Saya membayangkan jika benar, apa yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei itu adalah kebohongan. Mereka berkonspirasi untuk membentuk sebuah opini bahwa paslon nomor 01 yang benar-benar menang. Lalu di mana akal sehat? Jika benar paslon 02 yang menang, perang semacam apa yang akan terjadi di jalanan-jalanan? Akankah para pendukung paslon 01 diam ketika gegap gempita kemenangan berbalik jadi ode yang menyakitkan? Sementara itu, paslon 02 tetap dengan halusinasinya. Lalu apa yang dilakukannya orang-orang terdekatnya yang seolah hilang kewarasan tidak percaya hasil hitung cepat? Wake me up.
Remeh temeh cerita sehari-sehari, prasasti bahwa saya pernah singgah di planet ini