Apa rasanya jadi seorang pemimpin dengan banyak musuh? Bush dibenci, Bush dirindu. Walaupun banyak kalangan enggan Bush mampir di Indonesia, namun kedatangan Bush ke negeri ini bagi sebagian kalangan lain dapat memberi dampak strategis. Khususnya, karena negara kita masih sangat tergantung pada Amerika, maka kedatangan Bush menjadi pertanda baik bagi pemerintah Indonesia. Bisa mendatangkan Bush ke sini, ibarat sebuat prestasi tinggi yang layak diacungi jempol.
Namun masyarakat tak melihat hingga sejauh itu. Mereka justeru menolak. Jika Pemerintah masih akan melanjutkan pertemuan dengan Bush, seolah Pemerintah tidak peka terhadap gejolak yang sedang terjadi.
Lucunya, kadang masyarakat kita tidak konsisten antara perbuatan, perkataan, dan pikiran. Mereka tahu Bush, tapi mereka kadang melupakan bahwa Bush adalah seorang Amerika. Padahal semua yang dia lakukan adalah demi kejayaan Amerika.
Atau masyarakat kita justeru sangat tahu bahwa Amerika bukanlah Bush? Maka, kita berduyun-duyun turun ke jalan untuk berdemo menentang Bush. Kita berkomplot menyebar api permusuhan di mimbar-mimbar tempat ibadah. Kita berorasi di media, menulis melalui internet, mencaci dan merendahkan Bush. Setelah lelah berdemo, kita pergi ke Mc Donald membeli 'pahe'. Setelah lelah berorasi, kita relaksasi menonton film Hollywood.
Comments