Skip to main content

Hip Hip Hoax! Hip Hip Horray! Hip Hip Monday Again!

It's Monday. Back to work! Back to work?

O, please... Actually I never stop working even on week end. Indeed. Even, last week end I fortunately got holiday to an island about Thousand Islands, Nortern Jakarta. But I had to go home early because a work schedule that came in sudden.
Resiko bekerja di production house. How sad. Bahkan untuk waktu liburan pun sulit direncanakan.

Sesuatu yang menghibur. Seorang sahabat mengirimkan email berikut. Some people said it's hoax. I do not care. I just notice that this action it's very brilliant for marketing. And I forward this to others. Just celebrating that great idea. Sure, who knows I'll get the gift as mention.

Well?


Teman-teman yang terhormat,

Bersama ini disampaikan bahwa perusahaan kami bahwa Handspring, Inc.
yang Berkantor pusat di California US membuka kantor pemasaran di
Jakarta untuk regional Asia Tenggara. Produk yang kami pasarkan adalah
PDA+GSM dan Pocket PC. Details produk kami dapat anda lihat di
http://www.handspring.com

Untuk peluncuran perdana produk kami di Indonesia, maka akan memberikan
secara gratis produk terbaru PDA+GSM Handspring Type Treo 180 dan Treo
270 dan Treo 600.

Dengan memberikan PDA+GSM ini, kami akan mendapatkan umpan balik yang
berharga dari para pelanggan dan mendapatkan efek mulut ke mulut yang
besar. Yang harus Anda lakukan adalah memfoward pesan ini pada 15 orang
teman. Setelah 2 minggu waktu pengiriman, anda akan menerima sebuah
PDA+GSM Handspring Type Treo 180. Jika Anda memfoward pada 25 orang,
Anda akan menerima PDA+GSM Handspring Type Treo 270. Dan Jika Anda
memfoward pada 40 orang, Anda akan menerima PDA+GSM Handspring Type
Treo 600.

Hanya perlu di ingat untuk mengirimkan sebuah copy pada:
ellena.margaretha@gmail.com

Hanya dengan cara ini kami tahu Anda telah memforward pesan ini.

Semoga berhasil
Ellena Margaretha
Executive Promotion
Jakarta Office
Handspring Co. Ltd.
Email:
Private : ellena.margaretha@gmail.com
Business: ellen@handspring.com

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.