Mengunjungi Bapak di negeri cahaya. Tak berkesudahan ibadahnya karena perjalanan ke derajat keabadian masih ribuan cahaya antaranya. Di sisa ingatannya akan kenangan dunia, Bapak masih mengenali saya, anak lelakinya yang bengal. Bapak yang tak pandai berbasa-basi. Bapak yang tak bisa lelembut basa.
Bapak bercerita tentang saat-saat meninggalkan jasad menuju cahaya yang kuat menarik dan membimbingnya ke alam keabadian. Energi kuat yang menjadikannya lelana, yatim, dan piatu dalam kesendirin dan tak kesendirian. Ketidaktahuannya bagaimana untuk menjelang masa fana yang telah ditinggalkan karena semua detik yang dimiliki hanya untuk memuja dan hanya memuja Maharuh pemilik para ruh semesta.
Bapak bercerita saat dikumpulkan dengan sebangsa makhluk. Saat mana amal perbuatan mendapat imbalan yang semestinya. Saat doa-doa di bumi terputus karena pahala hanya dimiliki oleh mereka yang berbuat.
Beribadahlah terus, Bapak. Hingga Allah di hadapan.
Comments