Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2012
Basil mengamati satu tumbuhan semak berdaun putih Bagi Basil, apapun asal bikin senang
Beres menjemput Basil dari kindie, giliran menjemput istri di stasiun.
Pelangi pagi hari Sepatu sudah bolong kiri kanan Kantor cleaner Pagi-pagi, pulang kerja sudah disuguhi pelangi. Pemandangan yang jarang terjadi.

The 400 Blows

Film Prancis buatan tahun 1957. Masih hitam putih. Tentang seorang anak SD yang tanpa disadarinya, melakukan transformasi dari sekedar anak polos, menjadi anak asuhan negara karena kriminalitas yang dibuatnya, hingga ia harus menghuni penjara anak. Dengan akting yang wajar, editing, dan alur cerita yang mengalir deras, film ini, menurut saya berhasil  menyampaikan pesan moral.  Rupanya, faktor orang tua, guru di kelas, dan teman bermain, bisa menentukan kemana nasib seseorang. Bahkan itu terjadi pada seorang anak. Poster DVD Suasana kelas Ayah yang pemarah Tertangkap mencuri mesin tik Sahabat yang menjerumuskan Ibu yang selingkuh Guru yang pemarah dan sok disiplin 

Doodle - Mother's Day

My Online Survey

Alhamdulillah, hingga hari ke 30 ini, saya sudah mendapatkan 276 responden yang mengisi kuesioner online untuk projek PhD saya. Tinggal 24 orang lagi. Mudaha-mudahan dalam tiga hari ke depan, angka 300 bisa tercapai.  Sebetulnya, jika menurut teori, 200 responden saja sudah cukup. Tapi supervisor maunya 300. Baiklah. Setelah melihat sebaran dari mana saja para responden itu berasal, sepertinya saya masih akan terus mencari, hingga angka 300 itu hanya ditempati oleh orang-orang yang sedang berdomisili di Australia saja. Tapi tentu saja ini bukan harga mati. Jika bisa, ayo. Jika mentok, tak apa-apa. Saya targetkan hingga akhir Juni nanti. Membuat survey secara online ternyata mudah tapi susah. Saya sempat kelabakan ketika dua minggu pertama, tak banyak respon yang saya terima dari target sample yang saya harapkan, yaitu orang-orang yang berdomisili di Australia. Akhirnya, untuk menghibur diri, saya sebarkan juga ke teman-teman di Indonesia, dan sejumlah negara lain. Kembali ke k

FPI, Lady Gaga, dan Lucifer

FPI tak henti-hentinya menunjukkan sebagai organisasi dengan cedera otak tingkat tinggi. Setelah dengan sangat memalukan mendemo orang-orang yang sedang menuntut ilmu di Salirara, Jakarta, dengan menggunakan alasan asal, berikutnya dengan galak menolak konser Lady Gaga. Pun dengan alasan tak masuk akal.  Tokoh FPI percaya bahwa Lady Gaga penganut aliran Lucifer, penyembah setan, orang-orang yang telah menjual jiwanya kepada setan, demi mendapat kedigjayaan di bumi. Itu mengapa organisasi yang bermarkas di Tanah Abang itu keukeuh untuk menolah penyanyi Amerika ini tampil di Indonesia. Rada aneh alasan preman berjubah ini. Sebelumnya, mereka bilang, Lady Gaga tak layak tampil di tanah air karena sering menggunakan busana minim di panggung. Tak perlu repot berdemo kalau begitu, tinggal kirim surat ke penyelenggara acara saja untuk menyarankan agar si artis berbusana tertutup. Sekarang alasannya bertambah: karena Lady Gaga penyembah setan. Saya sudah mengetahui berita in

Basil in the City

Mother's Day

Add caption
Di halaman mall depan rumah, sore  Di halaman rumah, pagi pulang kerja Mendung, lalu hujan, disertai angin kencang. Cuaca sedang tidak terlalu baik untuk melakukan aktifitas di luar rumah. Tapi hawa seperti ini yang saya suka, tidak terlalu dingin seperti winter, tidak terlalu panas seperti summer. Yang sedang-sedang saja.  

Sewa Rumah $410 per Minggu!

Lagi galau. Housemate saya tiba-tiba tak lagi akan memperpanjang kontrak rumah. Padahal akhir kontrak kurang dari dua minggu lagi. Cari rumah dalam dua minggu untuk satu keluarga bukanlah perkara mudah. Kecuali jika saya seorang diri, dalam sehari mungkin akan lebih gampang menemukan yang baru.  Sebal. Berasa dikhianati. Saya bertemu housemate saya ini tahun lalu, saat kami sama-sama berburu rumah. Saya perlu kamar yang bisa menampung anak dan istri juga. Cari sana-sini yang dekat kampus lumayan sulit karena tak banyak agent atau pemilih rumah membiarkan anak kecil tinggal di dalam properti mereka. Lalu bertemulah saya dengan orang ini. Kami sama-sama membutuhkan satu sama lain. Dia seorang bapak yang umurnya mendekati 50 tahun. Tak leluasa mencari kamar kos. Katanya, dia tak suka berkumpul dengan anak-anak dua puluh tahunan. Akhirnya, kami menemukan satu apartemen dengan kamar tidur. Satu untuk dia, satu untuk saya dan keluarga. Dari awal saya sudah bilang kalau saya puny
Terbangun dari mimpi. Saya bekerja di sebuah toko besar. Saat itu menjelang tutup. Saya dan seorang rekan kerja, perempuan, siap-siap merapikan barang dagangan. Seorang perempuan lain, atasan kami, sedang mengintimidasi rekan perempuan saya karena stok barang tak sesuai dengan laporan. Dia terus mendesak rekan saya untuk menemukan barang yang hilang. Dalam hati saya bilang, barang hilang dalam toko, pastilah hal yang wajar karena bisa saja dicuri oleh pengunjung.  Saya ikut membantu mencari. Sampai akhirnya atasan kami itu memberi maklumat. Jika barang tak ditemukan, rekan saya itu harus berhenti kerja. Tak lama, seorang pria lewat - manajer. Saya protes ke si manajer tentang perilaku atasan kami. Si manajer angkat tangan. Lalu, demi solidaritas, saya bilang ke atasan saya: jika rekan saya keluar, saya keluar juga. Eh, atasan saya malah mempersilakan saya berhenti. Nah, lho.

Dangerous Mind

Orang-orang boleh saja mengaku memiliki kesenangan saat mengajar. Lalu mereka memilih profesi guru atau dosen sesuai dengan pilihan hatinya. Namun, apakah guru atau dosen yang mengajar karena kecintaannya pada aktivitas mengajar akan diterima baik oleh murid-muridnya? Rasanya ini yang sering tidak dipertimbangkan oleh mereka yang memilih menjadi guru atau dosen. Mereka tidak sadar, bahwa mengajar bukan sekedar senang. Tapi harus mencerdaskan orang-orang yang diajar. Sebelum mencerdaskan orang-orang, nah, sebaiknya, cerdaskan dulu diri sendiri. Saya sering merasa berdosa dengan apa yang telah saya perbuat dengan mahasiswa-mahasiswa saya jika mengingat masa lalu, saya kurang mempersiapkan diri dengan baik jika hendak mengajar. Untuk itulah sekarang saya sedang memoles diri, biar nanti jadi dosen yang lebih baik lagi. Pikiran ini berkecamuk saat saya menonton ulang film 'Dangerous Mind'. Jadi kangen mengajar. Jadi berjanji pada diri sendiri, kelak harus jadi dosen yang

3 Idiots vs 3 Pocong Idiot

Poster film '3 Pocong Idiot' yang saya liat di Merdeka Online , ternyata sama persis dengan poster film India berjudul '3 Idiots' yang filmnya saya tonton hingga tiga kali. Begitu tahu sutradaranya, Nayato Fio Nuala, saya jadi maklum. Orang ini yang dulu sempat ramai diberitakan karena di salah satu filmnya,'Ekskul',  menggunakan musik dari film Gladiator. Originalitas suatu karya sepertinya tak begitu penting bagi orang ini. 

Pada Suatu Pagi

Pagi, saat orang-orang berangkat kerja, saya pulang. Saat orang-orang dengan segar menyambut mentari, saya teronggok dengan kantuk menari.

Tentang Harimau

Pada Suatu Sore

Seringkali mendung belakangan ini. Kadang gerimis. Lalu butiran sejuk terbawa angin. Lalu lintasan kenangan, tentang hari-hari kemarin saat saya muda di kota kelahiran. Ingin rasanya membekukan saat-saat itu, bersama bapak, bersama emak, bersama setumpuk buku, dan rebus kacang tanah yang berasap.