Pada suatu pertemuan terakhir, saya sempat pidato kecil di depan kelas yang saya ajar. Di hadapan para mahasiswa, saya berujar: "Silakan, jika ada yang ingin menyampaikan kritik dan saran, supaya saya bisa melayani Anda lebih baik lagi di masa yang akan datang..."
Sejenak saya tertegun. Mengapa tiba-tiba saya menggunakan kata 'melayani'? Apakah Itu kata spontan saja atau memang muncul dari lubuk hati terdalam? Apa maksudnya pula?
Berhari-hari setelah kejadian itu, saya mencoba menyelami arti kata melayani itu. Apakah dalam peristiwa sehari-hari yang saja jalani sudah melakukan pelayanan? Kepada siapa? Untuk apa? Pertanyaan-pertanyaan yang kemudian menuntun saya untuk terus sadar dan menyadari. Lalu satu per satu kejadian muncul ke permukaan:
Seorang mahasiswi saya mengirimkan SMS. "Pak, tolong telpon saya. Pulsa saya habis. Ada yang mau saya tanyakan. Penting." Sungguh geli. Namun saya tak perlu banyak mempertimbangkan, saya telpon dia. Ternyata, itu bukan sekali-kalinya, tapi berkali-kali. Dan itu bukan satu mahaswa saja, tapi beberapa.
Kadang, tiba-tiba saya menerima telpon dari teman-teman yang dalam kurun lama tidak berhubungan. Topik yang dibicarakan bisa sesuatu yang penting, bisa juga hal ringan seperti sekedar untuk menanyakan kabar. Saya ingat, biasanya saya akan bertanya, "Gue bisa bantu, apa?"
Suatu ketika, seorang klien memboyong pekerjaan yang deadline-nya sungguh membuat bulu kuduk berdiri. Padahal jenis pekerjaannya sangat berat. Belum lagi materi belum lengkap dan konsepnya sendiri belum mendapat persetujuan dari atasannya. Jam kerja yang dibutuhkan bukan lagi 9 to 5, tapi 24 jam x sejumlah hari hingga ding dong menit terakhir yang digunakan untuk mereka presentasi! Syukurlah, semuanya lancar dan klien puas. Sepertinya, hampir semua klien punya kejutan dengan deadline, bukan?
Melayani:
Kata sederhana yang mengandung filosofi dalam saya rasa. Melayani teman, melayani atasan, melayani bawahan, melayani klien, melayani keluarga, melayani pasangan, melayani siapa pun, apa pun. Ketika saya mulai melakukannya, yang saya rasakan adalah mengekang ego, mengulurkan tangan, menyederhanakan hati.
Comments