Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Red Ganesh

Saya bepergian dengan seorang pria, berkepala gajah, bertelanjang dada, berkulit merah seperti berlapis cat. Huph! Ketka bangun, saya langsung googling, penasaran sangat. Untunglah pertanda baik.

Bertemu Pemenang Nobel Perdamaian

Berkunjung ke Universitas Prasetiya Mulya di Serpong untuk menghadiri seminar dalam rangka kunjungan Jose M. Barosso, pemenang nobel perdamaian. Perjalanan jauh. Tapi seru juga kembali menikmati masa-masa bertemu banyak orang, bertemu teman-teman lama juga. Suasana yang sudah lama tak saya lakukan. 

Air Seni in a Bottle

Tidak tahan menahan kencing, akhirnya saya ambil boto kosong dan keluarkan, di dalam mobil.

Si Kebluk

Barley tidurnya malam sekali, bangunnya siang sekali. Sabtu ini antar abangnya ke klub renang, meskipun guncangan sepanjang perjalanan, tetap saja tidak membuat dia bangun. Dan, saya harus menunggu dia bangun untuk bisa turun mobil. 

Resolusi pada Bulan Kelahiran

Orang-orang menandai sesuatu yang baru, entah itu resolusi, harapan, doa, dan lain-lain, mengikuti pergantian tahun. Lalu banyak harapan dan resolusi berhamburan di bulan Desember atau Januari. Tapi tidak semua orang lahir di bulan Desember dan Januari. Untuk itu, hal yang logis membuat resolusi adalah ketiga bulan kehadiran hadir. So, bulan depan ketika saya berulang tahun, saya akan membuat resolusi-resolusi tahun 2017 ini. 

Dari Bawah, untuk Terlihat, Terdengar, dan Terus Ada.

Ada seorang dosen perempuan yang suatu hari datang ke kantor menemui saya untuk sebuah urusan. Dia memuji beberapa hal mengenai cara saya bekerja. Lama tak berjumpa, tiba-tiba papasan di luar kantor. Saya sempat lupa karena memang tak begitu mengenal orang itu. Dia bercerita ingin berhenti sebagai dosen. Ia, waktu itu, sudah memiliki pekerjaan lain yang menghasilkan lebih banyak uang. Saya terkejut, tentu. Beberapa hari setelah pertemuan itu, percakapan dengan ibu itu masih terngiang di telinga: ia ingin berhenti menjadi dosen dan memilih bekerja di tempat lain, sebagai agen asuransi.  Tidak mudah bagi saya memahami cara pemikirannya. Beberapa lama kemudian, saya mengiktui sebuah program TV tentang kontes menyanyi. Seorang peserta, pria, berpenampilan sederhana meskipun oleh pembawa acara berwajah ganteng dan oleh para juri dibilang bersuara merdu, di tengah pertarungan, memutuskan untuk mundur. Hal yang membuat para pembawa acara dan juri gusar dan kesal. Kontestan ini menyisih

Menjadi PTNBH?

Belum lama ini saya ngobrol dengan seorang sahabat saya dari Universitas Diponegoro. Mereka baru saja mendapatkan status baru sebagai PTNBH, perguruan tinggi negeri dengan status badan hukum. Untuk menjadi sebuah PTNBH, salah satu syaratnya adalah jumlah publikasi pada jurnal yang bereputasi.  Sahabat saya juga bercerita tentang dosen-dosen di sana yang mendapatkan penghargaan sebagai dosen produktif dalam publikasi. Lalu saya penasaran, melacak daftar publikasi dari nama-nama dosen yang disebutkan. Wow, memang luar biasa. Setahun bisa belasan hingga puluhan publikasi. Sinting. Saya jadi terganggu. Ingin juga seproduktif itu.  Apakah UNJ tidak tertarik untuk menjadi PTNBH? Cita-cita ada, tapi apa daya, tidak ada usaha untuk mewujudkannya. Tak banyak dosen yang berminat meneliti dan mempublikasikan karyanya. Selain itu, sistem yang terbentuk saat ini, masih payah. 

Rencana Tahun Ini: Menyelesaikan Hal-hal yang Sudah Dimulai di Tahun Lalu

Libur panjang tahun baru. Banyak waktu saya habiskan di rumah. Saya memang agak trauma dengan kemacetan. Maka, saya banyak menulis, membereskan paper-paper yang sudah mendekati deadline, paper-paper yang saya harapkan bisa saya kirim ke berbagai jurnal di tri wulan pertama tahun baru ini. Selain menulis, minggu ini akan saya sibukkan dengan mengejar jadwal mengajar dan ujian akhir, memeriksa hasil ujian akhir, dan mengumumkannya ke mahasiswa.  Kembali ke urusan tulis menulis paper, selama liburan natal dan tahun baru, saya membaca kembali puluhan jurnal, mempelajari kelebihan dan kekurangan mereka supaya saya bisa leluasa bermanuver melakukan olah data dan mempresentasikannya. Dan, semakin yakin saya dengan kekurangan yang saya miliki. Pertama, bahasa Inggris saya masih belum dapat diandalkan. Kedua, keterampilan saya mendiskusikan hasil penelitian dengan teori-teori yang sudah ada, masih belum layak. Ketiga, topik saya dari Sabang sampai Merauke, masih terlalu luas. Saya belum bi

Ahok pada Polling Merdeka.com

Dari portal Merdeka.com, polling masih menunjukkan Ahok nomor satu, jauh dari para penantangnya. Hasil ini sangat berbeda dengan survei-survei yang dilakukan oleh lembaga survei. Tentu saja, karena online, semua orang meskipun mereka bukan warga DKI Jakarta, bisa mengikuti polling ini.