seorang teman menulis email di milis, mengomel karena hujan mengganggu acaranya dan dengan lantang ia menghujat tuhan. selusin balasan dari miliser lain menyayangkan tindakan gegabah teman saya itu.
mungkin saja hujan memang sedemikian menjengkelkan, ketika sebuah rencana telah sedemikian sempurna direncanakan ternyata gagal. tak ada yang kebetulan. saya percaya apapun yang terjadi, apapun yang terbentuk, memiliki tujuan baik untuk satu dan lainnya.
di depan flat, ketika untuk mendapatkan sebuah taksi sedemikian sulit jika pagi dan hujan, sangat lega saat sebuah taksi kosong berhenti tepat di depan saya. namun, dalam hitungan detik tiba-tiba seseorang menyerobot. tak ingin merusak pagi saya dengan menggerutu, saya memilih ojek motor saja. dalam hati saya berujar, mungkin penumpang itu lebih memerlukan tumpangan dari pada saya, mungkin tujuan dia lebih jauh sehingga akan memberikan uang lebih banyak kepada si sopir. mungkin jika saya menggunakan taksi itu, hal-hal yang tak diinginkan akan menimpa saya. mungkin pula, di luar sana ada orang yang lebih memerlukan uang sehingga jika taksinya tak saya tumpangi, dia tak akan mendapatkan dari sesiapa pun. begitulah, saya mencoba membuat prasangka-prasangka baik. terima kasih kepada orang yang menyerobot itu karena saya diberi pelajaran untuk bersabar.
pengalaman lain. dua minggu lalu, saya punya agenda untuk membuat pemotretan pre-wedding seorang klien. mereka memilih lokasi di kaki gunung salak yang perjalanan dari jakarta ke sana saja sudah memakan waktu lebih dari dua jam. dan kami berangkat hampir jam makan siang.
tiba di lokasi hujan sudah turun. tunggu punya tunggu, hujan tak kunjung usai padahal langit sudah semakin gelap. saya mencoba menghibur calon pengantin, kita bisa melakukannya lain waktu dengan lokasi yang lebih dekat dan memulainya lebih awal. dalam hati saya bersyukur, terima kasih hujan. kau memberikan kesempatan kepada saya dan kamera saya untuk istirahat. terima kasih kepada mutia dan andre.
awal tahun ini pun saya punya cerita tentang hujan. di sebuah pantai di bali, pada sesi pemotretan seorang model. kami berempat belas dalam sebuah tim besar. ya, ini pekerjaan serius dan besar. kamera dan peralatannya sudah diset. make up artist dan fashion stylist sudah selesai bekerja. tim video sudah siap. sang model siap bergaya. namun tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. kami pontang-panting menyelamatkan apapun yang layak diselamatkan. semua orang tersenyum. semua orang memberikan pertanda "i'm okay. rain is okay. do not worry." terima kasih kepada bharata dan kain entertainment.
hujan juga makhluk ciptaan. seperti kehadiran saya pada sebuah komunitas, tak semua orang bisa senang dengan keberadaan saya.
mungkin saja hujan memang sedemikian menjengkelkan, ketika sebuah rencana telah sedemikian sempurna direncanakan ternyata gagal. tak ada yang kebetulan. saya percaya apapun yang terjadi, apapun yang terbentuk, memiliki tujuan baik untuk satu dan lainnya.
saya punya rencana datang ke kantor pagi sekali pada hari yang sama, tapi hujan di luar deras sekali. tak punya kendaraan lagi. saya sangat tergantung sama kendaraan umum. untuk menutupi pakaian saya, jaket saja tidak cukup. lalu saya berinisiatif menggunakan payung. payung ini baru, sama sekali belum digunakan. padahal sudah dibeli setahun lalu, kado dari seorang sahabat yang dibelinya di singapore. jika tidak hujan, saya tak akan pernah sebersyukur seperti pagi itu. tyty, terima kasih untuk payung yang sangat indah ini.
di depan flat, ketika untuk mendapatkan sebuah taksi sedemikian sulit jika pagi dan hujan, sangat lega saat sebuah taksi kosong berhenti tepat di depan saya. namun, dalam hitungan detik tiba-tiba seseorang menyerobot. tak ingin merusak pagi saya dengan menggerutu, saya memilih ojek motor saja. dalam hati saya berujar, mungkin penumpang itu lebih memerlukan tumpangan dari pada saya, mungkin tujuan dia lebih jauh sehingga akan memberikan uang lebih banyak kepada si sopir. mungkin jika saya menggunakan taksi itu, hal-hal yang tak diinginkan akan menimpa saya. mungkin pula, di luar sana ada orang yang lebih memerlukan uang sehingga jika taksinya tak saya tumpangi, dia tak akan mendapatkan dari sesiapa pun. begitulah, saya mencoba membuat prasangka-prasangka baik. terima kasih kepada orang yang menyerobot itu karena saya diberi pelajaran untuk bersabar.
pengalaman lain. dua minggu lalu, saya punya agenda untuk membuat pemotretan pre-wedding seorang klien. mereka memilih lokasi di kaki gunung salak yang perjalanan dari jakarta ke sana saja sudah memakan waktu lebih dari dua jam. dan kami berangkat hampir jam makan siang.
tiba di lokasi hujan sudah turun. tunggu punya tunggu, hujan tak kunjung usai padahal langit sudah semakin gelap. saya mencoba menghibur calon pengantin, kita bisa melakukannya lain waktu dengan lokasi yang lebih dekat dan memulainya lebih awal. dalam hati saya bersyukur, terima kasih hujan. kau memberikan kesempatan kepada saya dan kamera saya untuk istirahat. terima kasih kepada mutia dan andre.
awal tahun ini pun saya punya cerita tentang hujan. di sebuah pantai di bali, pada sesi pemotretan seorang model. kami berempat belas dalam sebuah tim besar. ya, ini pekerjaan serius dan besar. kamera dan peralatannya sudah diset. make up artist dan fashion stylist sudah selesai bekerja. tim video sudah siap. sang model siap bergaya. namun tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. kami pontang-panting menyelamatkan apapun yang layak diselamatkan. semua orang tersenyum. semua orang memberikan pertanda "i'm okay. rain is okay. do not worry." terima kasih kepada bharata dan kain entertainment.
hujan juga makhluk ciptaan. seperti kehadiran saya pada sebuah komunitas, tak semua orang bisa senang dengan keberadaan saya.
Comments
what a nice moment we had back there!
glad u like the umbrella, and finally (had chance to) use it!
-rain lovers-