Saya tak suka film horor. Apapun alasannya. Saya tak ingin bermain-main dengan adrenalin untuk alasan yang tidak jelas. Namun, jika kemudian saya menonton film 'Dorm 2' buatan Thailand ini sampai habis, itu karena saya memang menyukai film -film bertema anak-anak. Sebetulnya, bagaimana saya bisa memulai menonton film ini karena sejak awal saya tak curiga bahwa film ini bergenre horor. Untungnya tak terlalu banyak adegan yang mengejutkan. Saya bisa menonton film ini dengan santai.
Seorang anak yang menjelang remaja, menyaksikan ayahnya yang sedang melakukan hubungan seks dengan wanita yang bukan ibunya. Karena kekuatiran saya ayah, anak itu lalu dikirim ke sebuah sekolah berasrama.
Selain mendapatkan gerombolan teman-teman baru, anak pendiam ini pun mendapatkan 'teman' satu teman khusus yang lalu menjadi sahabatnya. Uniknya, sang sahabat ini hanya bisa dilihat oleh mata kepalanya sendiri.
Ibu asrama digambarkan orang yang sangat tertekan. Bukannya, tanpa sebab. Film yang berjalan agak lambat ini, pelan-pelan membuka tabir penyebab keanehannya yang rupanya berhubungan dengan sahabat tak terlihat tokoh utama kita yang pendiam itu.
Comments