Skip to main content

Mimpi Presiden Franklin

Beberapa malam lalu saya bermimpi bertemu Presiden Franklin. Tak terlalu yakin apa ada presiden bernama itu. Sampai akhirnya saya perlu konsulasi ke internet:



Franklin Delano Roosevelt (January 30, 1882 – April 12, 1945) served as the 32nd President of the United States and was elected to four terms in office. He served from 1933-1945, and is the only President to serve more than two terms. A central figure of the 20th century, scholarly surveys rank him among the three greatest U.S. Presidents.

During the Great Depression of the 1930s, Roosevelt created the New Deal to provide relief for the unemployed, recovery of the economy, and reform of the economic system. His most famous legacies include the Social Security system and the regulation of Wall Street. His aggressive use of an active federal government reenergized the Democratic party. Roosevelt built the New Deal coalition that dominated politics into the 1960s. He and his wife Eleanor Roosevelt remain touchstones for American liberalism. The conservatives fought back, but Roosevelt consistently prevailed until he tried to pack the Supreme Court in 1937, and the Conservative coalition formed to stop New Deal expansion.

After 1938, Roosevelt championed rearmament and led the nation away from isolationism as the world headed into World War II. He provided extensive support to Winston Churchill and the British war effort before the attack on Pearl Harbor pulled the U.S. into the fighting. During the war, Roosevelt and the United States provided decisive leadership against Nazi Germany and made the United States the principal arms supplier and financier of the Allies who defeated Germany, Italy and Japan. Roosevelt led the United States as it became the Arsenal of Democracy, putting 16 million American men and women into uniform.



On the homefront his term saw the end of unemployment, restoration of prosperity, significant new taxes and controls, 120,000 Japanese and Japanese Americans sent to relocation camps, and new opportunities opened for African Americans and women. As the Allies neared victory, Roosevelt played a critical role in shaping the post-war world, particularly through the Yalta Conference and the creation of the United Nations. Roosevelt died on the eve of victory in World War II and was succeeded by Vice President Harry S. Truman.



Roosevelt's administration redefined liberalism for subsequent generations and realigned the Democratic Party based his the New Deal coalition on labor, ethnic and racial minorities, the South, big city machines, and the poor.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.