Suatu pagi. Saya baru saja menyelesaikan tangga terakhir dari sebuah jembatan penyebrangan ketika dengan tiba-tiba seorang ibu yang berdiri tepat di tengah trotoar membalikkan badan dan menadahkan tangannya. Katanya, "Minta seribu tiga ratus. Buat ongkos pulang..."
Langkah saya terlalu cepat dan lebar untuk sekonyong-konyong berhenti. Ritme ketergesaan saya juga seirama dengan suasana semua orang di sekitar saya yang ingin buru-buru tiba di tempat kerja. Sejenak ingin saya membalikkan badan dan merogoh kantong. Seribu tiga ratus rupiah tak akan membuat saya jatuh miskin.
Keraguan bahwa ibu tadi bukanlah semata-mata kekurangan ongkos pulang, mengurungkan niat saya. Saya pernah mendengar banyak cerita, pengemis yang memiliki modus operandi seperti itu, bahkan saya pun pernah mengalaminya. Sepertinya, pada saat itu saya memilih untuk tidak mau dipecundangi.
Namun pada saat bersamaan, di bilik hati saya yang lain, perasaan mengapa saya tidak berhenti saja dan memberikan sejumlah uang, terus menggedor. Bahkan berhari-hari kemudian. Bagaimana jika ibu itu benar-benar dalam kesulitan? Bagaimana jika dia benar-benar kehabisan uang untuk pulang ke rumahnya? Saya lalu membayangkan ibu saya. Bagaimana jika hal demikian menimpa beliau? Ketika di setiap saat, di sepanjang siang dan malam, saya selalu berusaha mengamati apa yang sedang terjadi. Mengamati kemana sesungguhnya alam semesta menghendaki.
Saya berpikir bahwa apa yang tidak saya lakukan terhadap ibu itu adalah bentuk dari sebuah penolakan. Saya tidak mengalir seperti seharusnya saya mengalir. Kepala saya dirasuki prasangka tentang ini itu. Siapa yang bisa tahu, dengan sejenak saya menghentikan langkah untuk memberi sedikit perhatian terhadap dia, saya akan terhindar dari sebuah mara bahaya (walaupun sesungguhnya tidak terjadi apa-apa) atau setidaknya saya tidak terlalu berjalan cepat hingga akan membahayakan saya atau orang lain yang mungkin tertabrak. Setidaknya juga uang saya akan memberi banyak manfaat bagi ibu itu tanpa harus memikirkan untuk apa sesungguhnya uang itu akan digunakan.
Comments