Setiap kali saya berkomentar atau bertanya tentang sesuatu hal, seorang sahabat saya selalu mengingatkan: "Segala sesuatu itu terlihat seperti prasangkamu."
Sering kita membiarkan diri kita dikuasai oleh prasangka. Padahal kenyataannya jauh dari apa yang kita duga. Banyak hubungan antar manusia jadi buruk karena prasangka..
Ada yang berprasangka karena keadaan membuatnya begitu, namun ada juga orang yang memang senang berimajinasi, membuat prasangka-prasangka.
Saya memiliki sebuah kencan. Setelah berputar-putar, akhirnya kami berhenti pada sebuah lokasi. Bukan tempat romantis. Tidak juga bersih dan justeru terkesan kurang aman dan mengerikan. Kencan saya mungkin bertanya-tanya mengapa saya mengajaknya ke tempat seperti itu. Saya katakan, "Tempat ini akan indah sesuai dengan prasangkamu. Pun akan mengerikan sesuai dengan prasangkamu."
Seorang sahabat menelpon saya dengan gusar. Pada sebuah mailing list yang kami bersama, seorang anggota mengirimkan email yang agak menyudutkan sahabat saya itu. Sahabat saya menduga ada pihak lain yang ikut berperan di belakang munculnya email tersebut. Saya katakan, "Take it easy. Belum tentu hal yang disangka itu sesuai dengan kenyataan."
Sahabat lain, berantem hebat dengan pasangannya gara-gara sang pasangan menerima telepon berkali-kali ketika malam larut. Atau ketika tiba-tiba dipanggil pejabat dari kantor pusat. Dia menduga ini, menduga itu, hal-hal yang buruk. Gelisahnya bukan main. Dia sama sekali tak tahu apa-apa mengenai alasan pemanggilan itu. Saya bilang, "Tenang. Hingga waktunya tiba, lu akan tahu apa yang terjadi." Rupanya dia mendapat promosi.
Beberapa waktu lalu, saya menjalin sebuah hubungan bisnis dengan seseorang yang sekaligus adalah sahabat. Pernah saya memergoki dia meng-download sesuatu dari komputer kantor. Saya curiga dia mencuri data-data perusahaan, Saya pernah melihat dia membaca-baca dokumen yang ada di atas meja. Saya menyangka dia sedang memata-matai. Dan kegiatan-kegiatan lain yang dia lakukan yang membuat saya senewen. sesuatu dari komputer kantor. Saya curiga dia mencuri data-data perusahaan, Saya pernah melihat dia membaca-baca dokumen yang ada di atas meja. Saya menyangka dia sedang memata-matai. Dan kegiatan-kegiatan lain yang dia lakukan yang membuat saya senewen.
Saya seperti tak pernah leluasa jika ada dia. Saya menginstruksikan agar semua orang waspada jika dia berkunjung. Hal lain yang membuat hati saya tak tenang, dia sering kali datang ke kantor ketika semua orang sudah pulang. Dia melakukan itu karena merasa sudah dekat dengan saya.
Saya tersiksa dan terus berburuk sangka. Sampai akhirnya, saya perlu berbuat sesuatu. Namun adalah tak mungkin untuk meminta agar dia tak datang-datang lagi apalagi mengusirnya. Saya tak ingin merusak persahabatan saya. Sesuatu harus dilakukan dari dalam diri saya.
Lalu saya membuka hati baik saya dan menutup hati yang jahatnya. Saya ikhlaskan. Saya biarkan apapun yang orang itu lakukan hingga tak membuat hati saya bimbang. Saya tak ingin pikiran saya dikuasai oleh prasangka negatif. Biarlah dia melakukan apapun yang dia mau.
Syukurlah, semua jadi begitu mudah dan ringan. Saya tak lagi merasa akan dicurangi. Biarlah.
Comments