Kenakan Otak Kalian Jadikan Mahkota di Kepala Karena Kita Tinggal Di Republik Monyet Otak Adalah Martabat Otak Adalah Status Sosial Otak adalah Fashion Banyak Monyet di Negeri Monyet Tak Mengenakan Otak Ada Monyet Menjadi Presiden Tanpa Otak: Negeri Porak Poranda Rakyat Kocar Kacir Tak Berkepemimpinan Ada Monyet Menjadi Politisi Tanpa Otak: Menggertak Tak Berhaluan Ada Monyet Menjadi Penegak Keadilan: Dikira Dirinya Tuhan, yang Benar Menjadi Tak Benar yang Salah Menjadi Tak Salah Ada Monyet Menjadi Pengusaha Tanpa Otak: Hutan Disulapnya Menjadi Belukar Ada Monyet Menjadi Birokrat Tanpa Otak: Tak Bisa Melayani Rakyat Karena Sibuk Mencari Kesempatan Menimbun Kekayaan Ada Monyet Duduk Di Dewan Perwakilan Rakyat Berjas Namun Tanpa Otak: Aji Mumpung Menjadi Landasan, Rakyat Sengsara Tak Diperdulikan Ada Monyet Menjadi Ulama Tanpa Otak: Berdakwah ke Penjuru Tanah Air Anak Isteri Di Rumah Serong Sini Serong Sana Ada Monyet Menjadi Pengajar Tanpa Otak Malah Kurang Ajar Ada Monyet Menjadi Rakyat Tak Berotak: Diadu Domba Di Butakan Ditulikan Tak Sadar Sadar Kenakan Otak Kalian Biar Tak Menjadi Siapa Siapa Setidaknya Kita Adalah Monyet yang Berotak Karena Kita Monyet Berotak Kita Akan Bermartabat
Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.
Comments