Di tengah sepasang mantan kekasih yang sedang berseteru. Semua merasa paling benar. Semua merasa teraniaya. Padahal saya tak ingin memihak. Padahal saya tak ingin berucap apa pun. Kalo boleh, saya ingin mendengarkan saja. Biar masalah mereka pecahkan berdua. Karena saya tidak tahu siapa yang paling benar dan saya tak perduli. Karena saya tidak tahu siapa yang paling teraniaya dan saya tak perduli.
Saya ingin mereka kembali berbaikan dalam bentuk hubungan apa pun. Bahwa mereka pernah bersama dalam suka dan duka. Saling berbagi. Tak penting siapa yang paling mencintai. tak penting siapa yang paling perduli. Tak penting siapa yang paling berinvestasi. Tak penting juga sudah berapa lama mereka pernah menjalin.
Saya dan mantan kekasih pernah berselisih. Kami memiliki sahabat bersama. Saya curhat ke dia dan mantan kekasih saya pun curhat ke dia. Dia menceritakan kembali apapun yang mantan kekasih saya ceritakan ke saya dan sebaliknya. Bukannya menjadi baik, masalah jadi tambah runyam. Saya tak ingin hal ini terulang.
Di lain waktu ketika saya berselisih dengan seorang mantan kekasih lainnya, saya bercerita ke seorang teman dekat yang ternyata memanfaatkan masalah kami. Saya salah memilih orang untuk bercerita. Berharap kegelisahan hati bisa kendur ternyata malah membuat masalah baru. Saya tak ingin hal ini terulang.
Seorang sahabat bercerita tentang kekurangan-kekurangan pasangannya. Saya simpan ceritanya. Di waktu berbeda, dia bercerita juga ke sahabat lainnya. Dari sahabat ini cerita itu menyebar. Saya dituduhnya yang telah menyiarkan. Sedih sekali. Saya tak ingin hal ini terulang.
Manusiawi sekali jika kita tidak puas dengan pasangan, kita mencari orang lain yang kita harapkan dapat mengurangi beban pikiran. Kita keluarkan semua uneg-uneg. Sementara mungkin benar adanya. Kita telanjangi pasangan kita seolah dia adalah makhluk ternista yang pernah hidup. Semua terlihat benar ketika dalam kemarahan ketika melakukannya. Kita seperti punya alasan untuk menyakiti pasangan kita. Kita sakit, dia juga harus sakit. Kita sengsara, dia pun harus sengsara.
Pernahkah kita sadari bahwa di kelak kemudian hari dia akan kembali menjadi pasangan kita? Padahal segala boroknya sudah kita sebar ke semua telinga.
Kembali pada sepasang kekasih yang sedang berseteru, jelas saya sedih mendengar mereka berpisah. Lalu mereka saling menyerang. Lalu mereka saling menyakiti. Semoga kearifan dapat menyelesaikan. Apapun dan bagaimanapun, mereka adalah sahabat-sahabat terbaik saya. Semoga semua menjadi kembali baik.
Comments