Skip to main content

My Online Survey

Alhamdulillah, hingga hari ke 30 ini, saya sudah mendapatkan 276 responden yang mengisi kuesioner online untuk projek PhD saya. Tinggal 24 orang lagi. Mudaha-mudahan dalam tiga hari ke depan, angka 300 bisa tercapai. 

Sebetulnya, jika menurut teori, 200 responden saja sudah cukup. Tapi supervisor maunya 300. Baiklah. Setelah melihat sebaran dari mana saja para responden itu berasal, sepertinya saya masih akan terus mencari, hingga angka 300 itu hanya ditempati oleh orang-orang yang sedang berdomisili di Australia saja. Tapi tentu saja ini bukan harga mati. Jika bisa, ayo. Jika mentok, tak apa-apa. Saya targetkan hingga akhir Juni nanti.

Membuat survey secara online ternyata mudah tapi susah. Saya sempat kelabakan ketika dua minggu pertama, tak banyak respon yang saya terima dari target sample yang saya harapkan, yaitu orang-orang yang berdomisili di Australia. Akhirnya, untuk menghibur diri, saya sebarkan juga ke teman-teman di Indonesia, dan sejumlah negara lain. Kembali ke konsep awal untuk merekrut siapa saja dan dari mana saja. Apalagi, ketika saya menghubungi sejumlah orang yang bukan 'friend' lewat Facebook, saya kena banned. Bukan sekali, tapi empat kali!

Bersyukur, masih ada LinkedIn yang memungkinkan saya tetap menghubungi orang-orang asing yang bukan 'friend' hingga saya bisa mengirim pesan pendek dan mengundang mereka untuk berpartisipasi dalam survey saya. Bukannya mulus tanpa hambatan. Ada saja orang yang mengirim pesan negatif. Menyakiti, namun tak penting untuk dipikirkan karena cuma satu dua orang saja. 

Insyallah, angka 300 bisa segera tercapai, ini hard target. Dan saya akan terus mencari orang-orang baik di Australia hingga akhir Juni mendatang, sebanyak mungkin, sebagai soft target. 

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis