Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

USM UNS UNSRAT?

Saya berkunjung ke Solo untuk sebuah pekerjaan yang tak bisa saya sebutkan di sini. Ada kebingungan. Dulu sekali, jaman saya cari-cari tempat kuliah, yang saya kenal adalah UNSRAT, kependekakan dari Universias Sebelas Maret. Kemudian berubah menjadi UNS, kependekan dari Universitas Negeri Solo. Saat ini, mereka pun ternyata bingung. Mereka sepertinya belum sadar pentingnya sebuah nama. Well, pasti mereka sedang atau sudah melakukan sesuatu. Tapi karena ini kampus negeri, prosedurnya kemungkinan ribet. 

Website sang Habib

Dari beberapa portal berita, disebutkan kalau web habib galak ini ditutup. Ternyata, baik lewat wifi maupun XL, web ini masih bisa diakses. Saya setuju jika web ini ditutup karena isinya penuh dengan kebencian. Sepertinya, agenda dia hanya satu: Ahok harus dipenjara!  Bicara maksiat yang menjadi fokus utama gerakan habib ini, seolah apapun yang berhubungan dengan Ahok adalah maksiat. Melihat simbol senjata tajam di salah satu logo yang tercantum, tak heran jika kekerasan menjadi andalannya.

The Killer

Terbangun. Pagi itu, di sebuah rumah, saya berantem dengan sorang pria yang tak saya kenal. Saya menusukkan pisau ke perutnya. Dia meninggal. Bingung, harus bagaimana? Haruskah melapor polisi? Menelpon keluarga? Mutilasi? Terbayang bagaimana hidup saya setelah kejadian itu. Saya berharap itu cuma mimpi. Tapi ternyata bukan. Masih dalam keadaan bingung, saya bungkus mayat pria itu dengan kain, lalu saya masukkan dalam bath tub. Seharian bingung, saya isi dengan fokus pada kertas-kertas kerja. Sorenya, saya tersadar dengan peristiwa yang terjadi di pagi hari. Pembunuhan itu. Segera saya ke kamar mandi untuk melihat si mayat. Eh, mayat yang terbungkus kain itu bergerak-gerak. Ketika saya buka kainnya, dia masih hidup! Dia, tidak mati! Oalah senangnya.

IPB Tour

Main-main ke kampus IPB Dramaga

Kemana keberpihakan ABRI dalam Pilkada DKI 2017?

Pilkada DKI semacam panas. Begini yang terbaca: - Netral. Tapi, mungkinkah? - Memihak Agus. Agus digunakan oleh SBY untuk memojokkan Jokowi, karena seperti banyak dugaan banyak orang, Jokowi sangat mendukung Ahok. Selain itu, ABRI menilai bahwa Jokowi terlalu berpihak pada Cina, sementara ABRI sangat tidak suka dengan Cina. SBY dan ABRI bekerja sama agar Agus bisa menang dalam pilkada ini - Sangat tidak memihak Agus. Agus dianggap sebagai contoh buruk bagi rekrutmen militer dan ini mempermalukan ABRI. Untuk itu, militer sangat tidak suka jika ada anggotanya yang keluar dari kesatuan, dan berhasil di luar kesatuannya. Ingat kasus Norman Kamaru? Dia keluar, dari POLRI mati-matian menutup jalan untuk kemajuan karirnya. Akhirnya, sengsaralah dia. Spekulasi semata.

Perang Kuda

Begini yang terbaca di media:  Jokowi dan Megawati menginginkan Ahok kembali jadi gubernur DKI. SBY menginginkan Agus jadi gubernur DKI. Prabowo menginginkan Anies jadi gubernur DKI. Lalu semuanya jadi absurd.  Ahok menyebut Surat Almaida pada sebuah kunjungan kerja. Lalu heboh, karena diinterpretasi berbeda oleh sejumlah pihak. Dianggap melecehkan Islam. Di tempat berbeda, isteri Munir minta penyelesaian kasus suaminya diusut tuntas. Lalu, pihak istana menyebarkan info jika dokumen investigasi Munir hilang. Ada info dari BIN kalau SBY terlibat. SBY tersudut. Lalu, mengundang sejumlah ulama, membahas kasus Ahok. Ada rencana untuk membalas Jokowi, dengan mengorbankan Ahok. Muncul gelombang pengusutan kasus Ahok, di sejumlah tempat di Indonesia, sangat sistematis. Lalu, Jokowi bertemu Prabowo. Mereka yang pernah berseteru dalam pemilu lalu, bersekutu melawan SBY, dengan simbolisasi kuda. SBY angkat bicara: Ahok harus dituntut, jangan sampai menunggu lebaran kuda!