Skip to main content

got pierced




just few days before lebaran, my big bro had an accident in sukabumi, west java. my big fam decided to see him. kasihan melihat dia, meringis kesakitan terus. nothing really bad happened, he just has two of his teeth stick off. gigi, lho! bagian depan pula. bagi saya, tak pernah rela rasanya kehilangan gigi depan.

jadi teringat kejadian sekian tahun lalu. saya dan seorang teman menginap di hotel rama kuta, bali. suatu sore, saya berenang di kolam renang hotel. mungkin siangnya banyak turis yang turun dengan pasir di badan atau memang kolam tersebut lama tak dibersihkan, kolam itu keruh sekali. saya ambil posisi meluncur dengan gogle di mata. lompatan saya dalam sekali hingga tangan bisa menyentuh lantai kolam. saat itu gogle yang saya pakai bergeser. masih di sekitar lantai kolam, saya berusaha melepaskan gogle. saat itulah, gigi saya terantuk lantai. sedemikian kerasnya, hingga saya menemukan satu gigi bagian depan patah. patah hingga setengah!

panik. saya segera beranjak dan menelpon teman yang sedang berada di kamar. saya ingat, waktu itu tak lama kematian lady diana. semua orang terharu biru di depan tv. bali ramai tapi sunyi. semua orang termenung di depan tv. teman saya ikut panik karena saya memanggil dia tanpa saya rinci kejadian apa yang sesungguhnya yang saya alami.

saya mau, saat itu juga harus menemukan dokter gigi. harus ada yang dilakukan. tak terbayangkan apa jadinya hidup tanpa gigi depan! pasti memalukan. besoknya adalah jadual pulang. saya berujar tak ingin pulang ke jakarta sebelum gigi saya diperbaiki.

kala itu minggu sore. sulit mencari dokter gigi di daerah kuta. atas saran seseorang, kami akhirnya ke denpasar. beruntung menemukan klinik gigi yang buka. saya minta dokter yang bertugas melakukan sesuatu terhadap gigi saya seperti semua orang bali melakukannya, mengikir gigi sama rata. untung waktu itu si dokter tidak mengabulkan usul saya. sebetulnya ada cara lain yang lebih baik, yaitu dengan menambal gigi yang patah dengan semacam lapisan yang warnanya sama dengan gigi aseli. done! a great job! thank to the doctor. bertahun-tahun kemudian tak ada orang yang curiga dengan penampilan gigi saya yang sebetulnya tambalan.

anyway, thank to pj. hi, dude. where are you know?

my bro and his fam live in ujung genteng, southern of west java. it took hours from bogor. kami berangkat pagi sekali setelah sahur. tak makan waktu lama di sukabumi karena baik saya maupun anggota keluarga yang lain, harus segera pulang ke kesibukan masing-masing. saya tak sempat bertanya ke abang saya bagaimana perasaan dia kehilangan dua gigi sekaligus. mudah-mudahan dia lebih tabah dari pada saya dulu. thank to mas yo and haryono yang bersedia mengantar ke sana.

kembali ke kantor yang padahal sudah masuk hari libur for preparing and finishing some bidding proposals. melelahkan. pulang larut tiap hari. but i took it easy. i love the job anyway.

untung seorang teman punya rencana bagi-bagi zakat di sekitar bogor sore itu, dia menjemput saya di kantor. kalau tidak, saya masih akan di kantor hingga hari lebaran tiba! pekerjaan belum selesai benar. i let my friends finished for the rest. thank to henny and bharata.

saya menemani teman menyisir daerah pedalaman bogor mencari mushola-mushola kecil in order to she could drop his derma. indah sekali hari itu. takbir sudah membahana dari mana-mana. kenangan-kenangan masa kecil melintas sebentar-sebentar. thank to endy and yudhi.

lebaran.
maaf lahir bathin.

the day after, saya sudah dalam perjalanan menuju solo. ada pendakian gunung merapi yang saya dan sejumlah teman rencanakan. pengalaman kedua bagi saya sungguhan mendaki gunung. pengalaman yang sangat berkesan bisa melakukannya. sebuah ego telah dimenangkan. sebuah pengorbanan telah diterbitkan. thank to the team: tyty, ivan, ferry, yan, ibeth, and edo. karena team hebat ini, pendakian jadi serasa enteng dan menyenangkan. semua happy. semua helpfull. kami saling menghibur satu sama lain. energi positif ini mempengaruhi satu sama lain hingga segala yang kami hadapi begitu dimudahkan. terima kasih tuhan.

pada kesempatan pulang ke rumah, i said to my mum wanna pierce my ear. i talked too to one of my friends in the team about my plan. mengejutkan, karena dia pun ingin membuat tatto. so, we encouraged each other to do so. ternyata sebuah kemudahan kami temui karena teman dari teman yang meminjamkan kendaraan yang digunakan kami keliling yogya setelah kami turun dari merapi, memiliki studio tatto. so, beberapa saat sebelum jadual kereta, kuping saya ditindik, pinggul teman saya di-tatoo. thank to my mum to let me did. thank to tyty to accompany me.

back to the town. new appearance of me.




Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.