIM Aussie. Menunggu jadual, hanya bisa bermalasan sambil mempelajari buku yang dibagikan Licencing Office tentang bagaimana bentuk tesnya. Sambil juga mengudap sekantong anggur, berita-berita tanah air, dan jadi teman bermain Basil.

Badu and the 'Allah'

Ada beberapa lagu Erykah Badu yang saya pernah sangat suka. Tentu karena emang enak di dengar dan enak didendangkan. Penonton Java Jazz di Jakarta sedang kesengsem dengan penampilan si Badu ini meskipun di Malaysia, penyanyi berkulit gelap ini katanya dilarang tampil gara-gara tattoo nyentrik di dadanya berlafal 'Allah'. Ketika kemarin saya membaca berita itu sempat terlintas akan ada gerakan protes, mungkin dari FPI, tapi ternyata tidak. Mungkin pihak-pihak yang hobby turun ke jalan tak sampai tahu berita itu, mungkin mereka pikir justeru tatto itu bagus, mungkin mereka tak perduli atau mereka sudah dikasih 'rantang' duluan. Banyak kemungkinannya. Tapi tak perlu risaukan itu, yang penting, sebuah pentas internasional yang menunjukkan Indonesia aman sudah dan akan terlaksana dengan baik. Tattoo. Bahasa tubuh masyarakat indigenous ini makin digemari oleh banyak kalangan. Dan saya pikir karena para model dan artis dunia sering dengan bangga menunjukkan tat

Dan Kepala Mau Pecah Rasanya

Tiba di rumah, rasanya kepala nyut-nyutan tak kira-kira. Ingin tidur tapi masih banyak pikiran. Ingin makan tapi tak lapar. Seharian ini saya sudah coba tuntaskan revisi kuesioner dan bab pertama thesis saya. Kuesioner selesai, sudah saya kirim kembali ke supervisor. Tapi dia bales baru akan dia periksa lagi hari Senin. Bab pertama masih terus saya edit. Saya harapkan bisa selesai Sabtu biar bisa saya kirim ke konsultan bahasa. Selanjutnya saya berharap untuk bisa menggarap bab lainnya. Waktu terus berjalan dan saya tak mau lengah. Masuk semester lima ini, giliran saya untuk menulis ulang semua bab, termasuk nanti setelah kuesioner selesai, saya sebar dan menganalisa hasilnya. Kembali ke kepala saya yang pening. Saya baru menyadari, kalau ternyata pengelola uang beasiswa saya belum membayarkan uang bayaran semester lima ini. Gemas. Bayangkan jika tiba-tiba pihak kampus menghentikan semua fasilitas yang saat ini tersedia. Repotnya. Belum lagi, pening sisa hari sebelumnya saat

Happy Birthday, Basil!

Yeee, Basil turns to 4 now! Anak itu gembira bukan main menyambut hari lahirnya ini. Sejak kemarin, sudah ribut untuk beli lilin. Hari ini juga tak sabar menagih mama-nya untuk menyiapkan kue ultah. Padahal kami tak menyiapkan apa-apa. Hanya semangkuk mie putih. Tak ada hias-hias rumah, tak ada tamu yang diundang, tak ada keriuhan. Hanya bernyanyi bertiga, dan tiup lilin. Agak trenyuh, membayangkan betapa anak-anak seusia Basil yang mungkin akan menghabiskan uang berlimpah untuk menandai hari kelahiran. Tapi, itu bukan yang saya mau. Saya ingin Basil melewati hari jadinya hanya dengan kesederhanaan. Sehingga kelak, kapan pun, hanya boleh kesederhanaanlah yang ada dalam kehidupan kami.