Pagi ini membuka email. Ada pemberitahuan dari sebuah jurnal bahwa artikel saya diterima dengan revisi. Ada rasa syukur, tentu. Tapi ada juga sedikit mengeluh. Artikel ini adalah hasil dari sebuah hibah penelitian yang saya menangkan. Tuntutan dari hibah ini adalah publikasi. Saya mengirimkan ke sebuah jurnal terindeks Scopus 3. Tapi melihat prosesnya yang lama, saya kemudian mengirimkan juga ke sebuah jurnal terindeks Scopus yang kelasnya lebih rendah. Artikel ini diterima dan terbitlah. Saya memilih yang kedua karena lebih cepat terbit. Tentu saja, diterbitkannya artikel ini membuat laporan penelitian saya menjadi lancar. Begitulah. Jika mau sabar, hasilnya akan lebih baik. Tapi sistem Dikti tidak menganut sabar-sabaran. Harus cepat sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan. So, tarik nafas panjang. Lepaskan. Email kedua yang saya baca adalah, hasil review untuk artikel saya yang lain dari sebuah jurnal terindeks Scopus yang lain. Keputusannya, ditol...
Remeh temeh cerita sehari-sehari, prasasti bahwa saya pernah singgah di planet ini