Skip to main content

The Killing Email: The sEXy EX




Enmo bukan nama seseorang. Tapi kependekan dari Entertaint Moderat dengan alamat email entertaintmoderat@gmail.com. Saya tak kenal dia walaupun ybs mengirimkan email tsb secara japri.


Siapa Enmo? Apakah mewakili pribadi atau sebuah institusi? Apa kepentingannya menyebarkan email berikut ini? Jika alasan menghindari EX karena plaza tersebut menampilkan tarian seksi, saya rasa tak masuk akal. Orang justeru banyak yang suka. Jika dengan menampilkan tarian erotis lalu dikatakan plaza itu tidak bersahabat, saya rasa juga terlalu mengada-ada. Justeru karena nilai persahabatan itulah bentuk hiburan seperti itu ada. Well, mungkin saya tak sependapat dengan Anda.

Dear Friends,
Untuk sementara, kalo perlu selamanya.. hindari deh Plaza Indonesia dan EX. Terkait berita di bawah ini, udah jelas... pengelola sengaja mencipta suasana yang tidak bersahabat....

SAlam,
enmo

Senin, 25 September 2006
Pertunjukan Semibugil Dibubarkan Pengelola EX Diberi Surat Teguran

Jakarta, Kompas - Sanksi tegas berupa teguran tertulis dilayangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada pengelola EX, sebuah perbelanjaan di gedung Plaza Indonesia, sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. EX dianggap menggelar pertunjukan bernuansa semibugil, Sabtu (23/9) malam. 

Di tempat itu petugas keamanan Dinas Ketentraman Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat (Tramtib dan Linmas) DKI langsung membubarkan acara Top and Win yang disponsori sebuah bank. Padahal, acara itu baru berlangsung sekitar 15 menit sampai 30 menit, mulai pukul 21.30.

"Mereka (pengelola EX) menyelenggarakan acara hiburan pada malam menjelang bulan Ramadhan. Makanya, kami langsung membubarkan acara yang menampilkan tari-tarian dengan pakaian yang sangat minim itu. Ya, bisa dikatakan semibugil yang menonjolkan erotisme," kata Kepala Dinas Tramtib dan Linmas DKI, Harianto Badjoeri, Minggu (24/9). Harianto saat itu menyaksikan sendiri tarian itu. Saat itu ia bersama petugas lainnya mengecek pertunjukan tarian dengan pakaian semibugil di lobi EX. 

"Bukan hanya di lobi saja, di beberapa lokasi di sekitar lobi juga beberapa orang menggenakan pakaian yang sama dengan melakukan gerakan bernuansa erotis," tuturnya. \nPetugas akhirnya membubarkan pertunjukan yang penuh sesak penonton, yang sebagian besar kaum remaja tersebut. Para pengunjung pun berhamburan dan bahkan ada yang lari ketakutan. \nPihak manajemen, baik pengelola gedung Plaza Indonesia maupun pengelola EX, belum bisa dihubungi.

Sementara itu berapa karyawan bagian informasi Plaza Indonesia dan EX mengatakan, pihak manajemen hanya bisa ditemui dan dihubungi pada jam kerja, mulai Seni sampai dengan Jumat. \n"Kalau mau konfirmasi, datang saja besok. Kalau Sabtu dan Minggu begini libur," kata karyawan yang tidak mau disebutkan namanya. 

Menghormati Ramadhan \nHarianto mengatakan, untuk menghormati bulan Ramadhan, penyelenggaraan industri pariwisata dilarang menggelar pertunjukan yang bersifat pornografi, pornoaksi, dan erotisme. \nHal itu seperti tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan dan Surat Keputusan No 98/2004 tentang Waktu Penyelenggaraan Industri Pariwisata (sebagai petunjuk pelaksana teknis Perda No 10/2004). \nPada Pasal 4 dari SK tersebut, antara lain, disebutkan bahwa penyelenggaraan industri pariwisata, termasuk pertunjukan hiburan, harus tutup satu hari sebelum bulan Ramadhan. (PIN) \n\n\n\n",0]

"Bukan hanya di lobi saja, di beberapa lokasi di sekitar lobi juga beberapa orang menggenakan pakaian yang sama dengan melakukan gerakan bernuansa erotis," tuturnya. Petugas akhirnya membubarkan pertunjukan yang penuh sesak penonton, yang sebagian besar kaum remaja tersebut. Para pengunjung pun berhamburan dan bahkan ada yang lariketakutan.

Pihak manajemen, baik pengelola gedung Plaza Indonesia maupun pengelola EX, belum bisa dihubungi. Sementara itu berapa karyawan bagian informasi Plaza Indonesia dan EX mengatakan, pihak manajemen hanya bisa ditemui dan dihubungi pada jam kerja, mulai Seni sampai dengan Jumat.

"Kalau mau konfirmasi, datang saja besok. Kalau Sabtu dan Minggu begini libur," kata karyawan yang tidak mau disebutkan namanya. Menghormati Ramadhan Harianto mengatakan, untuk menghormati bulan Ramadhan, penyelenggaraan industri pariwisata dilarang menggelar pertunjukan yang bersifat pornografi, pornoaksi, dan erotisme. Hal itu seperti tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda)Nomor 10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan dan Surat Keputusan No 98/2004 tentang Waktu Penyelenggaraan Industri Pariwisata (sebagai petunjuk pelaksana teknis Perda No 10/2004). Pada Pasal 4 dari SK tersebut, antara lain, disebutkan bahwa penyelenggaraan industri pariwisata, termasuk pertunjukan hiburan, harus tutup satu hari sebelum bulan Ramadhan. (PIN)

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.