Seorang sahabat baru saja menjual mobilnya. Bukan untuk berganti kendaraan baru. Kesulitan keuangan membuatnya harus bertindak begitu. Walaupun dia ikhlas dan yakin dengan apa yang dia lakukan, saya melihat segaris kesedihan dari wajahnya. Sekonyong-konyong, seorang tamu datang. Tampak sendu. Lalu dia bercerita bahwa dirinya baru saja mendapat pesangon karena perusahaan tempatnya bekerja melakukan pengurangan karyawan besar-besaran. Sahabat saya tertegun. Begitulah semesta menunjukkan bahwa kita tidak sendiri. Tak selamanya kita diberi segala kemasyuran.
Sahabat saya yang lain berhari-hari jumpalitan menahan rindu karena diputuskan kekasihnya. Walaupun air mata sudah banyak ditumpahkan, tokh sang kekasih tak pernah kembali juga.
Kehilangan-kehilangan yang membuat saya makin menyadari tak ada sesuatu pun yang kekal. Semua hanya titipan: harta, tahta, cinta.
Comments