
Enmo bukan nama seseorang. Tapi kependekan dari Entertaint Moderat dengan alamat email entertaintmoderat@gmail.com . Saya tak kenal dia walaupun ybs mengirimkan email tsb secara japri.
Siapa Enmo? Apakah mewakili pribadi atau sebuah institusi? Apa kepentingannya menyebarkan email berikut ini? Jika alasan menghindari EX karena plaza tersebut menampilkan tarian seksi, saya rasa tak masuk akal. Orang justeru banyak yang suka. Jika dengan menampilkan tarian erotis lalu dikatakan plaza itu tidak bersahabat, saya rasa juga terlalu mengada-ada. Justeru karena nilai persahabatan itulah bentuk hiburan seperti itu ada. Well, mungkin saya tak sependapat dengan Anda.
Dear Friends,
Untuk sementara, kalo perlu selamanya.. hindari deh Plaza Indonesia dan EX. Terkait berita di bawah ini, udah jelas... pengelola sengaja mencipta suasana yang tidak bersahabat....
SAlam,
enmo
Pertunjukan Semibugil Dibubarkan Pengelola EX Diberi Surat Teguran
Jakarta, Kompas - Sanksi tegas berupa teguran tertulis dilayangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada pengelola EX, sebuah perbelanjaan di gedung Plaza Indonesia, sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. EX dianggap menggelar pertunjukan bernuansa semibugil, Sabtu (23/9) malam.
Di tempat itu petugas keamanan Dinas Ketentraman Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat (Tramtib dan Linmas) DKI langsung membubarkan acara Top and Win yang disponsori sebuah bank. Padahal, acara itu baru berlangsung sekitar 15 menit sampai 30 menit, mulai pukul 21.30.
"Mereka (pengelola EX) menyelenggarakan acara hiburan pada malam menjelang bulan Ramadhan. Makanya, kami langsung membubarkan acara yang menampilkan tari-tarian dengan pakaian yang sangat minim itu. Ya, bisa dikatakan semibugil yang menonjolkan erotisme," kata Kepala Dinas Tramtib dan Linmas DKI, Harianto Badjoeri, Minggu (24/9). Harianto saat itu menyaksikan sendiri tarian itu. Saat itu ia bersama petugas lainnya mengecek pertunjukan tarian dengan pakaian semibugil di lobi EX.
"Bukan hanya di lobi saja, di beberapa lokasi di sekitar lobi juga beberapa orang menggenakan pakaian yang sama dengan melakukan gerakan bernuansa erotis," tuturnya. \nPetugas akhirnya membubarkan pertunjukan yang penuh sesak penonton, yang sebagian besar kaum remaja tersebut. Para pengunjung pun berhamburan dan bahkan ada yang lari ketakutan. \nPihak manajemen, baik pengelola gedung Plaza Indonesia maupun pengelola EX, belum bisa dihubungi.
Sementara itu berapa karyawan bagian informasi Plaza Indonesia dan EX mengatakan, pihak manajemen hanya bisa ditemui dan dihubungi pada jam kerja, mulai Seni sampai dengan Jumat. \n"Kalau mau konfirmasi, datang saja besok. Kalau Sabtu dan Minggu begini libur," kata karyawan yang tidak mau disebutkan namanya.
Menghormati Ramadhan \nHarianto mengatakan, untuk menghormati bulan Ramadhan, penyelenggaraan industri pariwisata dilarang menggelar pertunjukan yang bersifat pornografi, pornoaksi, dan erotisme. \nHal itu seperti tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan dan Surat Keputusan No 98/2004 tentang Waktu Penyelenggaraan Industri Pariwisata (sebagai petunjuk pelaksana teknis Perda No 10/2004). \nPada Pasal 4 dari SK tersebut, antara lain, disebutkan bahwa penyelenggaraan industri pariwisata, termasuk pertunjukan hiburan, harus tutup satu hari sebelum bulan Ramadhan. (PIN) \n\n\n\n",0]
"Bukan hanya di lobi saja, di beberapa lokasi di sekitar lobi juga beberapa orang menggenakan pakaian yang sama dengan melakukan gerakan bernuansa erotis," tuturnya. Petugas akhirnya membubarkan pertunjukan yang penuh sesak penonton, yang sebagian besar kaum remaja tersebut. Para pengunjung pun berhamburan dan bahkan ada yang lariketakutan.
Pihak manajemen, baik pengelola gedung Plaza Indonesia maupun pengelola EX, belum bisa dihubungi. Sementara itu berapa karyawan bagian informasi Plaza Indonesia dan EX mengatakan, pihak manajemen hanya bisa ditemui dan dihubungi pada jam kerja, mulai Seni sampai dengan Jumat.
"Kalau mau konfirmasi, datang saja besok. Kalau Sabtu dan Minggu begini libur," kata karyawan yang tidak mau disebutkan namanya. Menghormati Ramadhan Harianto mengatakan, untuk menghormati bulan Ramadhan, penyelenggaraan industri pariwisata dilarang menggelar pertunjukan yang bersifat pornografi, pornoaksi, dan erotisme. Hal itu seperti tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda)Nomor 10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan dan Surat Keputusan No 98/2004 tentang Waktu Penyelenggaraan Industri Pariwisata (sebagai petunjuk pelaksana teknis Perda No 10/2004). Pada Pasal 4 dari SK tersebut, antara lain, disebutkan bahwa penyelenggaraan industri pariwisata, termasuk pertunjukan hiburan, harus tutup satu hari sebelum bulan Ramadhan. (PIN)
Comments