Siang itu sebetulnya kami bersemangat sekali untuk mendatangi tukang pijat di sebuah kampung. Begitu mobil diparkirkan, kami rebutan menuju rumah si tukang pijat. Ketika tiba di rumah si tukang pijat, nyali kami seorang demi seorang ciut setelah tahu bahwa pemijatnya adalah seorang nenek tua. Hanya Ibeth yang pasrah menerima keberuntungan, kebetulan dia yang paling pertama memasuki rumah si nenek itu.
Dari pada bengong, kami bermaksud mengitari kampung. Pelet masih setia jadi guide. Ketika melewati sebuah jembatan yang sangat bagus, kami melihat genangan air di bawah. Sungai! Meskipun sungainya kecil, tapi genangan itu membuat adrenalin kami untuk bermain air sedemikian membumbung. Kami nekad saja meskipun letaknya jauh di bawah jembatan.
Comments