Kepada langit sewarna gandaria dan awan dan hembus udara yang menaungi
Kepada belukar padang tenggara dan riang ilalang dan serangga yang menyiangi
Kanda, dimana
Kepada belukar padang tenggara dan riang ilalang dan serangga yang menyiangi
Kanda, dimana
Ketika pagi menelikung tanpa bisa kuhindari
Tanpa matahari di lorong jendela tanpa penghuni lain di kamar sewa
O, pagi yang selalu kuperangi
O, rimba masa lalu dengan tapak-tapak kusam di tiap jengkal kenangan
Lalu akan kubiarkan hawa dingin yang purba menepuk pundakku
Menyeretku ke sudut sunyi dengan kesakitan yang sangat
Masih akan kubiarkan diriku terjaga dalam hening penuh bimbang
Akan terus kubiarkan rasa kesakitan itu menyalip di kening hingga ku tumbang
Kanda, dimana
O, pagi tanpa hela nafas di pundak
O, siang tanpa ketukan di pintu
O, malam yang semakin dipenuhi parut
Kepada seribu ceruk laut dan gelombang dan para pelaut yang menggarami
Kepada kesendirian;
Biar aku bicara pada birahi yang meranggas
Tentang nanti yang lama kunanti
Tentang nanti yang tak lagi mengunjungi
Kanda, dimana
Dibiarkannya aku tak terkabari
Waktu yang menjadi layu tanpa sempat tertandai
Peraduan yang terkepung misut tak dinodai
Binasa harapku tersumbat sukmaku
Kepada belukar padang tenggara dan riang ilalang dan serangga yang menyiangi
Kanda, dimana
Kepada belukar padang tenggara dan riang ilalang dan serangga yang menyiangi
Kanda, dimana
Ketika pagi menelikung tanpa bisa kuhindari
Tanpa matahari di lorong jendela tanpa penghuni lain di kamar sewa
O, pagi yang selalu kuperangi
O, rimba masa lalu dengan tapak-tapak kusam di tiap jengkal kenangan
Lalu akan kubiarkan hawa dingin yang purba menepuk pundakku
Menyeretku ke sudut sunyi dengan kesakitan yang sangat
Masih akan kubiarkan diriku terjaga dalam hening penuh bimbang
Akan terus kubiarkan rasa kesakitan itu menyalip di kening hingga ku tumbang
Kanda, dimana
O, pagi tanpa hela nafas di pundak
O, siang tanpa ketukan di pintu
O, malam yang semakin dipenuhi parut
Kepada seribu ceruk laut dan gelombang dan para pelaut yang menggarami
Kepada kesendirian;
Biar aku bicara pada birahi yang meranggas
Tentang nanti yang lama kunanti
Tentang nanti yang tak lagi mengunjungi
Kanda, dimana
Dibiarkannya aku tak terkabari
Waktu yang menjadi layu tanpa sempat tertandai
Peraduan yang terkepung misut tak dinodai
Binasa harapku tersumbat sukmaku
Comments