Pembongkaran lapangan sepak bola Menteng yang sehari-harinya biasa digunakan sebagai markas Persija, secara kontroversial telah dibongkar. Rencananya akan dijadikan taman terbuka dan sebagian lain akan dijadikan gedung parkir.
Para pecinta sejarah dan situs tua berpendapat mestinya gedung yang di bangun pada zaman Belanda berkuasa di Indonesia itu jangan sampai dirubuhkan karena bagian dari cagar budaya. Namun, sesungguhnya jika melihat daftar gedung-gdung mana saja yang masuk cagar budaya, ternyata lapangan Persija tidak termasuk.
Saat Pesta Kebun di Taman Panarukan, Sutiyoso menyempatkan diri untuk berpidato. Kurang lebih:
"Hai, warga Menteng. Relakan saja gedung itu dibongkar untuk dijadikan taman. Taman hijau seperti dimana kita sekarang berdiri. Jika gedung itu tetap dipertahankan, hanya akan ditempati oleh para oknum. Mereka tinggal dan berbisnis di sana tanpa memberikan kontribusi pada Pemerintah Daerah.
Bayangkan juga, jika lapangan bola itu dijadikan tempat bertanding Persija dan Persibaya! Rumah sampeyan akan hancur di serang mereka!
Pembongkaran gedung Persija ini pun akan mengakhiri spekulasi para pengusaha yang tak henti-hentinya merayu Bang Yos. Mereka ingin membangun mall, hotel, dan aktivitas bisnis lainnya!"
Sebagai praktisi komunikasi, saya salut dengan strategi memanfaatkan moment pertemuan warga menteng di acara pesta kebun perayaan kemerdekaan itu.