Seorang sahabat bercerita. Ia mengirimkan SMS yang bunyinya, "Sore-sore begini, enaknya minum kopi, nih. Selamat minum kopi, ya..." SMS tersebut dikirimkan pada rekannya yang tepat pada saat dia menerima pesan pendek itu, dia sedang menghirup secangkir kopi.
Pagi buta, saya hendak bepergian dengan tangan penuh membawa barang. Hujan baru saja turun. Ketika di kepala saya terlintas bahwa saya butuh sekali taksi, tiba-tiba taksi kosong melintas di depan mata. Untuk mendapatkan tumpangan taksi, biasanya saya perlu bersaing dengan banyak calon penumpang lain atau bahkan berjalan jauh keluar kompleks perumahan.
Suatu pagi saya terbangun dengan leher dan punggung bagian kanan sulit digerakkan. Sakit bukan kepalang. Mungkin karena terlalu nyenyak sehingga saya tidur dengan satu posisi tertentu dan sangat lama.
Padahal saya ingin ke gym setelah pulang kantor. Padahal ada rencana membantu teman-temanmempersiapkan pameran foto malamnya. Berharap dengan sedikit bergerak dan berkeringat akan memulihkan kesehatan, saya tetap pergi ke gym.
Namun malam itu gym ramai sekali. Hampir tak ada alat olah raga yang kosong. Biasanya saya memang menghindari waktu kunjung terlalu awal. Namun karena sudah tiba di lokasi saya tetap harus melakukan sesuatu. Ada kelas body combat yang akan mulai beberapa saat lagi. Sambil menunggu, saya melakukan meditasi sendiri di pojok ruangan. Beberapa belas menit kemudian ketika saya sudahi meditasi, antrian sudah sangat panjang dan tak ada lagi kartu pass yang tersedia karena peserta memang dibatasi. Well, saya baru saja kehilangan kelas body combat.
Alat treadmill penuh. Alat jenis apapun penuh. Namun, di baris depan ada satu alat bernama reclined bike yang kosong. Saya tinggal duduk dan menggoes pedal. Tetap berkeringat tanpa perlu menggerakkan badan terlalu banyak. Dan bisa sambil baca buku pula.
Yang patut saya syukuri, saya telah diselamatkan dari cedera yang lebih parah. Saya telah dipilihkan jenis alat olah raga yang aman.
Beberapa hari kemudiani, saya masih kerap pulang sangat larut karena berbagai urusan. Namun suatu malam saya ingin pulang cepat, pijat, tidur! Saya lupakan rencana ke gym. Saya juga tak ingin berjanji membuat pertemuan. Ketika keinginan itu ada, lalu lintas arah pulang lancar padahal biasanya sangat padat. Tahu-tahu, tukang pijat keliling muncul di depan rumah. Malam itu saya tidur cukup dan bangun lebih bugar.
Saya punya jadual meeting malam keesokan harinya. Maka saya luangkan ke gym sebelum berangkat ke kantor. Saya bertemu seorang kawan yang lama tak berjumpa yang kabar mengenai ayah dan kakak prianya saya tunggu. Terakhir saya dengar mereka sedang sakit parah. Selama ini saya sulit menghubungi dia. Lalu dia bercerita tentang ayahnya yang masih sakit dan kakaknya yang telah berpulang. Dia mengaku kehilangan nomor saya karena berganti handset. Sehari lalu dia berujar sangat ingin bertemu saya.
Comments